Upaya Pemerintah dan Swasta untuk Tekan Angka Luka Dekubitus pada Lansia

Kamis, 30 Mei 2024 - 15:00 WIB
Mengusung tema Lansia Sehat dan Berdaya untuk Indonesia Emas, peringatan hari lansia menekankan pentingnya peran keluarga dan tenaga kesehatan dalam perawatan lansia, terutama yang memerlukan perawatan jangka panjang untuk pencegahan dekubitus. Foto/Ist
JAKARTA - Rasio kejadian luka dekubitus di Indonesia lebih tinggi dibanding negara-negara lain di ASEAN, yaitu mencapai 33%. Hal ini menjadikan luka dekubitus sebagai salah satu isu sosial di Indonesia.

Apalagi saat ini Indonesia telah memasuki era aging population, di mana jumlah lansia di Indonesia mencapai 11.75% dan diprediksi akan terus bertambah jadi 20% dari total penduduk Indonesia di tahun 2045. Hal ini tentu menjadi salah satu tantangan dalam pemenuhan perawatan jangka panjang lansia.

Direktur Kesehatan Usia Produktif dan Lanjut Usia Kementerian Kesehatan RI dr. Nida Rohmawati, MPH mengatakan, dengan mengusung tema “Lansia Sehat dan Berdaya untuk Indonesia Emas”, peringatan hari lansia menekankan pentingnya peran keluarga dan tenaga kesehatan dalam perawatan lansia, terutama yang memerlukan perawatan jangka panjang untuk pencegahan dekubitus. Upaya peningkatan derajat kesehatan lansia akan menjadikan lansia lebih berdaya guna sehingga dapat berkontribusi bagi kemajuan bangsa.



Kementerian Kesehatan telah melakukan upaya untuk meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan dan peningkatan peran keluarga melalui penerbitan berbagai panduan dan juknis, berbagai kegiatan orientasi dan seminar terkait perawatan jangka panjang bagi lansia sebagai salah satu respons menghadapi aging population.

"Meski begitu, inisiatif ini tidak cukup jika hanya dilakukan oleh pemerintah saja, tetapi juga memerlukan dukungan dari sektor swasta," kata dr. Nida.

Terkait risiko terjadinya luka dekubitus, dr. Rinadewi Astriningrum Sp.D.V.E., Subsp.D.A dari KSDGI mengatakan, lansia dengan kondisi tirah baring yang mobilitasnya terbatas memiliki risiko terkena luka dekubitus lebih tinggi karena adanya tekanan pada area tubuh yang sama dalam jangka waktu yang lama.

"Hal ini dapat diperparah jika menggunakan popok dengan sirkulasi udara yang tidak baik, karena kulit menjadi pengap dan rentan terhadap iritasi. Oleh karena itu, popok yang sirkulasi udaranya baik efektif untuk mencegah terjadinya luka dekubitus," katanya.

Sementara itu, melanjutkan inisiatif di tahun 2023 melalui kolaborasi pertama di Indonesia antara pemerintah, produsen, dan akademisi melakukan riset bersama Clinical Research Supporting Unit – Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (CRSU-FKUI), Lifree meluncurkan popok dewasa pertama dan satu-satunya di Indonesia dengan 100% bahan breathable, yaitu Lifree Popok Perekat.

Dari hasil pengujian internal yang dilakukan, Lifree Popok Perekat terbukti dapat mengurangi kelembaban kulit di area sekitar perut (skin moisture) hingga 25% dibanding menggunakan popok perekat biasa berbahan vinyl (grafik kiri dibawah). Lalu kelembaban (humidity) di dalam popok juga membaik 23% dibanding popok perekat biasa.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More