Bahaya Susu Kental Manis pada Anak, Tingkatkan Risiko Stunting dan Penyakit Tak Menular
Minggu, 10 November 2024 - 14:00 WIB
JAKARTA - Susu kental manis (SKM) sering disalahartikan sebagai asupan bergizi. Tak sedikit yang menganggap bahwa SKM merupakan susu sapi murni, padahal kandungan utamanya adalah gula.
Menurut peneliti di Human Nutrition Research Centre FKUI dr. Davrina Rianda, M.Gizi, konsumsi SKM berlebihan pada anak dapat berisiko memicu stunting dan penyakit kronis.
SKM yang tinggi gula memengaruhi preferensi rasa anak. Sehingga membuat mereka lebih suka makanan manis dan kurang menyukai sayuran atau makanan bergizi lainnya.
“Ini bisa memengaruhi preferensi rasa anak. Kalau anak terbiasa makan atau minum minuman manis, ini menggantikan makanan-makanan bergizi. Sehingga bisa menyebabkan stunting," kata dr. Davrina dalam Konferensi Pers Laporan Hasil Pengaduan Kesalahan Penggunaan dan Promosi Kental Manis oleh Masyarakat dan Produsen baru-baru ini.
"SKM bisa membuat anak terbiasa makan makanan manis hingga tidak doyan sayuran," sambungnya.
Empat sendok makan SKM, dijelaskan dr. Davrina setara dengan 19 gram gula. Memberikan SKM pada anak sama seperti halnya mengenalkan air tinggi gula dan bisa memengaruhi preferensi rasa anak.
Selain risiko stunting, konsumsi SKM dapat menyebabkan obesitas dan meningkatkan risiko penyakit tidak menular. Seperti diabetes, di masa mendatang yang harus diwaspadai.
"SKM memiliki kandungan gula dan kalori yang tinggi. Ini akan disimpan menjadi lemak, sehingga anak bisa kegemukan,” jelasnya.
"Dalam tubuhnya sudah terprogram kekurangan zat gizi dalam jangka panjang. Akibatnya terganggu metaboliknya, dan anak-anak stunting jadi bisa berisiko terkena penyakit-penyakit tidak menular seperti kencing manis, diabetes dan lain-lain," tandasnya.
Menurut peneliti di Human Nutrition Research Centre FKUI dr. Davrina Rianda, M.Gizi, konsumsi SKM berlebihan pada anak dapat berisiko memicu stunting dan penyakit kronis.
SKM yang tinggi gula memengaruhi preferensi rasa anak. Sehingga membuat mereka lebih suka makanan manis dan kurang menyukai sayuran atau makanan bergizi lainnya.
“Ini bisa memengaruhi preferensi rasa anak. Kalau anak terbiasa makan atau minum minuman manis, ini menggantikan makanan-makanan bergizi. Sehingga bisa menyebabkan stunting," kata dr. Davrina dalam Konferensi Pers Laporan Hasil Pengaduan Kesalahan Penggunaan dan Promosi Kental Manis oleh Masyarakat dan Produsen baru-baru ini.
"SKM bisa membuat anak terbiasa makan makanan manis hingga tidak doyan sayuran," sambungnya.
Empat sendok makan SKM, dijelaskan dr. Davrina setara dengan 19 gram gula. Memberikan SKM pada anak sama seperti halnya mengenalkan air tinggi gula dan bisa memengaruhi preferensi rasa anak.
Baca Juga
Selain risiko stunting, konsumsi SKM dapat menyebabkan obesitas dan meningkatkan risiko penyakit tidak menular. Seperti diabetes, di masa mendatang yang harus diwaspadai.
"SKM memiliki kandungan gula dan kalori yang tinggi. Ini akan disimpan menjadi lemak, sehingga anak bisa kegemukan,” jelasnya.
"Dalam tubuhnya sudah terprogram kekurangan zat gizi dalam jangka panjang. Akibatnya terganggu metaboliknya, dan anak-anak stunting jadi bisa berisiko terkena penyakit-penyakit tidak menular seperti kencing manis, diabetes dan lain-lain," tandasnya.
(dra)
Lihat Juga :
tulis komentar anda