Tingkatkan Gaya Hidup Sehat dengan Menerapkan Konsep Bijak Garam
Selasa, 21 Mei 2024 - 03:30 WIB
JAKARTA - Guna mencapai tujuan memperpanjang harapan hidup sehat 1 miliar orang di seluruh dunia serta mengurangi dampak lingkungan dari kegiatan bisnis hingga 50%, berbagai inisiasi dilakukan secara bersama dengan seluruh afiliasi dari Grup Global Ajinomoto dan PT Ajinomoto Indonesia, termasuk melakukan upaya Health Provider.
Grup Ajinomoto Indonesia memiliki konsep Bijak Garam sebagai salah satu inisiasi Health Provider Ajinomoto untuk membantu memperpanjang harapan hidup sehat dan mendorong penerapan gaya hidup sehat masyarakat Indonesia. Konsep Bijak Garam merupakan solusi dengan pengaplikasian yang cukup mudah, yaitu dengan mengurangi penggunaan garam dan menambahkan sedikit MSG dalam konsumsi menu harian.
Menurut spesialis gizi klinik dari Rumah Sakit Premier Bintaro dr. Yohan Samudra, SpGK, AIFO-K, konsumsi garam yang berlebih menjadi pemicu utama timbulnya hipertensi yang berujung pada peningkatan faktor risiko penyakit jantung. Oleh karena itu, mengontrol asupan garam menjadi penting bagi masyarakat supaya terhindar dari faktor risiko serangan jantung maupun hipertensi.
“Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang tidak selalu memiliki gejala. Bisa saja begitu diukur tiba-tiba tensinya tinggi, atau bisa juga ditandai dengan rasa tidak nyaman, sakit kepala, namun bukan berarti setiap sakit kepala penyebabnya adalah tekanan darah tinggi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk bisa mencegah faktor-faktor risikonya," beber dr. Yohan Samudra.
Ada beberapa faktor pemicu risiko hipertensi, seperti faktor usia, faktor genetik, dan faktor gaya hidup tidak sehat seperti penyakit metabolik (gula darah tinggi, kolesterol tinggi, asupan garam berlebih).
"Dari faktor-faktor tersebut, tentu saja menerapkan gaya hidup sehat menjadi cara yang paling baik untuk terhindar dari faktor risiko hipertensi,” ujar dr. Yohan Samudra.
Memperingati Hari Hipertensi Sedunia yang jatuh pada Mei ini, dr. Yohan Samudra mengajak seluruh masyarakat untuk lebih menerapkan gaya hidup sehat dengan berolahraga secara teratur, serta mengontrol asupan gula, garam, lemak (GGL) sebagaimana dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.
"Natrium di dalam garam memang menjadi salah satu zat gizi mikro yang membantu mendukung fungsi tubuh. Namun, konsumsi garam berlebih bisa memicu penumpukan cairan yang berlebihan di dalam jaringan tubuh. Cairan tersebut bisa tertarik masuk ke dalam pembuluh darah dan meningkatkan volume aliran darah. Kondisi ini akan memicu kenaikan tekanan darah dan menyebabkan hipertensi," terang dr. Yohan Samudra.
Ketika seseorang mengalami tekanan darah tinggi atau hipertensi, lanjutnya, dalam jangka panjang pembuluh darah akan mengeras dan menyempit. Akibatnya, aliran darah dan oksigen yang disalurkan ke organ tubuh menjadi berkurang. Jantung akan bekerja ekstra dan meningkatkan tekanan darah yang memicu gagal jantung ataupun stroke.
Grup Ajinomoto Indonesia memiliki konsep Bijak Garam sebagai salah satu inisiasi Health Provider Ajinomoto untuk membantu memperpanjang harapan hidup sehat dan mendorong penerapan gaya hidup sehat masyarakat Indonesia. Konsep Bijak Garam merupakan solusi dengan pengaplikasian yang cukup mudah, yaitu dengan mengurangi penggunaan garam dan menambahkan sedikit MSG dalam konsumsi menu harian.
Menurut spesialis gizi klinik dari Rumah Sakit Premier Bintaro dr. Yohan Samudra, SpGK, AIFO-K, konsumsi garam yang berlebih menjadi pemicu utama timbulnya hipertensi yang berujung pada peningkatan faktor risiko penyakit jantung. Oleh karena itu, mengontrol asupan garam menjadi penting bagi masyarakat supaya terhindar dari faktor risiko serangan jantung maupun hipertensi.
“Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang tidak selalu memiliki gejala. Bisa saja begitu diukur tiba-tiba tensinya tinggi, atau bisa juga ditandai dengan rasa tidak nyaman, sakit kepala, namun bukan berarti setiap sakit kepala penyebabnya adalah tekanan darah tinggi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk bisa mencegah faktor-faktor risikonya," beber dr. Yohan Samudra.
Ada beberapa faktor pemicu risiko hipertensi, seperti faktor usia, faktor genetik, dan faktor gaya hidup tidak sehat seperti penyakit metabolik (gula darah tinggi, kolesterol tinggi, asupan garam berlebih).
"Dari faktor-faktor tersebut, tentu saja menerapkan gaya hidup sehat menjadi cara yang paling baik untuk terhindar dari faktor risiko hipertensi,” ujar dr. Yohan Samudra.
Memperingati Hari Hipertensi Sedunia yang jatuh pada Mei ini, dr. Yohan Samudra mengajak seluruh masyarakat untuk lebih menerapkan gaya hidup sehat dengan berolahraga secara teratur, serta mengontrol asupan gula, garam, lemak (GGL) sebagaimana dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.
"Natrium di dalam garam memang menjadi salah satu zat gizi mikro yang membantu mendukung fungsi tubuh. Namun, konsumsi garam berlebih bisa memicu penumpukan cairan yang berlebihan di dalam jaringan tubuh. Cairan tersebut bisa tertarik masuk ke dalam pembuluh darah dan meningkatkan volume aliran darah. Kondisi ini akan memicu kenaikan tekanan darah dan menyebabkan hipertensi," terang dr. Yohan Samudra.
Ketika seseorang mengalami tekanan darah tinggi atau hipertensi, lanjutnya, dalam jangka panjang pembuluh darah akan mengeras dan menyempit. Akibatnya, aliran darah dan oksigen yang disalurkan ke organ tubuh menjadi berkurang. Jantung akan bekerja ekstra dan meningkatkan tekanan darah yang memicu gagal jantung ataupun stroke.
tulis komentar anda