Sadanis dan Sadari, Tips Dokter untuk Deteksi Kanker Payudara
Jum'at, 09 Februari 2024 - 02:20 WIB
SURABAYA - Kanker payudara menjadi jenis kanker terbanyak di Indonesia. Karenanya, pengenalan dini kanker payudara menjadi langkah penting.
Dr. dr. Desak Gede Agung Suprabawati SpB(K)Onk dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) menegaskan, tidak semua benjolan di sekitar payudara adalah kanker.
“Tidak semua benjolan di payudara adalah kanker. Dia juga bisa merupakan penyakit infeksi ataupun kelainan bawaan. Dia juga bisa berhubungan dengan siklus menstruasi atau ada kaitannya dengan orang itu sedang menyusui,” jelasnya.
Desak menyebut sadanis dan sadari menjadi elemen penting untuk mencegah risiko kanker payudara. Sadari berarti mengenal kanker payudara, sementara sadanis berarti pemeriksaan kanker payudara secara klinis.
Kendati demikian, dia mengatakan bahwa bukan berarti para dokter tidak dapat menyiasatinya. Mereka punya yang namanya faktor risiko. Jadi ada pihak-pihak tertentu yang memiliki potensi lebih tinggi dari orang lain.
“Risiko pertema tentu karena kita perempuan, semua perempuan mempunyai potensi. Kemudian ada faktor keturunan. Bukan berarti semua orang dalam link keluarga ada riwayat satu kanker saja sudah otomatis kita kaitkan dengan faktor keturunan. Hanya sekitar lima sampai sepuluh persen memang keturunan,” ungkap dr. Desak.
Dr. dr. Desak Gede Agung Suprabawati SpB(K)Onk dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) menegaskan, tidak semua benjolan di sekitar payudara adalah kanker.
“Tidak semua benjolan di payudara adalah kanker. Dia juga bisa merupakan penyakit infeksi ataupun kelainan bawaan. Dia juga bisa berhubungan dengan siklus menstruasi atau ada kaitannya dengan orang itu sedang menyusui,” jelasnya.
Desak menyebut sadanis dan sadari menjadi elemen penting untuk mencegah risiko kanker payudara. Sadari berarti mengenal kanker payudara, sementara sadanis berarti pemeriksaan kanker payudara secara klinis.
Penyebab Kanker Payudara
Dokter Desak mengungkapkan, hingga saat ini penyebab munculnya kanker payudara pada seseorang masih belum terdeteksi secara pasti. Hal ini berbeda dengan kanker lain yang penyebab utamanya telah terdeteksi secara pasti.Kendati demikian, dia mengatakan bahwa bukan berarti para dokter tidak dapat menyiasatinya. Mereka punya yang namanya faktor risiko. Jadi ada pihak-pihak tertentu yang memiliki potensi lebih tinggi dari orang lain.
“Risiko pertema tentu karena kita perempuan, semua perempuan mempunyai potensi. Kemudian ada faktor keturunan. Bukan berarti semua orang dalam link keluarga ada riwayat satu kanker saja sudah otomatis kita kaitkan dengan faktor keturunan. Hanya sekitar lima sampai sepuluh persen memang keturunan,” ungkap dr. Desak.
tulis komentar anda