Cerita Iqbaal Ramadhan Jalani Puasa di Australia, Jadi Minoritas hingga Kesepian
Senin, 03 April 2023 - 09:27 WIB
JAKARTA - Iqbaal Ramadhan menceritakan pengalamannya menjalani puasa di Australia . Bagi artis 23 tahun itu, puasa di negara orang sangat berbeda jauh dari Indonesia.
Puasa di Australia , diakui Iqbal membuatnya tidak bisa merasakan momen mencari takjil dan bertemu banyak orang. Sehingga hal tersebut membuatnya merasa kesepian.
"Kalau di sini (Indonesia) mungkin karena semua orang puasa, kalau sore-sore keluar di jalan banyak takjil, berasa nggak sendirian" kata Iqbaal dikutip dari kanal YouTube Vindes, Senin (3/4/2023).
Di Austalia, bintang film Dilan 1980 itu tidak bisa merasakan nuansa Ramadan yang kental seperti di Indonesia. Iqbaal bahkan menyebut dirinya menjadi minoritas lantaran begitu sedikit umat Muslim di negara tersebut.
"Kalau di sana jadi minoritas, garing banget," jelas Iqbaal.
Menjadi minoritas di Australia membuat pemilik nama asli Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan ini tidak bisa menceritakan apa yang dirasakan selama puasa. Termasuk soal merasakan haus dan lapar.
"Terus nggak bisa bilang gue laper banget, itu kan nggak bisa ngomong sama siapa-siapa juga karena nggak ada yang ngerti," ujar Iqbaal.
Di sisi lain, menjalani puasa di Australia dan jauh keluarga membuat Iqbaal sadar akan satu hal. Yaitu menghargai waktu bersama keluarga.
Menurut Iqbaal, buka puasa bersama keluarga merupakan momen spesial yang sangat dia hargai dan rindukan saat berada di negara orang.
"Begitu tinggal sendiri, jauh dari keluarga, beda waktu, ternyata mahal yah punya waktu sama keluarga," tandasnya.
Puasa di Australia , diakui Iqbal membuatnya tidak bisa merasakan momen mencari takjil dan bertemu banyak orang. Sehingga hal tersebut membuatnya merasa kesepian.
"Kalau di sini (Indonesia) mungkin karena semua orang puasa, kalau sore-sore keluar di jalan banyak takjil, berasa nggak sendirian" kata Iqbaal dikutip dari kanal YouTube Vindes, Senin (3/4/2023).
Di Austalia, bintang film Dilan 1980 itu tidak bisa merasakan nuansa Ramadan yang kental seperti di Indonesia. Iqbaal bahkan menyebut dirinya menjadi minoritas lantaran begitu sedikit umat Muslim di negara tersebut.
Baca Juga
"Kalau di sana jadi minoritas, garing banget," jelas Iqbaal.
Menjadi minoritas di Australia membuat pemilik nama asli Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan ini tidak bisa menceritakan apa yang dirasakan selama puasa. Termasuk soal merasakan haus dan lapar.
"Terus nggak bisa bilang gue laper banget, itu kan nggak bisa ngomong sama siapa-siapa juga karena nggak ada yang ngerti," ujar Iqbaal.
Di sisi lain, menjalani puasa di Australia dan jauh keluarga membuat Iqbaal sadar akan satu hal. Yaitu menghargai waktu bersama keluarga.
Menurut Iqbaal, buka puasa bersama keluarga merupakan momen spesial yang sangat dia hargai dan rindukan saat berada di negara orang.
"Begitu tinggal sendiri, jauh dari keluarga, beda waktu, ternyata mahal yah punya waktu sama keluarga," tandasnya.
(dra)
tulis komentar anda