Nyamuk Wolbachia Dinilai Berisiko pada Kesehatan dan Industri Pariwisata, Benarkah?
Sabtu, 18 November 2023 - 16:43 WIB
“Kami meminta tindakan segera untuk melindungi Bali, Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Kupang, dan Bontang. Darurat. Aksi Sekarang!” kata pihak Gerakan Sehat untuk Rakyat Indonesia.
Sementara, pemerintah berencana melepaskan jutaan nyamuk pelawan Aedes aegypti di Denpasar dan sejumlah wilayah lain di Indonesia. Namun, rencana pelepasan nyamuk wolbachia ini ditunda sementara lantaran ada penolakan tersebut.
Peneliti Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Adi Utarini MSc, MPH, PhD mengatakan penerapan teknologi wolbachia sebagai langkah untuk menurunkan penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia.
Prof Uut mengatakan pendekatan wolbachia telah terbukti dapat mengurangi angka kejadian penyakit demam berdarah dan kebutuhan rawat inap bagi penderita penyakit tersebut. Akibatnya, penurunan ini berdampak kepada penghematan biaya dalam pengendalian dengue bagi negara yang menerapkannya.
“Pendekatan ini sangat efektif dalam pengendalian penyakit yang ditularkan oleh nyamuk di wilayah perkotaan besar yang berpenduduk padat dan dengan tingkat insidensi dengue yang tinggi,” kata Prof Uut, dikutip dalam keterangan resmi yang didapat MNC Portal Indonesia, Sabtu (18/11/2023).
Adapun Direktur Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada, dr.Riris Andono Ahmad MPH, Ph.D menambahkan pada uji coba yang dilakukan nyamuk ber wolbachia pada 2011 di Yogyakarta telah terbukti dan hasilnya mengalami penurunan 77 persen.
“Disamping menurunkan kebutuhan rawat inap pasien dengue di rumah sakit sebesar 86 Persen,” ucap dr Riris.
Sementara, dr Imran Pambudi, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) menjelaskan angka kejadian DBD di Indonesia masih relatif tinggi dengan ditambah angka kematian terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak. Selain itu, masih banyak juga daerah yang melaporkan kejadian luar biasa akibat DBD.
Dia mengatakan, efektivitas pemanfaatan teknologi ini juga sudah dirasakan oleh beberapa negara lain, seperti Australia, Brasil, Kolombia, El Salvador, Sri Lanka, Hondurasm Laos, Vietnam, Kiribati, Fiji, Vanuatu, New Caledonia dan Meksiko.
Sementara, pemerintah berencana melepaskan jutaan nyamuk pelawan Aedes aegypti di Denpasar dan sejumlah wilayah lain di Indonesia. Namun, rencana pelepasan nyamuk wolbachia ini ditunda sementara lantaran ada penolakan tersebut.
Peneliti Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Adi Utarini MSc, MPH, PhD mengatakan penerapan teknologi wolbachia sebagai langkah untuk menurunkan penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia.
Prof Uut mengatakan pendekatan wolbachia telah terbukti dapat mengurangi angka kejadian penyakit demam berdarah dan kebutuhan rawat inap bagi penderita penyakit tersebut. Akibatnya, penurunan ini berdampak kepada penghematan biaya dalam pengendalian dengue bagi negara yang menerapkannya.
“Pendekatan ini sangat efektif dalam pengendalian penyakit yang ditularkan oleh nyamuk di wilayah perkotaan besar yang berpenduduk padat dan dengan tingkat insidensi dengue yang tinggi,” kata Prof Uut, dikutip dalam keterangan resmi yang didapat MNC Portal Indonesia, Sabtu (18/11/2023).
Adapun Direktur Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada, dr.Riris Andono Ahmad MPH, Ph.D menambahkan pada uji coba yang dilakukan nyamuk ber wolbachia pada 2011 di Yogyakarta telah terbukti dan hasilnya mengalami penurunan 77 persen.
“Disamping menurunkan kebutuhan rawat inap pasien dengue di rumah sakit sebesar 86 Persen,” ucap dr Riris.
Sementara, dr Imran Pambudi, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) menjelaskan angka kejadian DBD di Indonesia masih relatif tinggi dengan ditambah angka kematian terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak. Selain itu, masih banyak juga daerah yang melaporkan kejadian luar biasa akibat DBD.
Dia mengatakan, efektivitas pemanfaatan teknologi ini juga sudah dirasakan oleh beberapa negara lain, seperti Australia, Brasil, Kolombia, El Salvador, Sri Lanka, Hondurasm Laos, Vietnam, Kiribati, Fiji, Vanuatu, New Caledonia dan Meksiko.
Lihat Juga :
tulis komentar anda