Kurangnya Orisinalitas pada Konten Bisa Bikin Influencer Ditinggalkan Gen Z
Selasa, 23 Mei 2023 - 17:58 WIB
Selain itu, masalah lain juga timbul dari transparansi dan efektivitas kampanye influencer. Pasalnya, tak sedikit influencer yang membeli pengikut atau menggunakan bot untuk meningkatkan keterlibatan atau engagement palsu hanya untuk mendapatkan bayaran yang lebih tinggi.
Studi perusahaan cyber security CHEQ, menemukan sekitar 15% dari biaya iklan influencer justru dihabiskan untuk membeli pengikut atau followers palsu. CHEQ mencatat, penipuan influencer jelas merugikan merek hingga USD1,3 miliar/tahun.
"Hal ini tentu menyesatkan konsumen dan menciptakan masalah kepercayaan," lanjut Jennfier.
"Setelah bertahun-tahun mempercayai influencer yang mempromosikan produk yang bahkan tidak mereka sendiri gunakan, konsumen pada akhirnya memutuskan untuk tidak lagi mempercayai apa yang dikatakan oleh influencer," jelasnya.
Influencer besar dengan jutaan followers memang dapat mendatangkan pelanggan baru, namun menurutnya, lebih baik brand memilih influencer yang benar-benar memiliki pengalaman dengan produk mereka.
Gen Z lebih tertarik pada komunitas yang di dalamnya berisi orang-orang yang berbagi informasi dan konten orisinal tentang brand dan produk yang mereka sukai.
"Karena Gen Z lebih mempercayai konten autentik yang disediakan oleh orang yang mereka percayai, brand yang cerdas harus mencari model keterlibatan yang lebih autentik dengan membina komunitas orang-orang yang menyukai produk mereka," tutupnya.
Lihat Juga: Seru! Episode MAMPIR BENTAR Robby Purba, Wendy Walters Ungkap Barang Favorit yang Dibawa saat Mendaki
Studi perusahaan cyber security CHEQ, menemukan sekitar 15% dari biaya iklan influencer justru dihabiskan untuk membeli pengikut atau followers palsu. CHEQ mencatat, penipuan influencer jelas merugikan merek hingga USD1,3 miliar/tahun.
"Hal ini tentu menyesatkan konsumen dan menciptakan masalah kepercayaan," lanjut Jennfier.
"Setelah bertahun-tahun mempercayai influencer yang mempromosikan produk yang bahkan tidak mereka sendiri gunakan, konsumen pada akhirnya memutuskan untuk tidak lagi mempercayai apa yang dikatakan oleh influencer," jelasnya.
Influencer besar dengan jutaan followers memang dapat mendatangkan pelanggan baru, namun menurutnya, lebih baik brand memilih influencer yang benar-benar memiliki pengalaman dengan produk mereka.
Gen Z lebih tertarik pada komunitas yang di dalamnya berisi orang-orang yang berbagi informasi dan konten orisinal tentang brand dan produk yang mereka sukai.
"Karena Gen Z lebih mempercayai konten autentik yang disediakan oleh orang yang mereka percayai, brand yang cerdas harus mencari model keterlibatan yang lebih autentik dengan membina komunitas orang-orang yang menyukai produk mereka," tutupnya.
Lihat Juga: Seru! Episode MAMPIR BENTAR Robby Purba, Wendy Walters Ungkap Barang Favorit yang Dibawa saat Mendaki
(nug)
tulis komentar anda