Viral! Kisah Pria Terpaksa Menikah karena Ibu Ancam Bunuh Diri hingga Berakhir Cerai
Selasa, 13 Februari 2024 - 09:30 WIB
CHINA - Viral di media sosial kisah seorang pria yang terpaksa menikah karena sang ibu mengancam akan bunuh diri . Ancaman ini menjadi bumerang bagi pria bernama Xiaojin itu lantaran pernikahannya berakhir pada perceraian dan hanya bertahan selama 6 bulan.
Dilansir dari South China Morning Post, Selasa (13/2/2024) Wenzhou City Daily melaporkan bahwa pria bernama Xiajin dari Wenzhou, China menikah karena tekanan dari ibunya saat dia mendekati usia 30-an.
Meskipun tidak memiliki hubungan emosional dengan calon istrinya dan enggan membicarakan pernikahan, Xiaojin dipaksa untuk menikah setelah ibunya mengancam akan bunuh diri.
Xiaojin tidak memiliki ikatan dengan istrinya. Dia pun baru mengenal perempuan yang dinikahinya itu dalam waktu singkat sehingga tidak mempunyai waktu lama untuk saling mengenal sifat satu sama lain.
Pasangan yang tidak serasi ini tidak hanya gagal berkomunikasi dengan baik, mereka juga bertengkar mengenai siapa yang bertanggung jawab atas pekerjaan rumah tangga. Selain itu, keduanya juga menolak untuk berhubungan seks.
Fenomena “pasangan vokal” dan meningkatnya tren kawin paksa menunjukkan adanya masalah sosial yang lebih luas di China.
Meskipun jumlah pernikahan di negara ini telah menurun secara signifikan, dari sekitar 13,5 juta pasangan pada 2013 menjadi 6,8 juta pada 2022, banyak orang tua di China yang didorong oleh pandangan tradisional dan ekspektasi masyarakat, menekan generasi muda untuk menikah.
Ini karena mereka merasa malu atau kekhawatiran tentang pernikahan masa depan anak mereka. Namun, pendekatan ini sering kali memperburuk situasi.
Dilansir dari South China Morning Post, Selasa (13/2/2024) Wenzhou City Daily melaporkan bahwa pria bernama Xiajin dari Wenzhou, China menikah karena tekanan dari ibunya saat dia mendekati usia 30-an.
Meskipun tidak memiliki hubungan emosional dengan calon istrinya dan enggan membicarakan pernikahan, Xiaojin dipaksa untuk menikah setelah ibunya mengancam akan bunuh diri.
Xiaojin tidak memiliki ikatan dengan istrinya. Dia pun baru mengenal perempuan yang dinikahinya itu dalam waktu singkat sehingga tidak mempunyai waktu lama untuk saling mengenal sifat satu sama lain.
Pasangan yang tidak serasi ini tidak hanya gagal berkomunikasi dengan baik, mereka juga bertengkar mengenai siapa yang bertanggung jawab atas pekerjaan rumah tangga. Selain itu, keduanya juga menolak untuk berhubungan seks.
Fenomena “pasangan vokal” dan meningkatnya tren kawin paksa menunjukkan adanya masalah sosial yang lebih luas di China.
Meskipun jumlah pernikahan di negara ini telah menurun secara signifikan, dari sekitar 13,5 juta pasangan pada 2013 menjadi 6,8 juta pada 2022, banyak orang tua di China yang didorong oleh pandangan tradisional dan ekspektasi masyarakat, menekan generasi muda untuk menikah.
Ini karena mereka merasa malu atau kekhawatiran tentang pernikahan masa depan anak mereka. Namun, pendekatan ini sering kali memperburuk situasi.
Lihat Juga :
tulis komentar anda