Dua Lipa Serukan Gencatan Senjata di Gaza, Desak Pemimpin Dunia Ambil Sikap
Rabu, 17 Januari 2024 - 23:00 WIB
JAKARTA - Dua Lipa menyerukan gencatan senjata di Gaza , Palestina dan mendesak para pemimpin dunia untuk mengambil sikap atas konflik Hamas dan Israel yang masih berlangsung. Hal ini disampaikan Lipa dalam sebuah wawancara dengan Rolling Stone baru-baru ini.
Lipa mengisi sampul Rolling Stone edisi Februari 2024. Dia berbicara kepada media tersebut tentang album barunya yang sangat dinanti-nantikan, dan membuka pendiriannya atas perang Israel dan Hamas di Gaza , Palestina serta menyerukan gencatan senjata kemanusiaan.
“Keberadaan saya bersifat politis, fakta bahwa saya tinggal di London karena orang tua saya pergi dari perang,” kata Lipa dilansir dari Euro News, Rabu (17/1/2024).
Penyanyi 28 tahun tersebut merasa prihatin terhadap orang-orang yang harus meninggalkan rumah mereka akibat konflik Israel dan Hamas di Gaza, Palestina. Berdasarkan pengalamannya berada di Kosovo, dia pun memahami betul dampak dari perang.
Foto/Getty Images
"Tidak ada seorang pun yang benar-benar ingin meninggalkan rumahnya. Mereka melakukannya demi perlindungan, untuk menyelamatkan keluarga mereka, untuk menjaga orang-orang di sekitar mereka, hal-hal semacam itu, demi kehidupan yang lebih baik. Jadi saya merasa dekat dengannya," jelasnya.
"Perasaan saya terhadap para pengungsi sangat nyata dan mentah, dan ini adalah topik yang sulit untuk dibicarakan karena sangat memecah belah," sambungnya.
Lipa mengisi sampul Rolling Stone edisi Februari 2024. Dia berbicara kepada media tersebut tentang album barunya yang sangat dinanti-nantikan, dan membuka pendiriannya atas perang Israel dan Hamas di Gaza , Palestina serta menyerukan gencatan senjata kemanusiaan.
“Keberadaan saya bersifat politis, fakta bahwa saya tinggal di London karena orang tua saya pergi dari perang,” kata Lipa dilansir dari Euro News, Rabu (17/1/2024).
Penyanyi 28 tahun tersebut merasa prihatin terhadap orang-orang yang harus meninggalkan rumah mereka akibat konflik Israel dan Hamas di Gaza, Palestina. Berdasarkan pengalamannya berada di Kosovo, dia pun memahami betul dampak dari perang.
Foto/Getty Images
"Tidak ada seorang pun yang benar-benar ingin meninggalkan rumahnya. Mereka melakukannya demi perlindungan, untuk menyelamatkan keluarga mereka, untuk menjaga orang-orang di sekitar mereka, hal-hal semacam itu, demi kehidupan yang lebih baik. Jadi saya merasa dekat dengannya," jelasnya.
"Perasaan saya terhadap para pengungsi sangat nyata dan mentah, dan ini adalah topik yang sulit untuk dibicarakan karena sangat memecah belah," sambungnya.
tulis komentar anda