Angela Tanoesoedibjo Beberkan 3 Strategi untuk Kembangkan Desa Wisata
Minggu, 04 Juni 2023 - 07:47 WIB
SURABAYA - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo mengemukakan, ada tiga hal yang harus dipahami dan dipersiapkan secara matang oleh pengelola desa wisata. Dengan begitu, desa wisata tersebut akan mampu meningkatkan length of stay, jumlah belanja wisatawan, sekaligus menyejahterakan masyarakat.
Hal pertama, ungkap Angela, desa wisata harus diposisikan sebagai destinasi, di mana pengembangan desa ini memang diperuntukkan sebagai tujuan wisata yang bisa dikunjungi untuk tinggal atau bermalam di dalamnya. Selain itu, tentu saja untuk mengenal lebih dekat adat istiadat masyarakat di desa tersebut.
"Sebagai contoh, Desa Wisata Wae Rebo yang berada di Nusa Tenggara Timur. Walaupun perlu menempuh empat hingga enam jam perjalanan darat dan dua jam pendakian untuk tiba di desa Wae Rebo, tapi tidak menurunkan ketertarikan wisatawan untuk berkunjung," kata Angela dalam sambutannya di acara The 4th Kampoeng Kreasi 2023 di Royal Plaza Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (3/6/2023).
Selain itu, di desa tersebut wisatawan juga bisa merasakan dan melihat langsung adat istiadat yang masih dilestarikan oleh masyarakatnya hingga saat ini. Tidak sedikit wisatawan yang bermalam di Mbaru Niang, yaitu rumah adat Desa Wae Rebo yang berbentuk kerucut.
"Ini namanya desa wisata yang memang menjadi destinasi. Tidak semua bisa begini memang. Harus ada keunikan tersendiri dari desa tersebut yang bisa menjadi top of mind yang tidak ditemukan di mana pun," beber pejabat yang juga Wakil Ketua Umum DPP Partai Perindo Bidang Ekonomi Digital dan Kreatif itu.
Hal kedua yang perlu diperhatikan adalah, desa wisata harus menghadirkan beragam aktivitas ekonomi kreatif. Seperti aktivitas yang ada di Desa Giriloyo, Yogyakarta.
Sebagai desa wisata yang lebih dikenal dengan nama kampung batik itu, kata Angela, tersedia aktivitas membatik yang tentu memberikan pengalaman baru bagi wisatawan.
Hal pertama, ungkap Angela, desa wisata harus diposisikan sebagai destinasi, di mana pengembangan desa ini memang diperuntukkan sebagai tujuan wisata yang bisa dikunjungi untuk tinggal atau bermalam di dalamnya. Selain itu, tentu saja untuk mengenal lebih dekat adat istiadat masyarakat di desa tersebut.
"Sebagai contoh, Desa Wisata Wae Rebo yang berada di Nusa Tenggara Timur. Walaupun perlu menempuh empat hingga enam jam perjalanan darat dan dua jam pendakian untuk tiba di desa Wae Rebo, tapi tidak menurunkan ketertarikan wisatawan untuk berkunjung," kata Angela dalam sambutannya di acara The 4th Kampoeng Kreasi 2023 di Royal Plaza Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (3/6/2023).
Selain itu, di desa tersebut wisatawan juga bisa merasakan dan melihat langsung adat istiadat yang masih dilestarikan oleh masyarakatnya hingga saat ini. Tidak sedikit wisatawan yang bermalam di Mbaru Niang, yaitu rumah adat Desa Wae Rebo yang berbentuk kerucut.
"Ini namanya desa wisata yang memang menjadi destinasi. Tidak semua bisa begini memang. Harus ada keunikan tersendiri dari desa tersebut yang bisa menjadi top of mind yang tidak ditemukan di mana pun," beber pejabat yang juga Wakil Ketua Umum DPP Partai Perindo Bidang Ekonomi Digital dan Kreatif itu.
Hal kedua yang perlu diperhatikan adalah, desa wisata harus menghadirkan beragam aktivitas ekonomi kreatif. Seperti aktivitas yang ada di Desa Giriloyo, Yogyakarta.
Sebagai desa wisata yang lebih dikenal dengan nama kampung batik itu, kata Angela, tersedia aktivitas membatik yang tentu memberikan pengalaman baru bagi wisatawan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda