Mencicipi Wedang Tape Ketan Hitam, Kuliner Legendaris Bojonegoro yang Eksis sejak 1950
Rabu, 17 April 2024 - 08:08 WIB
“Bila waktu libur ya sekitar 80 gelas. Biasanya malah lebih segitu,” bebernya.
Bagi Anda yang ingin menikmati segelas wedang tape ketan hitam, cukup merogoh kocek Rp6.000 untuk gelas ukuran sedang dan Rp12.000 untuk gelas berukuran jumbo.
Di samping menjajakan wedang tape ketan hitam, menu andalan lain yakni rujak cingur. Makanan khas Jawa Timur itu dibanderol dengan harga per porsi Rp17.000, bila tambah nasi menjadi Rp20.000 per porsi.
MPI/Avirista Midaada
“Ya kalau normalnya porsi menghabiskan 4-5 kilogram cingur. Tapi kalau lagi ramai liburan bisa sampai menghabiskan 8 kilogram cingur,” katanya.
Seorang pelanggan Mochammad Syafi’i mengatakan, wedang tape ketan hitam di warung ini memiliki citra rasa yang tak berubah sejak dulu.
“Aroma tape ketan hitam dibalut santannya begitu terasa. Salah satu kuliner legendaris di Bojonegoro ini. Kalau pulang kampung nyempatkan nyobain ini, bikin kangen rasanya," ucap Syafi'i.
Syafi'i mengaku, sering membeli wedang tape maupun rujak cingur di Warung Ireng. Apalagi menu tersebut sudah ada sejak ia masih kecil.
"Ini sejak saya masih SMP, sudah lama jualannya, termasuk kuliner legendaris di Bojonegoro," ungkap pria 48 tahun itu.
Bagi Anda yang ingin menikmati segelas wedang tape ketan hitam, cukup merogoh kocek Rp6.000 untuk gelas ukuran sedang dan Rp12.000 untuk gelas berukuran jumbo.
Di samping menjajakan wedang tape ketan hitam, menu andalan lain yakni rujak cingur. Makanan khas Jawa Timur itu dibanderol dengan harga per porsi Rp17.000, bila tambah nasi menjadi Rp20.000 per porsi.
MPI/Avirista Midaada
“Ya kalau normalnya porsi menghabiskan 4-5 kilogram cingur. Tapi kalau lagi ramai liburan bisa sampai menghabiskan 8 kilogram cingur,” katanya.
Seorang pelanggan Mochammad Syafi’i mengatakan, wedang tape ketan hitam di warung ini memiliki citra rasa yang tak berubah sejak dulu.
“Aroma tape ketan hitam dibalut santannya begitu terasa. Salah satu kuliner legendaris di Bojonegoro ini. Kalau pulang kampung nyempatkan nyobain ini, bikin kangen rasanya," ucap Syafi'i.
Syafi'i mengaku, sering membeli wedang tape maupun rujak cingur di Warung Ireng. Apalagi menu tersebut sudah ada sejak ia masih kecil.
"Ini sejak saya masih SMP, sudah lama jualannya, termasuk kuliner legendaris di Bojonegoro," ungkap pria 48 tahun itu.
tulis komentar anda