Pangeran Andrew Berencana Melarikan Diri dari Inggris dan Tinggal di Istana Abu Dhabi
Senin, 23 Desember 2024 - 07:40 WIB
Keputusan adik Raja Charles III itu untuk meninggalkan Inggris diduga terkait dengan tekanan dari skandal keuangan dan hubungannya dengan pihak asing. Salah satu kontroversi melibatkan Yang Tengbo, seorang pengusaha China yang diidentifikasi sebagai mata-mata.
Dilansir dari The Daily Beast, Senin (23/12/2024), Andrew dilaporkan memiliki hubungan bisnis yang erat dengan Yang melalui inisiatif Pitch@Palace, di mana Andrew menerima potongan 2 persen dari setiap kesepakatan investasi.
Paman Pangeran Harry dan Pangeran William ini juga terlibat dalam skandal pembayaran ilegal dari Selman Turk, seorang penipu yang mengirimkan 1,4 juta pound sterling atau Rp28 miliar kepada Andrew dan keluarganya. Selain itu, ia pernah menerima 3 juta pound sterling Rp61 miliar lebih dari harga pasar untuk penjualan rumahnya kepada menantu mantan Presiden Kazakhstan.
Keputusan pangeran 64 tahun itu untuk meninggalkan Inggris muncul setelah ia dikeluarkan dari kehidupan kerajaan oleh Charles. Ia bahkan tidak diikutsertakan dalam perayaan Natal kerajaan akibat skandal yang terus berlanjut.
Namun, keputusannya untuk pindah ke Abu Dhabi mengundang kritik. Beberapa pihak mempertanyakan bagaimana mantan suami Sarah Ferguson ini mendanai gaya hidup mewahnya, mengingat skandal keuangan dan dugaan penyalahgunaan jabatan sebagai duta perdagangan Inggris di masa lalu.
Norman Baker, seorang mantan menteri pemerintah Inggris, menyebut bahwa kesombongan, kebodohan, dan keserakahan Andrew membuatnya terjebak dalam skandal-skandal ini. Ia juga menambahkan bahwa praktik menerima keuntungan dari pihak asing bukan hal baru di lingkungan Keluarga Kerajaan, meskipun anggota lainnya lebih cerdik dalam melakukannya.
Jika rencana Andrew untuk menetap di Abu Dhabi terwujud, ia akan bergabung dengan Raja Spanyol Juan Carlos, yang juga tinggal di sana sejak 2020 akibat skandal korupsi. Langkah ini menambah daftar panjang anggota bangsawan yang memilih pengasingan untuk menghindari sorotan negatif di negara asalnya.
Dengan lingkungan yang mendukung dan peluang bisnis yang luas, Abu Dhabi tampaknya menjadi pilihan ideal bagi putra mendiang Ratu Elizabeth II tersebut untuk memulai hidup baru, meskipun langkah ini diperkirakan akan terus memicu kritik dan kontroversi di masa mendatang.
Dilansir dari The Daily Beast, Senin (23/12/2024), Andrew dilaporkan memiliki hubungan bisnis yang erat dengan Yang melalui inisiatif Pitch@Palace, di mana Andrew menerima potongan 2 persen dari setiap kesepakatan investasi.
Baca Juga
Paman Pangeran Harry dan Pangeran William ini juga terlibat dalam skandal pembayaran ilegal dari Selman Turk, seorang penipu yang mengirimkan 1,4 juta pound sterling atau Rp28 miliar kepada Andrew dan keluarganya. Selain itu, ia pernah menerima 3 juta pound sterling Rp61 miliar lebih dari harga pasar untuk penjualan rumahnya kepada menantu mantan Presiden Kazakhstan.
Keputusan pangeran 64 tahun itu untuk meninggalkan Inggris muncul setelah ia dikeluarkan dari kehidupan kerajaan oleh Charles. Ia bahkan tidak diikutsertakan dalam perayaan Natal kerajaan akibat skandal yang terus berlanjut.
Namun, keputusannya untuk pindah ke Abu Dhabi mengundang kritik. Beberapa pihak mempertanyakan bagaimana mantan suami Sarah Ferguson ini mendanai gaya hidup mewahnya, mengingat skandal keuangan dan dugaan penyalahgunaan jabatan sebagai duta perdagangan Inggris di masa lalu.
Norman Baker, seorang mantan menteri pemerintah Inggris, menyebut bahwa kesombongan, kebodohan, dan keserakahan Andrew membuatnya terjebak dalam skandal-skandal ini. Ia juga menambahkan bahwa praktik menerima keuntungan dari pihak asing bukan hal baru di lingkungan Keluarga Kerajaan, meskipun anggota lainnya lebih cerdik dalam melakukannya.
Jika rencana Andrew untuk menetap di Abu Dhabi terwujud, ia akan bergabung dengan Raja Spanyol Juan Carlos, yang juga tinggal di sana sejak 2020 akibat skandal korupsi. Langkah ini menambah daftar panjang anggota bangsawan yang memilih pengasingan untuk menghindari sorotan negatif di negara asalnya.
Dengan lingkungan yang mendukung dan peluang bisnis yang luas, Abu Dhabi tampaknya menjadi pilihan ideal bagi putra mendiang Ratu Elizabeth II tersebut untuk memulai hidup baru, meskipun langkah ini diperkirakan akan terus memicu kritik dan kontroversi di masa mendatang.
Lihat Juga :
tulis komentar anda