Musim Pancaroba Picu Berbagai Penyakit, Begini Cara Menjaga Kesehatan
Sabtu, 25 November 2023 - 04:00 WIB
JAKARTA - Indonesia telah memasuki musim pancaroba atau periode peralihan musim. Peralihan ini ditandai dengan kondisi cuaca yang tidak menentu, antara lain angin kencang, curah hujan tinggi yang diselingi dengan panas terik matahari.
Memasuki musim pancaroba, masyarakat perlu upaya lebih untuk menjaga kondisi tubuh. Ketidakpastian kondisi cuaca dapat mempengaruhi kondisi tubuh apabila tidak dijaga dengan baik.
"Beberapa penyakit yang sering kali muncul pada musim pancaroba, antara lain flu, demam berdarah, diare dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) yang diawali dengan gejala batuk, pilek, demam, sakit tenggorokan, sulit bernafas, lemah, pusing, nyeri otot dan sendi," kata spesialis pulmonologist dan kedokteran respirasi dr. Ademalla Kirana Nungtjik, Sp.PKR.
Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan kasus ISPA non-pneumonia di Jabodetabek pada 29 Agustus sampai 6 September 2023 mencapai 90.546 kasus. Sehingga dr. Ademalla menganjurkan untuk menjaga kondisi tubuh, khususnya saat musim pancaroba.
"Dengan mengonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang, rutin berolahraga minimal 150 menit per minggu, kendalikan stres, istirahat cukup, minum air putih minimal delapan gelas per hari, serta menjaga kesehatan lingkungan," jelas dr. Ademalla.
Selain memperhatikan pola makan bergizi, juga disarankan untuk berolahraga agar stamina tubuh tetap terjaga dan bugar. Spesialis kedokteran olahraga RS Pondok Indah dr. Antonius Andi Kurniawan mengungkapkan bahwa kurang bergerak atau jarang berolahraga dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, terlebih kondisi cuaca yang tidak tentu.
Ada beberapa pilihan olahraga yang dapat dilakukan di dalam ruangan, antara lain yoga, zumba, sepeda statis, treadmill dan lompat tali. Apabila kondisi udara baik, pilihan olahraga di luar ruangan seperti jalan kaki, jogging, bulu tangkis, tenis dan renang.
"Saat berolahraga tubuh akan membakar kalori di dalam tubuh, menyehatkan jantung dan paru, mencegah terjadinya obesitas, serta melepas hormon endorfin yang dapat meningkatkan mood, dan membuat tubuh dan pikiran menjadi lebih rileks," ungkap dr. Antonius.
Memasuki musim pancaroba, masyarakat perlu upaya lebih untuk menjaga kondisi tubuh. Ketidakpastian kondisi cuaca dapat mempengaruhi kondisi tubuh apabila tidak dijaga dengan baik.
"Beberapa penyakit yang sering kali muncul pada musim pancaroba, antara lain flu, demam berdarah, diare dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) yang diawali dengan gejala batuk, pilek, demam, sakit tenggorokan, sulit bernafas, lemah, pusing, nyeri otot dan sendi," kata spesialis pulmonologist dan kedokteran respirasi dr. Ademalla Kirana Nungtjik, Sp.PKR.
Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan kasus ISPA non-pneumonia di Jabodetabek pada 29 Agustus sampai 6 September 2023 mencapai 90.546 kasus. Sehingga dr. Ademalla menganjurkan untuk menjaga kondisi tubuh, khususnya saat musim pancaroba.
"Dengan mengonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang, rutin berolahraga minimal 150 menit per minggu, kendalikan stres, istirahat cukup, minum air putih minimal delapan gelas per hari, serta menjaga kesehatan lingkungan," jelas dr. Ademalla.
Selain memperhatikan pola makan bergizi, juga disarankan untuk berolahraga agar stamina tubuh tetap terjaga dan bugar. Spesialis kedokteran olahraga RS Pondok Indah dr. Antonius Andi Kurniawan mengungkapkan bahwa kurang bergerak atau jarang berolahraga dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, terlebih kondisi cuaca yang tidak tentu.
Ada beberapa pilihan olahraga yang dapat dilakukan di dalam ruangan, antara lain yoga, zumba, sepeda statis, treadmill dan lompat tali. Apabila kondisi udara baik, pilihan olahraga di luar ruangan seperti jalan kaki, jogging, bulu tangkis, tenis dan renang.
"Saat berolahraga tubuh akan membakar kalori di dalam tubuh, menyehatkan jantung dan paru, mencegah terjadinya obesitas, serta melepas hormon endorfin yang dapat meningkatkan mood, dan membuat tubuh dan pikiran menjadi lebih rileks," ungkap dr. Antonius.
tulis komentar anda