7 Kebiasaan Sehari-hari yang Dapat Merusak Otak, Waspada Duduk Terlalu Lama
Minggu, 28 Januari 2024 - 23:45 WIB
Kurang tidur mengganggu kemampuan kognitif, memengaruhi memori, penalaran, dan keterampilan memecahkan masalah, seperti yang ditunjukkan oleh penelitian Harvard Health. Tidur satu jam lebih awal, tidak mengonsumsi alkohol dan kafein satu jam sebelum tidur, dan mengurangi paparan cahaya biru dapat bertindak sebagai penghalang pelindung, menjamin pembaharuan dan perbaikan otak di malam hari.
Waktu menonton yang berlebihan mengganggu keseimbangan ritme sirkadian, yang dapat menyebabkan gangguan mood, kelelahan, dan insomnia. National Institutes of Health memperingatkan bahwa waktu menatap layar yang lebih lama pada anak-anak dikaitkan dengan hasil tes kemampuan berpikir dan bahasa yang lebih buruk. Batasi waktu pemakaian gadget harian Anda dan ciptakan zona bebas layar setidaknya satu jam sebelum tidur.
Air merupakan komponen penting otak, namun seringkali terlupakan dalam aktivitas sehari-hari. Namun, dehidrasi ringan sekalipun dapat memengaruhi waktu reaksi, memori, dan perhatian, seperti yang ditunjukkan oleh studi “Efek Dehidrasi dan Rehidrasi pada Kinerja Kognitif”. Pastikan Anda minum cukup air sepanjang hari, terutama sebelum dan sesudah aktivitas fisik, agar oasis di otak Anda tetap terisi.
Sarapan memberikan otak energi vital yang dibutuhkan untuk menjalani hari. Konsekuensi dari melewatkan waktu makan penting ini diuraikan dalam penelitian “Melewatkan Sarapan dan Asosiasinya dengan Perilaku Berisiko Kesehatan dan Kesehatan Mental,” yang juga menghubungkannya dengan peningkatan stres dan kinerja akademis yang lebih buruk. Pilihlah sarapan seimbang yang tinggi serat, protein, dan lemak sehat untuk memberi bahan bakar pada otak menuju kesuksesan.
Meskipun musik dapat membuat bahagia, namun jika berlebihan, musik dapat menjadi ancaman diam-diam bagi kesehatan otak. Paparan musik keras dalam jangka panjang dapat memengaruhi struktur dan fungsi otak serta menyebabkan gangguan pendengaran akibat kebisingan. Tanpa mengorbankan kesehatan kognitif, dapat menyeimbangkan pengalaman pendengaran dengan mematikan musik, memakai penutup telinga, dan beristirahat.
3. Waktu Layar yang Berlebihan
Waktu menonton yang berlebihan mengganggu keseimbangan ritme sirkadian, yang dapat menyebabkan gangguan mood, kelelahan, dan insomnia. National Institutes of Health memperingatkan bahwa waktu menatap layar yang lebih lama pada anak-anak dikaitkan dengan hasil tes kemampuan berpikir dan bahasa yang lebih buruk. Batasi waktu pemakaian gadget harian Anda dan ciptakan zona bebas layar setidaknya satu jam sebelum tidur.
4. Kurang Minum
Air merupakan komponen penting otak, namun seringkali terlupakan dalam aktivitas sehari-hari. Namun, dehidrasi ringan sekalipun dapat memengaruhi waktu reaksi, memori, dan perhatian, seperti yang ditunjukkan oleh studi “Efek Dehidrasi dan Rehidrasi pada Kinerja Kognitif”. Pastikan Anda minum cukup air sepanjang hari, terutama sebelum dan sesudah aktivitas fisik, agar oasis di otak Anda tetap terisi.
5. Melewatkan Sarapan
Sarapan memberikan otak energi vital yang dibutuhkan untuk menjalani hari. Konsekuensi dari melewatkan waktu makan penting ini diuraikan dalam penelitian “Melewatkan Sarapan dan Asosiasinya dengan Perilaku Berisiko Kesehatan dan Kesehatan Mental,” yang juga menghubungkannya dengan peningkatan stres dan kinerja akademis yang lebih buruk. Pilihlah sarapan seimbang yang tinggi serat, protein, dan lemak sehat untuk memberi bahan bakar pada otak menuju kesuksesan.
6. Mendengarkan Musik Keras
Meskipun musik dapat membuat bahagia, namun jika berlebihan, musik dapat menjadi ancaman diam-diam bagi kesehatan otak. Paparan musik keras dalam jangka panjang dapat memengaruhi struktur dan fungsi otak serta menyebabkan gangguan pendengaran akibat kebisingan. Tanpa mengorbankan kesehatan kognitif, dapat menyeimbangkan pengalaman pendengaran dengan mematikan musik, memakai penutup telinga, dan beristirahat.
Lihat Juga :
tulis komentar anda