6 Kondisi Pasien Jantung yang Bisa Ditangani dengan Bedah Minimal Invasif

Rabu, 04 September 2024 - 09:49 WIB
Saat ini penanganan penyakit jantung sangat beragam, salah satunya adalah inovasi bedah jantung minimal invasif. Foto Ilustrasi/Freepik
JAKARTA - Gangguan jantung merupakan penyakit urutan kedua penyebab kematian tertinggi di Indonesia dengan 95,68 kasus per 100.000 penduduk. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, 15 dari 1.000 orang atau sekitar 2.784.064 orang di Indonesia menderita penyakit jantung.

Saat ini penanganan penyakit jantung sangat beragam, salah satunya adalah inovasi bedah jantung minimal invasif. Bedah jantung minimal invasif merupakan prosedur yang dilakukan melalui satu atau lebih sayatan kecil di tubuh, berbeda dengan operasi jantung terbuka yang biasanya melibatkan satu sayatan panjang di bagian depan dada.

Bedah jantung ini belum banyak dilakukan di Indonesia dan dirancang khusus untuk memberikan alternatif penanganan yang lebih aman, nyaman, dan efisien bagi pasien yang memerlukan operasi jantung, dengan masa pemulihan yang lebih singkat.





Spesialis Bedah Toraks dan Kardiak Vaskular, Subspesialis Bedah Jantung Dewasa dari Heart & Vascular Center Bethsaida Hospital dr. Wirya Ayu Graha, Sp.BTKV, Subsp. JD menjelaskan, prosedur ini menggunakan kamera dan alat-alat khusus yang dimasukkan melalui sayatan. Alat-alat khusus tersebut kemudian diarahkan di antara tulang rusuk untuk mencapai jantung.

“Teknik bedah ini memberikan banyak manfaat bagi pasien, termasuk mengurangi risiko infeksi, mengurangi nyeri pascaoperasi, dan mempercepat waktu pemulihan. Dengan pendekatan minimal invasif, kami dapat memberikan perawatan yang lebih optimal dan mendukung kualitas hidup pasien setelah operasi, seperti bisa lebih cepat kembali bekerja,” terang dr. Wirya.

Lebih lanjut dr. Wirya menjelaskan, prosedur operasi jantung minimal invasif biasanya memakan waktu sekitar tiga hingga lima jam. Selama tindakan operasi tersebut, ahli bedah jantung akan membuat satu atau lebih sayatan kecil di sisi dada, menggunakan instrumen operasi yang khusus dan lebih panjang dari instrument biasa, serta mengarahkan alat di antara tulang rusuk untuk mencapai jantung pasien.

“Ahli bedah juga akan memperbaiki jantung pasien mulai dari penggantian katup jantung, pemasangan alat atau pengangkatan tumor, dan menutup sayatan dengan jahitan,” katanya.

Di sisi lain, Direktur Bethsaida Hospital dr. Pitono mengatakan, dengan teknik bedah yang lebih canggih ini, pasien tidak hanya mendapatkan hasil operasi yang memuaskan, tetapi juga dapat segera kembali beraktivitas normal.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More