Hadirkan Inovasi Rasa Pedas Berbasis Riset, McCormick Siap Bantu Produsen Makanan Penuhi Keinginan Konsumen
Jum'at, 30 Agustus 2024 - 21:35 WIB
JAKARTA - Perusahaan global dalam industri rasa, McCormick, akan berpartisipasi di ajang Food Ingredients Asia (FIA) 2024 pada 4-6 September mendatang.
Dalam pameran bahan makanan tersebut, McCormick bakal menghadirkan cita rasa yang sedang trending, salah satunya inovasi rasa pedas terbaru yang mampu menggugah selera produsen makanan dan para foodie di Indonesia. Selain itu, McCormick juga akan membahas hasil riset terbaru mereka mengenai berbagai tantangan produsen makanan dalam negeri serta cara mengubahnya menjadi peluang dalam rangka menghasilkan rasa makanan yang unik dan sesuai selera konsumen.
Di era globalisasi saat ini, tren makanan dapat menyebar ke seluruh dunia dengan cepat. Social media dan budaya populer juga menjadi pendorong utama yang dapat mempengaruhi makanan yang ingin kita santap.
Berdasarkan data terbaru dari Neurosensum, konsumen Indonesia saat ini semakin antusias untuk mencoba rasa makanan pedas yang tidak biasa dan beraneka ragam. Rasa lokal dan hidangan yang terinspirasi dari resep tradisional juga menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen. Selain itu, kaula muda dari segmen sosial ekonomi menengah ke atas menunjukkan minat yang tinggi terhadap makanan internasional.
Temuan data ini sejalan dengan hasil riset terbaru McCormick. Dalam riset ini, McCormick mewawancarai para pemain industri dari berbagai mitra perusahaan makanan. Para responden mengatakan bahwa preferensi konsumen Indonesia kini telah berubah. Awalnya, konsumen Indonesia lebih menyukai rasa asin, tapi kini beralih ke rasa pedas, gurih, dan beraroma bawang putih.
Untuk memenuhi permintaan konsumen, para responden juga berencana mendorong produksi makanan premium selama lima tahun ke depan dan menciptakan rasa yang terinspirasi dari hidangan asal Korea, Jepang, atau negara lainnya yang sedang populer di platform 'TikTok.' Selain itu, para responden akan berfokus mengembangkan "Hero Flavour" atau rasa makanan khas yang dapat menjadi identitas sebuah brand, untuk dijadikan camilan, mi instan, ataupun produk lainnya.
Namun, riset ini menunjukkan bahwa masih banyak perusahaan makanan yang kesulitan dalam menciptakan rasa makanan baru untuk memenuhi permintaan pasar
“Kami melihat konsumen kini semakin tertarik dengan rasa makanan yang trending. Hal ini tentunya dapat menjadi peluang. Sayang, banyak mitra kami di Indonesia yang menghadapi berbagai tantangan dalam menciptakan rasa pedas yang inovatif. Beberapa tantangan tersebut adalah kesulitan mengikuti tren pasar dan preferensi konsumen yang cepat berubah, tidak mampu merealisasikan inovasi baru dengan cepat, dan menghadapi regulasi yang kompleks," kata Betty Juliana Tan, Vice President of Specialty Flavours & Ingredients, McCormick Asia, melalui keterangan tertulis.
Menurut Betty Juliana Tan, bermitra dengan McCormick tentu menguntungkan para pelaku usaha karena mereka akan mendapatkan wawasan mendalam untuk menciptakan makanan dengan menggabungkan rasa yang tepat dan menggugah selera sehingga dapat menjadi lebih unggul di industri.
Dalam pameran bahan makanan tersebut, McCormick bakal menghadirkan cita rasa yang sedang trending, salah satunya inovasi rasa pedas terbaru yang mampu menggugah selera produsen makanan dan para foodie di Indonesia. Selain itu, McCormick juga akan membahas hasil riset terbaru mereka mengenai berbagai tantangan produsen makanan dalam negeri serta cara mengubahnya menjadi peluang dalam rangka menghasilkan rasa makanan yang unik dan sesuai selera konsumen.
Di era globalisasi saat ini, tren makanan dapat menyebar ke seluruh dunia dengan cepat. Social media dan budaya populer juga menjadi pendorong utama yang dapat mempengaruhi makanan yang ingin kita santap.
Berdasarkan data terbaru dari Neurosensum, konsumen Indonesia saat ini semakin antusias untuk mencoba rasa makanan pedas yang tidak biasa dan beraneka ragam. Rasa lokal dan hidangan yang terinspirasi dari resep tradisional juga menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen. Selain itu, kaula muda dari segmen sosial ekonomi menengah ke atas menunjukkan minat yang tinggi terhadap makanan internasional.
Temuan data ini sejalan dengan hasil riset terbaru McCormick. Dalam riset ini, McCormick mewawancarai para pemain industri dari berbagai mitra perusahaan makanan. Para responden mengatakan bahwa preferensi konsumen Indonesia kini telah berubah. Awalnya, konsumen Indonesia lebih menyukai rasa asin, tapi kini beralih ke rasa pedas, gurih, dan beraroma bawang putih.
Untuk memenuhi permintaan konsumen, para responden juga berencana mendorong produksi makanan premium selama lima tahun ke depan dan menciptakan rasa yang terinspirasi dari hidangan asal Korea, Jepang, atau negara lainnya yang sedang populer di platform 'TikTok.' Selain itu, para responden akan berfokus mengembangkan "Hero Flavour" atau rasa makanan khas yang dapat menjadi identitas sebuah brand, untuk dijadikan camilan, mi instan, ataupun produk lainnya.
Namun, riset ini menunjukkan bahwa masih banyak perusahaan makanan yang kesulitan dalam menciptakan rasa makanan baru untuk memenuhi permintaan pasar
“Kami melihat konsumen kini semakin tertarik dengan rasa makanan yang trending. Hal ini tentunya dapat menjadi peluang. Sayang, banyak mitra kami di Indonesia yang menghadapi berbagai tantangan dalam menciptakan rasa pedas yang inovatif. Beberapa tantangan tersebut adalah kesulitan mengikuti tren pasar dan preferensi konsumen yang cepat berubah, tidak mampu merealisasikan inovasi baru dengan cepat, dan menghadapi regulasi yang kompleks," kata Betty Juliana Tan, Vice President of Specialty Flavours & Ingredients, McCormick Asia, melalui keterangan tertulis.
Menurut Betty Juliana Tan, bermitra dengan McCormick tentu menguntungkan para pelaku usaha karena mereka akan mendapatkan wawasan mendalam untuk menciptakan makanan dengan menggabungkan rasa yang tepat dan menggugah selera sehingga dapat menjadi lebih unggul di industri.
tulis komentar anda