Mencicipi Wedang Tape Ketan Hitam, Kuliner Legendaris Bojonegoro yang Eksis sejak 1950
Rabu, 17 April 2024 - 08:08 WIB
“Jadi dalam satu porsi gelas itu kita masukkan dulu tape ketan hitamnya, kemudian ditambahkan gula dan santan, baru terakhir disiram air panas,” jelasnya.
Dalam sehari setidaknya Lia menghabiskan 3 kilogram tape ketan hitam serta 12-13 buah kelapa untuk santan.
MPI/Avirista Midaada
“Itu kalau normalnya segitu. Kalau ramai ya nambah lagi bahannya,” ujar perempuan 54 tahun tersebut.
Menurut Lia, dari awal berjualan sejak neneknya hingga sekarang, takaran wedang tak mengalami perubahan. Hanya, ia mengaku tak terlalu paham soal takaran tersebut, mengingat yang lebih tahu komposisinya adalah sang suami, Totok Suyanto.
“Yang meracik dan menakar itu suami saya. Saya tinggal meraciknya di gelas – gelas,” kilahnya.
Dari jumlah tersebut, maksimal 50 gelas wedang tape ketan hitam laris dibeli pembeli. Jumlah tersebut bertambah saat masa libur tiba, terlebih di momen libur lebaran di mana banyak pemudik dari Bojonegoro yang pulang kampung.
Dalam sehari setidaknya Lia menghabiskan 3 kilogram tape ketan hitam serta 12-13 buah kelapa untuk santan.
MPI/Avirista Midaada
“Itu kalau normalnya segitu. Kalau ramai ya nambah lagi bahannya,” ujar perempuan 54 tahun tersebut.
Menurut Lia, dari awal berjualan sejak neneknya hingga sekarang, takaran wedang tak mengalami perubahan. Hanya, ia mengaku tak terlalu paham soal takaran tersebut, mengingat yang lebih tahu komposisinya adalah sang suami, Totok Suyanto.
“Yang meracik dan menakar itu suami saya. Saya tinggal meraciknya di gelas – gelas,” kilahnya.
Dari jumlah tersebut, maksimal 50 gelas wedang tape ketan hitam laris dibeli pembeli. Jumlah tersebut bertambah saat masa libur tiba, terlebih di momen libur lebaran di mana banyak pemudik dari Bojonegoro yang pulang kampung.
tulis komentar anda