Mengenal Bakteri Strep A yang Sedang Mewabah di Jepang

Senin, 18 Maret 2024 - 15:43 WIB
Jepang tengah dilanda kasus infeksi bakteri yang penyebarannya berlangsung sangat cepat dan belum pernah terjadi sebelumnya. Kasus ini disebabkan oleh bakteri yang dikenal sebagai Streptococcus pyogenes atau sering disebut Strep A. Foto/iStock
JAKARTA - Jepang tengah dilanda kasus infeksi bakteri yang penyebarannya berlangsung sangat cepat dan belum pernah terjadi sebelumnya. Kasus ini disebabkan oleh bakteri yang dikenal sebagai Streptococcus pyogenes atau sering disebut Strep A.

Mengingat momoknya yang sangat menakutkan, bakteri Strep A menjadi perbincangan hangat saat ini. Banyak yang bertanya-tanya tentang bakteri yang masih asing di telinga tersebut. Lantas, apa itu bakteri Strep A? Simak paparannya sebagai berikut.

Sebagaimana dihimpun dari The Conversation, Senin (18/3/224), bakteri Strep A merupakan bakteri yang masuk dalam kategori mematikan. Jumlah kematian akibat infeksi bakteri Strep A di tahun 2024 ini juga lebih tinggi dari biasanya, termasuk pada anak-anak.







Peningkatan signifikan pada pasien yang didiagnosis dengan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Strep grup A sebenarnya bukan hanya terjadi di Jepang, tapi juga di berbagai belahan dunia. Khususnya di Kanada, Public Health Ontario saat ini melaporkan peningkatan besar dalam kasus Strep A yang invasif.

Peningkatan kasus serupa juga telah dilaporkan di beberapa negara di Eropa, terutama terjadi pada anak-anak di bawah usia 10 tahun.

Bakteri Strep A hanya menyerang manusia dan penyebarannya terjadi melalui tetesan udara serta kontak orang ke orang. Berbagai penyakit yang disebabkan oleh organisme ini antara lain infeksi saluran pernapasan seperti tonsilitis dan faringitis (gejala radang tenggorokan klasik), serta infeksi kulit superfisial dan infeksi kulit yang dikenal sebagai pioderma.

Namun, bakteri Strep A terkadang dapat berkembang menjadi infeksi invasif yang membahayakan nyawa pasien, seperti necrotizing fasciitis, septikemia (keracunan darah), dan sindrom syok toksik streptokokus.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More