Ini Beda Batuk akibat Virus dan Bakteri, Efeknya Bikin Susah Tidur
Kamis, 12 Oktober 2023 - 21:36 WIB
JAKARTA - Kasus infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA meningkat di sejumlah wilayah Jabodetabek (Jakarta Bogor, Depok, dan Bekasi) pada periode 29 Agustus hingga 6 September 2023, di mana totalnya mencapai 90.546 kasus.
Salah satu penyebabnya adalah situasi panas dan polusi udara yang sangat tinggi di berbagai area di Indonesia, yang berisiko menganggu daya tahan tubuh.
ISPA adalah infeksi pada saluran napas atas akut. Perlu diketahui bahwa saluran napas bagian atas meliputi hidung, faring, laring dan bronkus. Infeksi ini biasanya disebabkan oleh virus, tetapi dapat juga disebabkan oleh bakteri.
Gejala ISPA umumnya, seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan, hidung tersumbat, sakit kepala, demam, bersin-bersin, dan kelelahan. Gejala ini sering muncul tiga hari setelah paparan virus atau bakteri dan dapat bertahan selama 7-10 hari. Bahkan, pada beberapa kasus bisa bertahan sampai dengan tiga minggu.
Dari penelitian yang dilakukan, batuk dapat menyebabkan 93 persen susah tidur, produktivitas bekerja berkurang 26 persen dan kecenderungan absen dari aktivitas, baik sekolah atau bekerja, dapat berkurang hingga 45 persen. Ini membuktikan bahwa batuk sangatlah mengganggu aktivitas harian kita.
Digital Content Creator for Health Education dr. Farhan Zubedi menjelaskan batuk merupakan refleks normal pertahanan tubuh, dengan tujuan untuk membersihkan saluran napas dari partikel asing, kuman, dan virus. Akan tetapi, batuk juga merupakan salah satu gejala terjadinya peradangan atau infeksi pernafasan, dimana peranan batuk ini adalah untuk mengeluarkan lendir yang berlebihan.
Pemicu terjadinya batuk bisa karena infeksi bakteri atau virus, asma/alergi, polusi udara, kebiasaan merokok, konsumsi obat, dan penurunan daya tahan tubuh. Penurunan daya tahan tubuh bisa terjadi karena stress, pola hidup tidak sehat, kurang tidur, kurang aktivitas fisik, dan perubahan cuaca seperti polusi dan panas.
Lantas, apa sih bedanya batuk yang disebabkan oleh virus dan bakteri? Dokter Farhan menjelaskan bahwa batuk yang disebabkan oleh virus biasanya tidak menimbukan dahak.
Salah satu penyebabnya adalah situasi panas dan polusi udara yang sangat tinggi di berbagai area di Indonesia, yang berisiko menganggu daya tahan tubuh.
Baca Juga
ISPA adalah infeksi pada saluran napas atas akut. Perlu diketahui bahwa saluran napas bagian atas meliputi hidung, faring, laring dan bronkus. Infeksi ini biasanya disebabkan oleh virus, tetapi dapat juga disebabkan oleh bakteri.
Gejala ISPA umumnya, seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan, hidung tersumbat, sakit kepala, demam, bersin-bersin, dan kelelahan. Gejala ini sering muncul tiga hari setelah paparan virus atau bakteri dan dapat bertahan selama 7-10 hari. Bahkan, pada beberapa kasus bisa bertahan sampai dengan tiga minggu.
Dari penelitian yang dilakukan, batuk dapat menyebabkan 93 persen susah tidur, produktivitas bekerja berkurang 26 persen dan kecenderungan absen dari aktivitas, baik sekolah atau bekerja, dapat berkurang hingga 45 persen. Ini membuktikan bahwa batuk sangatlah mengganggu aktivitas harian kita.
Digital Content Creator for Health Education dr. Farhan Zubedi menjelaskan batuk merupakan refleks normal pertahanan tubuh, dengan tujuan untuk membersihkan saluran napas dari partikel asing, kuman, dan virus. Akan tetapi, batuk juga merupakan salah satu gejala terjadinya peradangan atau infeksi pernafasan, dimana peranan batuk ini adalah untuk mengeluarkan lendir yang berlebihan.
Pemicu terjadinya batuk bisa karena infeksi bakteri atau virus, asma/alergi, polusi udara, kebiasaan merokok, konsumsi obat, dan penurunan daya tahan tubuh. Penurunan daya tahan tubuh bisa terjadi karena stress, pola hidup tidak sehat, kurang tidur, kurang aktivitas fisik, dan perubahan cuaca seperti polusi dan panas.
Lantas, apa sih bedanya batuk yang disebabkan oleh virus dan bakteri? Dokter Farhan menjelaskan bahwa batuk yang disebabkan oleh virus biasanya tidak menimbukan dahak.
Lihat Juga :
tulis komentar anda