Di Film Terbarunya, Rudi Soedjarwo Ajak Renungkan Cinta Seorang Ibu
Rabu, 30 Oktober 2024 - 20:55 WIB
JAKARTA - Film baru berjudul "Bila Esok Ibu Tiada" garapan sutradara Rudi Soedjarwo akan ditayangkan di bioskop mulai 14 November 2024. Melalui film produksi LEO Pictures tersebut, sutradara Rudi Soedjarwo ingin mengajak penonton untuk merenungkan kembali arti keluarga dan pentingnya kehadiran seorang ibu.
Rudi Soedjarwo merasa ibu adalah segalanya sehingga cocok dengan karya ini. "Bagi saya, ibu adalah segalanya. Saya sendiri lebih dekat ke ibu ketimbang ke bapak dan film ini jadi sebuah perjalanan spiritual saya mengenang kebersamaan dengan ibu saya,"kata Rudi dalam konferensi pers di Plaza Indonesia, Rabu (30/10/2024) malam.
Sutradara yang sebelumnya menggarap film antara lain menggarap film "Bintang Jatuh" (2000), "Ada Apa dengan Cinta?" (2002), "Mengejar Matahari" (2004), dan "Mendadak Dangdut" (2006) ini mengatakan, awalnya sempat ragu menerima tawaran menggarap film Bila Esok Ibu Tiada. Pasalnya cerita di film ini seperti mendoakan ibunya tiada.
"Sebenarnya saya agak ngeri ketika mendapatkan proyek film ini. Ibu saya sudah 90 tahun, jadi menggarap film ini tuh, kok, seperti mendoakan dia (ibu) ya," lanjutnya. Namun Rudi Soedjarwo berharap Bila Esok Ibu Tiada bisa terhubung dengan para penonton Indonesia.
Salah satu pesan yang ingin disampaikannya lewat film ini adalah menyempatkan diri bertemu atau berkomunikasi dengan ibu di tengah kesibukan aktivitas. Hal itu memang terdengar sederhana, tetapi nyatanya sulit untuk dilakukan oleh orang dewasa. "Namun, dirinya berharap penonton bisa merasakan dan bisa relate.
“Bagi seorang anak, bisa memperbaiki sebelum semuanya terlambat. Saya berharap film ini dapat menginspirasi banyak orang untuk lebih menghargai waktu bersama orang-orang yang kita cintai," katanya.
Salah satu contoh tangan dingin Rudy Soedjarwo menggarap film disampaikan Fedi Nuril yang berperan sebagai Rangga dalam film ini menyebut, ada satu bagian dalam film Bila Esok Ibu Tiada yang membuat para pemainnya beneran frustasi. Hal ini karena para pemeran dibebaskan berimprovisasi ketika beradegan sampai mendapatkan rasa yang ingin ditampilkan.
“Waktu syuting stres banget. Adegannya panjang, emosi, dan bisa dibilang ini adegan klimaks, jadi harus benar bukan hanya secara teknis, tapi bagaimana penonton tersentuh,” ucap Fedi.
Adegan yang dimaksud Fedi merupakan adegan ketika keempat anak Rahmi berkumpul di meja makan. Di situ ada Ranika (Adinia Wirasti), Rania (Amanda Manopo), Hening (Yasmin Napper), dan Fedi yang berperan sebagai Rangga. Dalam adegan ini setiap karakter menunjukan emosinya dalam konflik yang ada.
Fedi mengatakan, kebebasan pemeran dalam berimprovisasi ternyata berdampak baik pada rasa dalam film ini. Hal tetsebut dibuktikan dengan air mata yang diteteskan para penonton saat film ini ditayangkan. Penonton merasa alur cerita yang ditampilkan sesuai dengan apa yang dialami. Konflik antar kakak dan adik, masalah status pekerjaan, tanggung jawab rumah, semua itu memperkaya alur cerita film yang mudah untuk dipahami.
Film Bila Esok Ibu Tiada diadaptasi dari novel berjudul sama karya Nuy Nagiga mengangkat kisah drama keluarga dari novel dengan judul yang sama karya Nagiga Nuy Ayati. Film ini bercerita tentang sosok Ibu Rahmi (Christine Hakim) yang harus menghadapi keempat anaknya yang memiliki ego satu sama lain, dan sering kali tidak memiliki waktu bersamanya.
Film yang dibintangi oleh Christine Hakim, Slamet Rahardjo, Adinia Wirasti, Fedi Nuril, Amanda Manopo, Yasmin Napper, Baim Wong, Nunu Datau, Hana Saraswati, dan Caesar Hito. Bila Esok Ibu Tiada ini akan tayang di bioskop pada 14 November 2024.
Rudi Soedjarwo merasa ibu adalah segalanya sehingga cocok dengan karya ini. "Bagi saya, ibu adalah segalanya. Saya sendiri lebih dekat ke ibu ketimbang ke bapak dan film ini jadi sebuah perjalanan spiritual saya mengenang kebersamaan dengan ibu saya,"kata Rudi dalam konferensi pers di Plaza Indonesia, Rabu (30/10/2024) malam.
Sutradara yang sebelumnya menggarap film antara lain menggarap film "Bintang Jatuh" (2000), "Ada Apa dengan Cinta?" (2002), "Mengejar Matahari" (2004), dan "Mendadak Dangdut" (2006) ini mengatakan, awalnya sempat ragu menerima tawaran menggarap film Bila Esok Ibu Tiada. Pasalnya cerita di film ini seperti mendoakan ibunya tiada.
"Sebenarnya saya agak ngeri ketika mendapatkan proyek film ini. Ibu saya sudah 90 tahun, jadi menggarap film ini tuh, kok, seperti mendoakan dia (ibu) ya," lanjutnya. Namun Rudi Soedjarwo berharap Bila Esok Ibu Tiada bisa terhubung dengan para penonton Indonesia.
Salah satu pesan yang ingin disampaikannya lewat film ini adalah menyempatkan diri bertemu atau berkomunikasi dengan ibu di tengah kesibukan aktivitas. Hal itu memang terdengar sederhana, tetapi nyatanya sulit untuk dilakukan oleh orang dewasa. "Namun, dirinya berharap penonton bisa merasakan dan bisa relate.
“Bagi seorang anak, bisa memperbaiki sebelum semuanya terlambat. Saya berharap film ini dapat menginspirasi banyak orang untuk lebih menghargai waktu bersama orang-orang yang kita cintai," katanya.
Salah satu contoh tangan dingin Rudy Soedjarwo menggarap film disampaikan Fedi Nuril yang berperan sebagai Rangga dalam film ini menyebut, ada satu bagian dalam film Bila Esok Ibu Tiada yang membuat para pemainnya beneran frustasi. Hal ini karena para pemeran dibebaskan berimprovisasi ketika beradegan sampai mendapatkan rasa yang ingin ditampilkan.
“Waktu syuting stres banget. Adegannya panjang, emosi, dan bisa dibilang ini adegan klimaks, jadi harus benar bukan hanya secara teknis, tapi bagaimana penonton tersentuh,” ucap Fedi.
Adegan yang dimaksud Fedi merupakan adegan ketika keempat anak Rahmi berkumpul di meja makan. Di situ ada Ranika (Adinia Wirasti), Rania (Amanda Manopo), Hening (Yasmin Napper), dan Fedi yang berperan sebagai Rangga. Dalam adegan ini setiap karakter menunjukan emosinya dalam konflik yang ada.
Fedi mengatakan, kebebasan pemeran dalam berimprovisasi ternyata berdampak baik pada rasa dalam film ini. Hal tetsebut dibuktikan dengan air mata yang diteteskan para penonton saat film ini ditayangkan. Penonton merasa alur cerita yang ditampilkan sesuai dengan apa yang dialami. Konflik antar kakak dan adik, masalah status pekerjaan, tanggung jawab rumah, semua itu memperkaya alur cerita film yang mudah untuk dipahami.
Film Bila Esok Ibu Tiada diadaptasi dari novel berjudul sama karya Nuy Nagiga mengangkat kisah drama keluarga dari novel dengan judul yang sama karya Nagiga Nuy Ayati. Film ini bercerita tentang sosok Ibu Rahmi (Christine Hakim) yang harus menghadapi keempat anaknya yang memiliki ego satu sama lain, dan sering kali tidak memiliki waktu bersamanya.
Film yang dibintangi oleh Christine Hakim, Slamet Rahardjo, Adinia Wirasti, Fedi Nuril, Amanda Manopo, Yasmin Napper, Baim Wong, Nunu Datau, Hana Saraswati, dan Caesar Hito. Bila Esok Ibu Tiada ini akan tayang di bioskop pada 14 November 2024.
(tar)
Lihat Juga :
tulis komentar anda