Mulai Pencarian Jodoh Tanpa Ragu, Percaya pada Dukungan Orang Tua
Sabtu, 05 Oktober 2024 - 00:05 WIB
JAKARTA - Siapa bilang cari jodoh cuma urusan anak muda? Di kampanye terbaru Muzz, orang tua juga boleh pegang setir! Dengan menggunakan media car wrap, Muzz menghadirkan pesan lucu bertajuk: #KejarJodohmu di mobil-mobil yang melaju di ibukota.
Meskipun di tengah kemacetan Jakarta, orang tua dapat jadi pengingat manis bahwa cinta bisa datang kapan saja! Kampanye ini mengajak orang tua untuk mendukung pencarian cinta anak-anak mereka dengan cara yang menghibur. Siapa tahu, momen konyol ini justru jadi awal cerita cinta yang tak terduga!
Muzz merupakan aplikasi pernikahan Muslim yang telah mempertemukan lebih dari 500 ribu pasangan dalam ikatan pernikahan, dan telah memiliki lebih dari 12 juta pengguna yang tersebar di lebih dari 190 negara.
Kampanye yang Menghibur dan Menginspirasi
Kampanye ini menampilkan iklan kreatif melalui media car wrap atau kendaraan yang dilapisi dengan stiker sebagai media promosi. Muzz menampilkan momen lucu ketika orang tua mencoba membantu anak mereka mencari jodoh, bahkan Muzz merekrut orang tua asli yang sedang mencarikan anaknya pasangan hidup sebagai model dalam kampanye car wrap ini.
Dengan penyampaian nasihat yang bersifat candaan seperti “Jodohmu kena macet, Nak!,” dan “Semoga jodohmu nggak seruwet jalanan Jakarta”, Muzz ingin menunjukkan bahwa perjalanan cinta bisa penuh tawa dan canda. Kendaraan yang dilengkapi dengan desain menarik ini akan berkeliling di berbagai lokasi strategis di Jakarta, seperti pusat perbelanjaan, perkantoran, dan tempat-tempat ramai lainnya.
"Bagi sebagian para lajang, menemukan jodoh terbaik memang penuh tantangan. Ini biasanya dipengaruhi ekspektasi, kriteria, dan nilai-nilai pribadi maupun keluarga. Belum lagi pengalaman di masa lalu dan kesiapan di saat ini untuk memulai relasi dengan yang baru, membuat seseorang jadi lebih berhati-hati dan penuh pertimbangan," kata psikolog Disya Arinda.
"Berdasarkan teori psikososial, usia 20-30an tahun adalah masa yang cukup ideal untuk menjalin relasi yang intim dan menikah. Namun di saat yang sama, sebagian dari kita ada kekhawatiran akan kegagalan, penolakan, dan ketidakcocokan. Hal ini yang biasanya membuat beberapa lajang ragu-ragu untuk mengawali proses menemukan jodohnya. Padahal ini semua dapat diminimalkan apabila kita memiliki kriteria pasangan yang sesuai dan sepadan dengan diri, serta mendapatkan dukungan dari orang terdekat seperti orang tua dan keluarga," sambung.
Meskipun di tengah kemacetan Jakarta, orang tua dapat jadi pengingat manis bahwa cinta bisa datang kapan saja! Kampanye ini mengajak orang tua untuk mendukung pencarian cinta anak-anak mereka dengan cara yang menghibur. Siapa tahu, momen konyol ini justru jadi awal cerita cinta yang tak terduga!
Muzz merupakan aplikasi pernikahan Muslim yang telah mempertemukan lebih dari 500 ribu pasangan dalam ikatan pernikahan, dan telah memiliki lebih dari 12 juta pengguna yang tersebar di lebih dari 190 negara.
Kampanye yang Menghibur dan Menginspirasi
Kampanye ini menampilkan iklan kreatif melalui media car wrap atau kendaraan yang dilapisi dengan stiker sebagai media promosi. Muzz menampilkan momen lucu ketika orang tua mencoba membantu anak mereka mencari jodoh, bahkan Muzz merekrut orang tua asli yang sedang mencarikan anaknya pasangan hidup sebagai model dalam kampanye car wrap ini.
Baca Juga
Dengan penyampaian nasihat yang bersifat candaan seperti “Jodohmu kena macet, Nak!,” dan “Semoga jodohmu nggak seruwet jalanan Jakarta”, Muzz ingin menunjukkan bahwa perjalanan cinta bisa penuh tawa dan canda. Kendaraan yang dilengkapi dengan desain menarik ini akan berkeliling di berbagai lokasi strategis di Jakarta, seperti pusat perbelanjaan, perkantoran, dan tempat-tempat ramai lainnya.
"Bagi sebagian para lajang, menemukan jodoh terbaik memang penuh tantangan. Ini biasanya dipengaruhi ekspektasi, kriteria, dan nilai-nilai pribadi maupun keluarga. Belum lagi pengalaman di masa lalu dan kesiapan di saat ini untuk memulai relasi dengan yang baru, membuat seseorang jadi lebih berhati-hati dan penuh pertimbangan," kata psikolog Disya Arinda.
"Berdasarkan teori psikososial, usia 20-30an tahun adalah masa yang cukup ideal untuk menjalin relasi yang intim dan menikah. Namun di saat yang sama, sebagian dari kita ada kekhawatiran akan kegagalan, penolakan, dan ketidakcocokan. Hal ini yang biasanya membuat beberapa lajang ragu-ragu untuk mengawali proses menemukan jodohnya. Padahal ini semua dapat diminimalkan apabila kita memiliki kriteria pasangan yang sesuai dan sepadan dengan diri, serta mendapatkan dukungan dari orang terdekat seperti orang tua dan keluarga," sambung.
Lihat Juga :
tulis komentar anda