Kemenparekraf Gelar Acara Indonesian Sellers Meeting untuk Pasar Australia
Rabu, 29 Juli 2020 - 18:48 WIB
JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif /Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan menggelar acara Indonesian Sellers Meeting untuk pasar Australia. Berlangsung di platform daring, Kamis (30/7), pukul 11.00-12.00 WIB, acara ini mengusung tajuk Australia Update - Insights to Tap the Youth Free Independent Traveler (FIT) Segment.
(Baca juga: Desain Kemasan Album BTS Menangkan Penghargaan )
"Bagaimana insights para kaum muda Free Independent Traveler (FIT) di Australia? Dengarkan dari perusahaan petualangan wisata kecil terbesar di dunia dan penerbit independen terbesar di Australia dan Selandia Baru. Acara yang diinisiasi Kemenparekraf ini bertujuan untuk memperoleh informasi dan insights tentang kaum muda FIT di Australia," tulis Kemenparekraf dalam keterangan resminya, Rabu (29/7).
Kemenperakraf berharap para stakeholder, seperti pemerintah daerah, media, dll, yang tertarik dengan pasar Australia dan mampu membuat produk yang sesuai dengan sustainable tourism dan responsible tourism principles bisa menjadi bagian dari acara ini.
Acara bakal dihelat selama satu jam ini pun menghadirkan sejumlah pembicara, di antaranya Direktur Pemasaran Pariwisata Regional I (Indonesia, ASEAN, dan Oceania), Kemenparekraf , Vinsensius Jemadu; Manajer Produk Asia Tenggara Intrepid Travel, Tom McDonald; Editor Lifestyle Urban List, Morgan Reardon; dan Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) Australia, Miriam Tulevski.
"Dimoderatori Miriam Tulevski dari Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) Australia, acara ini diharapkan dapat memberikan insights dan referensi bagi para seller tentang tren pasar normal baru. Sehingga, produk pariwisata dapat memenuhi tren dan kondisi pasar yang baru," harap penyelenggara.
(Baca juga: Ratusan UMKM dan Pegiat Mode Dukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia )
Sementara itu, guna memastikan terhindar paparan Covid-19 , bepergian di masa new normal harus lebih memperhatikan protokol kesehatan . Penerapan social distancing membuat para traveler lebih berhati-hati dalam memutuskan bagaimana mereka akan liburan. Sebagian besar orang lebih memilih diam di rumah, tapi tidak dengan kaum muda yang tak sabar menjelajah dunia setelah border setiap negara dibuka.
(Baca juga: Desain Kemasan Album BTS Menangkan Penghargaan )
"Bagaimana insights para kaum muda Free Independent Traveler (FIT) di Australia? Dengarkan dari perusahaan petualangan wisata kecil terbesar di dunia dan penerbit independen terbesar di Australia dan Selandia Baru. Acara yang diinisiasi Kemenparekraf ini bertujuan untuk memperoleh informasi dan insights tentang kaum muda FIT di Australia," tulis Kemenparekraf dalam keterangan resminya, Rabu (29/7).
Kemenperakraf berharap para stakeholder, seperti pemerintah daerah, media, dll, yang tertarik dengan pasar Australia dan mampu membuat produk yang sesuai dengan sustainable tourism dan responsible tourism principles bisa menjadi bagian dari acara ini.
Acara bakal dihelat selama satu jam ini pun menghadirkan sejumlah pembicara, di antaranya Direktur Pemasaran Pariwisata Regional I (Indonesia, ASEAN, dan Oceania), Kemenparekraf , Vinsensius Jemadu; Manajer Produk Asia Tenggara Intrepid Travel, Tom McDonald; Editor Lifestyle Urban List, Morgan Reardon; dan Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) Australia, Miriam Tulevski.
"Dimoderatori Miriam Tulevski dari Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) Australia, acara ini diharapkan dapat memberikan insights dan referensi bagi para seller tentang tren pasar normal baru. Sehingga, produk pariwisata dapat memenuhi tren dan kondisi pasar yang baru," harap penyelenggara.
(Baca juga: Ratusan UMKM dan Pegiat Mode Dukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia )
Sementara itu, guna memastikan terhindar paparan Covid-19 , bepergian di masa new normal harus lebih memperhatikan protokol kesehatan . Penerapan social distancing membuat para traveler lebih berhati-hati dalam memutuskan bagaimana mereka akan liburan. Sebagian besar orang lebih memilih diam di rumah, tapi tidak dengan kaum muda yang tak sabar menjelajah dunia setelah border setiap negara dibuka.
(nug)
tulis komentar anda