Kisah Petani yang 'Insaf' Bertani Tembakau, Kini Pilih Tanam Ubi Jalar hingga Cabai
Kamis, 08 Juni 2023 - 19:31 WIB
JAKARTA - Bertani merupakan pekerjaan yang banyak dilakukan oleh masyarakat Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Secara turun temurun masyarakat di daerah itu banyak yang bertani tembakau.
Hal itu juga yang dilakukan oleh dua petani bernama Istanto dan Agus Toni. Mereka sudah menjadi petani tembakau cukup lama, "diwariskan" sejak zaman nenek moyang. Namun, kini keduanya memutuskan 'insaf' alias beralih profesi menjadi petani sayur.
Istanto yang merupakan warga Dusun Truni, Desa Candisari, Kabupaten Magelang, menceritakan bahwa dirinya sudah menjadi petani kopi dan ubi jalar sejak 2013. Sebelumnya, dia merupakan petani tembakau yang diturunkan dari keluarganya.
"Pada tahun 2012 dan 2013 ada kemarau basah, tidak cocok untuk tanam tembakau, jadi lahan yang ada tanaman tembakau kami tanami ubi jalar dan alhamdulillah berhasil. Sampai sekarang dan petani lain pada niru, beralih jadi nanam ubi jalar," tutur Istanto saat ditemui di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Kamis (8/6/2023).
Sejak menjadi petani ubi jalar, warga yang tinggal di wilayah ketinggian 800 mdpl itu mengaku penghasilannya lebih banyak ketimbang menanam tembakau.
"Kalau saya nanam ubi jalar, hasilnya dibutuhkan tiap hari. Setiap orang butuh dan setiap saat orang beli. Dan dengan pola seperti itu saya panen setiap hari," kata Istanto.
"Kalau tembakau, penghasilan ada tapi tidak sesuai yang diharapkan. Kalau ubi harganya sesuai dengan petani dan menguntungkan. Alhamdulillah lebih sejahtera," sambungnya.
Hal itu juga yang dilakukan oleh dua petani bernama Istanto dan Agus Toni. Mereka sudah menjadi petani tembakau cukup lama, "diwariskan" sejak zaman nenek moyang. Namun, kini keduanya memutuskan 'insaf' alias beralih profesi menjadi petani sayur.
Istanto yang merupakan warga Dusun Truni, Desa Candisari, Kabupaten Magelang, menceritakan bahwa dirinya sudah menjadi petani kopi dan ubi jalar sejak 2013. Sebelumnya, dia merupakan petani tembakau yang diturunkan dari keluarganya.
"Pada tahun 2012 dan 2013 ada kemarau basah, tidak cocok untuk tanam tembakau, jadi lahan yang ada tanaman tembakau kami tanami ubi jalar dan alhamdulillah berhasil. Sampai sekarang dan petani lain pada niru, beralih jadi nanam ubi jalar," tutur Istanto saat ditemui di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Kamis (8/6/2023).
Sejak menjadi petani ubi jalar, warga yang tinggal di wilayah ketinggian 800 mdpl itu mengaku penghasilannya lebih banyak ketimbang menanam tembakau.
"Kalau saya nanam ubi jalar, hasilnya dibutuhkan tiap hari. Setiap orang butuh dan setiap saat orang beli. Dan dengan pola seperti itu saya panen setiap hari," kata Istanto.
"Kalau tembakau, penghasilan ada tapi tidak sesuai yang diharapkan. Kalau ubi harganya sesuai dengan petani dan menguntungkan. Alhamdulillah lebih sejahtera," sambungnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda