5 Dampak Buruk Korban KDRT, Berkaca Kasus yang Dokter Qory
Sabtu, 18 November 2023 - 20:33 WIB
JAKARTA - Nama Dokter Qory Ulfiyah menjadi perbincangan publik setelah dikabarkan hilang dari rumah. Namun, setelah empat hari, Qory Ulfiyah kembali muncul dan memberi laporan kepada kepolisian bahwa dia mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan oleh sang suami, Willy Sulistio.
Kekerasan yang dialami, diakui Qory, dimulai dari pertengkaran yang terjadi ketika dia hendak memberi kejutan ulang tahun kepada suami. Jelang pemberian kejutan, Qory mematikan televisi yang sedang ditonton Willy. Namun sang suami justru kesal dan mereka ribut besar.
Rupanya ini bukan pertama kali KDRT dialami Qory. Kejadian tersebut tentu saja berdampak pada kesehatan mentalnya.
Dilansir Marriage, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa korban kekerasan dalam rumah tangga memiliki risiko yang jauh lebih tinggi untuk mengalami depresi, kecemasan, pikiran untuk bunuh diri, dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD).
Yang mengejutkan, sekitar dua pertiga perempuan yang memiliki kesehatan mental pernah mengalami kekerasan dalam rumah tangga, yang menunjukkan dampak luas terhadap kesejahteraan mental.
Studi lain melaporkan bahwa perempuan dengan masalah kesehatan mental lebih rentan mengalami kekerasan dalam rumah tangga, dengan 30-60% perempuan dengan masalah kesehatan mental pernah mengalami kekerasan dalam rumah tangga.
MNC Portal merangkum deretan dampak dari korban KDRT . Berikut rangkumannya, Sabtu (18/11/2023).
kesedihan yang terus-menerus, kehilangan minat terhadap hal-hal di sekitar, gangguan tidur, dan perubahan pola makan standar. Depresi secara perlahan dapat menyebabkan beberapa penyakit mental kronis dan akut lainnya.
Kekerasan yang dialami, diakui Qory, dimulai dari pertengkaran yang terjadi ketika dia hendak memberi kejutan ulang tahun kepada suami. Jelang pemberian kejutan, Qory mematikan televisi yang sedang ditonton Willy. Namun sang suami justru kesal dan mereka ribut besar.
Rupanya ini bukan pertama kali KDRT dialami Qory. Kejadian tersebut tentu saja berdampak pada kesehatan mentalnya.
Dilansir Marriage, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa korban kekerasan dalam rumah tangga memiliki risiko yang jauh lebih tinggi untuk mengalami depresi, kecemasan, pikiran untuk bunuh diri, dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD).
Yang mengejutkan, sekitar dua pertiga perempuan yang memiliki kesehatan mental pernah mengalami kekerasan dalam rumah tangga, yang menunjukkan dampak luas terhadap kesejahteraan mental.
Studi lain melaporkan bahwa perempuan dengan masalah kesehatan mental lebih rentan mengalami kekerasan dalam rumah tangga, dengan 30-60% perempuan dengan masalah kesehatan mental pernah mengalami kekerasan dalam rumah tangga.
MNC Portal merangkum deretan dampak dari korban KDRT . Berikut rangkumannya, Sabtu (18/11/2023).
Dampak Buruk Korban KDRT
1. Depresi
Dampak buruk dari korban KDRT yang pertama adalah depresi. Biasanya ditandai dengankesedihan yang terus-menerus, kehilangan minat terhadap hal-hal di sekitar, gangguan tidur, dan perubahan pola makan standar. Depresi secara perlahan dapat menyebabkan beberapa penyakit mental kronis dan akut lainnya.
2. Gangguan kecemasan
Dampak KDRT lainnya adalah gangguan kecemasan. Hal itu ditandai dengan perasaan gelisah yang terus-menerus, sulit berkonsentrasi, merasa panik untuk hal-hal kecil.3. Gangguan stres pasca trauma (PTSD)
Korban KDRT juga bisa mengalami trauma akut. Mereka akan mengalami mimpi buruk, teringat dengan kejadian buruk yang dialaminya, pikiran yang mengganggu, dan kewaspadaan berlebihan. Luka psikologis ini biasanya bisa bertahan lama.4. Pikiran mengakhiri hidup
Ketika seseorang mengalami traumatis, tentu ada pikiran untuk bunuh diri. Mereka merasa putus asa dan hidup yang dialaminya. Rasa putus asa dalam diri merekalah yang dapat membawa mereka ke keadaan emosi kronis seperti rasa bersalah dan kesepian, dan oleh karena itu, mereka mungkin merenungkan pikiran untuk bunuh diri atau melukai diri mereka sendiri.5. Masalah dengan kepercayaan
Mereka juga akan kehilangan kepercayaan dengan siapapun termasuk pasangan. Mungkin sulit bagi para penyintas untuk mempercayai orang lain, khususnya pasangan, kenalan, atau bahkan anggota keluarga mereka sendiri.(tdy)
Lihat Juga :
tulis komentar anda