Mengenal Penyakit Batu Empedu Sejak Dini

Senin, 07 September 2020 - 14:15 WIB
Foto/dok
JAKARTA - Banyak orang yang bingung terhadap penyakit batu empedu. Karena letak lambung dan kantong empedu berdekatan, yakni di ulu hati, maka bila salah satu organ ini mengalami peradangan, rasanya hampir sama seperti penyakit maag.

Untuk itu, kita harus mengenali bagaimana penyakit ini. Dokter Penyakit Dalam Subspesialis Gastro Entero Hepatologi dari Primaya Hospital Bekasi Barat Dr Suwito Indra SpPD-KGEH FINASIM mengatakan batu empedu merupakan partikel keras yang berkembang di dalam kandung empedu ataupun saluran empedu. (Baca: Opini Publik Dinilai Ganggung Penyidikan Kasus Jaksa Pinangki)

Sebagai gambaran, di Asia ini kasus batu empedu berkisar antara 4,35% – 10,7%. Di Indonesia, penyakit ini lebih banyak disebabkan batu kolesterol yang timbul karena pola makan yang tinggi lemak dan gaya hidup. “Garam empedu yang berfungsi untuk mencerna lemak dan kolesterol, ketika jumlah kolesterol lebih tinggi daripada garam empedu, akhirnya menyebabkan kandung empedu jenuh,” ucap dr Suwito.



Ia menjelaskan, kejenuhan batu empedu tersebut karena adanya protein musin yang memekatkan garam empedu itu menjadi massa yang lebih keras, disebut batu kolesterol. “Normalnya batu kolesterol ini masih bisa dibuang ke usus dua belas jari. Namun, karena sudah bertumpuk dan terakumulasi sehingga menyebabkan penyumbatan, maka inilah yang dinamakan batu empedu,” ujar dr Suwito. (Baca juga: Jam Tangan Misterius Kurt Cobain yang Tak Banyak Orang Tahu)

Ia menuturkan bahwa faktor risiko dari penyakit ini tidak hanya lemak. Faktor risiko dari batu empedu, biasanya disingkat menjadi 4F, yaitu fat (lemak), forty (umur), female (wanita), dan family (genetik).

Bila ada batu di dalam saluran empedu, maka dapat menyebabkan sumbatan aliran empedu dan infeksi. Akibatnya penderitanya dapat terlihat kuning (terutama tampak pada mata), disertai nyeri ulu hati seperti orang sakit maag dan demam.

Menurut dr Suwito, pada hampir sebagian besar kasus, penyakit ini tidak akan menimbulkan gejala apa pun. Namun, terkadang batu ini akan menyumbat bagian ujung empedu sehingga akan memicu rasa sakit mendadak yang cukup hebat. Nyeri ini disebut dengan nyeri kolik, dan dapat bertahan selama hitungan jam. (Lihat videonya: Kemarau Panjang, Warga Kabupaten Bekasi Mengalami Kekeringan)

Pada pengobatan batu empedu, salah satu prosedur modern untuk mengatasi sumbatan saluran empedu adalah dengan metode ERCP (Endoscopy Retrograde Cholangiopancreatography). “Dengan metode ERCP ini dapat dilihat tempat terjadinya sumbatan saluran empedu, dan sekaligus dapat dilakukan upaya mengatasi sumbatan tersebut,” paparnya. (Iman Firmansyah)
(ysw)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More