Tren Pariwisata 2024, Sandiaga Uno Ungkap Media Sosial Jadi Inspirasi Utama
Senin, 18 Maret 2024 - 19:33 WIB
JAKARTA - Tren pariwisata terus mengalami perubahan dan pergeseran pascapandemi Covid-19. Kabar baiknya, tren pariwisata 2024 dipercaya menjadi momentum kebangkitan bagi seluruh sektor pariwisata.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno membeberkan tren pariwisata di 2024 berdasarkan data ITB Berlin Convention. Di 2024, fenomena revenge travel menurut drastis.
“Tidak ada lagi revenge travel seperti tahun-tahun sebelumnya. Jadi kalau kemarin sempat terkena pandemi dan akhirnya banyak yang balas dendam untuk travel di 2022-2023, tahun ini sudah menurun drastis. Hal itu juga (berhubungan) isu terkait geopolitik, perlambatan ekonomi, inflasi dan ada juga ada isu staff shortage. Staff shortage baru selesai 2025 dan itu target kepuluhan industri parwisata,” ujar Sandiaga Uno dalam zoom The Weekly Brief with Sandi Uno (WBSU), Senin (18/3/2024).
Sementara itu, dari sisi teknologi behavior disebutkan sebanyak 38 persen wisatawan global berencana melakukan perjalanan wisata yang konsepnya ones in lifetime atau sekali seumur hidup di 2024.
“Sebanyak 77 persen wisatawan global melakukan planing, booking, dan dreaming secara digital. Jadi mereka sekarang terfasilitas dengan digital tourism atau kita sebuat digitalisasi yang berdampak pada keputusan wisatawan untuk pergi ke mana,” jelas Sandiaga.
Attrack teknologi di industri pariwisata ini, kata Sandiaga, sangat berpengaruh dan meningkat.
“48 persen wisatawan mencari tiket pesawat di mobile phone, 47 persen wisatawan melakukan perbandingan penerbangan, 40 persen melakukan pemesanan melalui mobilne phone, dan 22 persen sudah melalukan chatboth dalam perencanaan wisata dan ini luar biasa sekali,” bebernya.
Lebih lanjut, Sandiaga menjelaskan calon wisatawan menjadikan media sosial sebagai inspirasi utama melihat wisata global lewat YouTube. Data tersebut mencapai 40 persen.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno membeberkan tren pariwisata di 2024 berdasarkan data ITB Berlin Convention. Di 2024, fenomena revenge travel menurut drastis.
“Tidak ada lagi revenge travel seperti tahun-tahun sebelumnya. Jadi kalau kemarin sempat terkena pandemi dan akhirnya banyak yang balas dendam untuk travel di 2022-2023, tahun ini sudah menurun drastis. Hal itu juga (berhubungan) isu terkait geopolitik, perlambatan ekonomi, inflasi dan ada juga ada isu staff shortage. Staff shortage baru selesai 2025 dan itu target kepuluhan industri parwisata,” ujar Sandiaga Uno dalam zoom The Weekly Brief with Sandi Uno (WBSU), Senin (18/3/2024).
Sementara itu, dari sisi teknologi behavior disebutkan sebanyak 38 persen wisatawan global berencana melakukan perjalanan wisata yang konsepnya ones in lifetime atau sekali seumur hidup di 2024.
“Sebanyak 77 persen wisatawan global melakukan planing, booking, dan dreaming secara digital. Jadi mereka sekarang terfasilitas dengan digital tourism atau kita sebuat digitalisasi yang berdampak pada keputusan wisatawan untuk pergi ke mana,” jelas Sandiaga.
Attrack teknologi di industri pariwisata ini, kata Sandiaga, sangat berpengaruh dan meningkat.
“48 persen wisatawan mencari tiket pesawat di mobile phone, 47 persen wisatawan melakukan perbandingan penerbangan, 40 persen melakukan pemesanan melalui mobilne phone, dan 22 persen sudah melalukan chatboth dalam perencanaan wisata dan ini luar biasa sekali,” bebernya.
Lebih lanjut, Sandiaga menjelaskan calon wisatawan menjadikan media sosial sebagai inspirasi utama melihat wisata global lewat YouTube. Data tersebut mencapai 40 persen.
tulis komentar anda