Konsumsi Protein Nabati Membantu Hidup Lebih Lama
Senin, 20 Juli 2020 - 14:07 WIB
JAKARTA - Penelitian terbaru mengabarkan bahwa mengonsumsi protein dari tumbuhan atau protein nabati bisa membantu hidup lebih lama dengan mengurangi risiko kematian dini secara keseluruhan.
Setiap 3% dari asupan energi harian seseorang yang berasal dari protein nabati mengurangi risiko kematian dini seseorang sebesar 10%.
Dilansir Web MD, ketika orang bertukar protein nabati untuk telur, yang mana risiko 24% lebih rendah pada pria dan risiko 21% lebih rendah pada wanita. Alternatif lainnya yakni daging merah menurunkan risiko 13% lebih rendah pada pria, 15% pada wanita.
Ketua peneliti Jiaqi Huang, seorang rekan pascadoktoral di US National Cancer Institute menjelaskan bahwa mengganti daging merah dari diet harian bisa bermanfaat, tetapi hanya jika Anda menukar dengan pengganti yang sehat.
"Misalnya, penggantian 3% energi dari protein telur atau protein daging merah dengan protein nabati seperti biji-bijian atau sereal menghasilkan perlindungan untuk kematian secara keseluruhan," jelas Huang.
"Di sisi lain, penggantian 3% energi dari protein telur atau protein daging merah dengan makanan lain seperti minuman yang dimaniskan dengan gula dapat atau mungkin tidak mengakibatkan penurunan angka kematian," sambungnya. (Baca juga: Mantan Manager dan Warga Tak Percaya Catherine Wilson Konsumsi Narkoba ).
Huang dan timnya menganalisis data diet dari lebih dari 237.000 pria dan 179.000 wanita antara tahun 1995 dan 2011 sebagai bagian dari studi jangka panjang pada pola makan dan kesehatan. Para peneliti menemukan, protein membentuk sekitar 15% dari diet harian manusia, dengan 40% berasal dari tanaman dan 60% dari hewan.
Selama 16 tahun masa tindak lanjut, muncul pola di mana asupan protein nabati muncul untuk mengurangi risiko kematian dini. Setiap 10 gram protein nabati yang ditukar per 1.000 kalori menghasilkan 12% risiko kematian lebih rendah untuk pria dan 14% untuk wanita.
"Data kami menyediakan bukti untuk mendukung peran yang menguntungkan bagi diet nabati dalam pencegahan kematian akibat penyakit kardiovaskular, dan bahwa modifikasi dalam pilihan sumber protein dapat memengaruhi hasil kesehatan dan umur panjang," kata peneliti senior Dr. Demetrius Albanes, seorang peneliti senior di institut kanker.
Setiap 3% dari asupan energi harian seseorang yang berasal dari protein nabati mengurangi risiko kematian dini seseorang sebesar 10%.
Dilansir Web MD, ketika orang bertukar protein nabati untuk telur, yang mana risiko 24% lebih rendah pada pria dan risiko 21% lebih rendah pada wanita. Alternatif lainnya yakni daging merah menurunkan risiko 13% lebih rendah pada pria, 15% pada wanita.
Ketua peneliti Jiaqi Huang, seorang rekan pascadoktoral di US National Cancer Institute menjelaskan bahwa mengganti daging merah dari diet harian bisa bermanfaat, tetapi hanya jika Anda menukar dengan pengganti yang sehat.
"Misalnya, penggantian 3% energi dari protein telur atau protein daging merah dengan protein nabati seperti biji-bijian atau sereal menghasilkan perlindungan untuk kematian secara keseluruhan," jelas Huang.
"Di sisi lain, penggantian 3% energi dari protein telur atau protein daging merah dengan makanan lain seperti minuman yang dimaniskan dengan gula dapat atau mungkin tidak mengakibatkan penurunan angka kematian," sambungnya. (Baca juga: Mantan Manager dan Warga Tak Percaya Catherine Wilson Konsumsi Narkoba ).
Huang dan timnya menganalisis data diet dari lebih dari 237.000 pria dan 179.000 wanita antara tahun 1995 dan 2011 sebagai bagian dari studi jangka panjang pada pola makan dan kesehatan. Para peneliti menemukan, protein membentuk sekitar 15% dari diet harian manusia, dengan 40% berasal dari tanaman dan 60% dari hewan.
Selama 16 tahun masa tindak lanjut, muncul pola di mana asupan protein nabati muncul untuk mengurangi risiko kematian dini. Setiap 10 gram protein nabati yang ditukar per 1.000 kalori menghasilkan 12% risiko kematian lebih rendah untuk pria dan 14% untuk wanita.
"Data kami menyediakan bukti untuk mendukung peran yang menguntungkan bagi diet nabati dalam pencegahan kematian akibat penyakit kardiovaskular, dan bahwa modifikasi dalam pilihan sumber protein dapat memengaruhi hasil kesehatan dan umur panjang," kata peneliti senior Dr. Demetrius Albanes, seorang peneliti senior di institut kanker.
tulis komentar anda