3 Tren Wisata yang Muncul Pascapandemi
Minggu, 02 Agustus 2020 - 13:40 WIB
2. Perlengkapan Kebersihan Menjadi Vital
Perilaku hidup bersih kini menjadi kebiasaan baru yang akan dipraktikkan dalam berwisata. Dengan demikian, perlengkapan kebersihan seperti sabun cuci tangan, hand sanitizer, tisu, dan masker akan menjadi barang yang wajib dibawa oleh para wisatawan.
Dalam merespon kebutuhan tersebut, destinasi wisata ataupun area publik harus peduli serta selalu menerapkan prosedur kebersihan dan physical distancing. Prosedur yang ketat dan berkesinambungan ini harus menjadi prioritas seluruh industri pariwisata. Pasalnya, aspek kebersihan akan menjadi salah satu pertimbangan esensial saat pengunjung memilih tempat wisata, seperti restoran dan hotel.
Oleh karena itu, industri bisnis harus memerhatikan dan mengampanyekan standar kebersihan yang diterapkan sehingga dapat meningkatkan kredibilitas bisnis di mata wisatawan. ( )
3. Pariwisata Tanpa Sentuhan
Salah satu perubahan yang mungkin paling terlihat adalah pergeseran pola wisata menjadi touchless, mulai dari bandara hingga check-in di hotel. Pasalnya, meskipun destinasi dan tempat publik mempunyai protokol kebersihan yang ketat, masih ada risiko infeksi yang tinggi. Mulai dari pemeriksaan dokumen perjalanan (paspor dan boarding pass), sentuhan selama check-in, keamanan, dan lain-lain.
Karena itu, pemanfaatan teknologi di masa depan akan menjadi norma baru di mana wisatawan tidak perlu menyentuh area publik, sehingga mengurangi kemungkinan transmisi virus. Teknologi ini bisa berupa touchless document scanning, voice command, atau sensor pendeteksi gerak.
Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali telah menerapkan sistem teknologi berupa penggunaan sistem Online Customer Service, boarding pass scanner, serta Digital Meeting Point (DMP) untuk mengurangi interaksi fisik antarmanusia di terminal.
Perilaku hidup bersih kini menjadi kebiasaan baru yang akan dipraktikkan dalam berwisata. Dengan demikian, perlengkapan kebersihan seperti sabun cuci tangan, hand sanitizer, tisu, dan masker akan menjadi barang yang wajib dibawa oleh para wisatawan.
Dalam merespon kebutuhan tersebut, destinasi wisata ataupun area publik harus peduli serta selalu menerapkan prosedur kebersihan dan physical distancing. Prosedur yang ketat dan berkesinambungan ini harus menjadi prioritas seluruh industri pariwisata. Pasalnya, aspek kebersihan akan menjadi salah satu pertimbangan esensial saat pengunjung memilih tempat wisata, seperti restoran dan hotel.
Oleh karena itu, industri bisnis harus memerhatikan dan mengampanyekan standar kebersihan yang diterapkan sehingga dapat meningkatkan kredibilitas bisnis di mata wisatawan. ( )
3. Pariwisata Tanpa Sentuhan
Salah satu perubahan yang mungkin paling terlihat adalah pergeseran pola wisata menjadi touchless, mulai dari bandara hingga check-in di hotel. Pasalnya, meskipun destinasi dan tempat publik mempunyai protokol kebersihan yang ketat, masih ada risiko infeksi yang tinggi. Mulai dari pemeriksaan dokumen perjalanan (paspor dan boarding pass), sentuhan selama check-in, keamanan, dan lain-lain.
Karena itu, pemanfaatan teknologi di masa depan akan menjadi norma baru di mana wisatawan tidak perlu menyentuh area publik, sehingga mengurangi kemungkinan transmisi virus. Teknologi ini bisa berupa touchless document scanning, voice command, atau sensor pendeteksi gerak.
Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali telah menerapkan sistem teknologi berupa penggunaan sistem Online Customer Service, boarding pass scanner, serta Digital Meeting Point (DMP) untuk mengurangi interaksi fisik antarmanusia di terminal.
(tsa)
tulis komentar anda