Demi Lingkungan yang Lebih Baik, Kisaku Perkenalkan Sustainability Program
Sabtu, 12 September 2020 - 01:24 WIB
JAKARTA - Dalam rangka merayakan ulang tahun pertamanya, Kisaku Coffee Shop memperkenalkan Kisaku Sustainability Program. Selain menghapus penggunaan plastik sekali pakai dan pemberian diskon 10% bagi pelanggan yang membawa tumbler sendiri, dalam program ini Kisaku juga memperkenalkan penggunaan gelas plastik tanpa sedotan, serta memulai kolaborasi dengan Bank Sampah Induk Gesit Jakarta Selatan.
( )
Suku Dinas Lingkungan Hidup Kota Administratif Jakarta Selatan menyebutkan bahwa tanpa adanya pemilahan sampah yang benar, maka Tempat Pembuangan Akhir (TPA) akan penuh dalam jangka waktu maksimal dua tahun. Untuk itu pemilahan sampah penting dilakukan, agar sampah daur ulang dapat dimanfaatkan kembali oleh pihak ketiga sehingga membantu mengurangi volume sampah di TPA.
Ada empat komponen yang dapat didaur ulang, yaitu kertas, plastik, besi dan logam, serta kaca. Data dari Bank Sampah Induk Gesit Jakarta Selatan menyebutkan bahwa selama Januari-September 2020, sampah kertas menempati urutan pertama sejumlah 106.491 kg, urutan kedua ditempati sampah plastik dengan jumlah 61.075 kg. Selanjutnya urutan ketiga ditempati sampah besi dan logam sejumlah 12.948 kg, dan kaca di urutan keempat dengan jumlah 10.139 kg.
Namun, selama pandemi ada penurunan jumlah sampah daur ulang, terutama sampah kertas, yang mana turun hingga 45% dan sampah plastik menurun 42%. Berdasarkan keterangan resmi yang diterima SINDOnews, Jumat (11/9), penurunan ini disebabkan oleh penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) , sehingga mengurangi waktu operasional mal dan pasar yang merupakan area penghasil sampah terbesar.
"Kisaku Sustainability Program hanyalah langkah kecil untuk lingkungan yang lebih baik, apalagi kami juga sadar bahwa bisnis ini sulit untuk 100% menghapus penggunaan bahan plastik. Oleh karenanya kami memutuskan berkolaborasi dengan Bank Sampah Induk Gesit Jakarta Selatan dalam Program Daur Ulang Kisaku, agar sampah yang masih kami hasilkan bisa diolah secara lebih baik," kata Co-founder dan Managing Partner Kisaku, Catherine Halim.
Melalui program ini, Kisaku akan mengajak pelanggan untuk mengembalikan produk daur ulang yang terdiri dari botol air minum kemasan, botol Kisaku (160ml, 250ml, dan 1 liter), serta gelas plastik. Setiap pelanggan yang mengembalikan satu produk daur ulang akan mendapat satu stempel di kartu Program Daur Ulang Kisaku.
Adapun setelah mengumpulkan 10 stempel, pelanggan dapat menukarkannya dengan satu buah minuman Iced/Hot Black, Iced/Hot Latte, Iced/Hot Kampoeng Latte, Iced/Hot Pandan Latte, Iced/Hot Chocolate, dan Iced/Hot Mocha. Setiap produk daur ulang yang dikumpulkan Kisaku akan dikirimkan ke Bank Sampah Induk Gesit Jakarta Selatan, untuk diolah dengan bekerjasama bersama pihak ketiga.
(Baca juga: Studi: Kurangi Risiko Serangan Jantung dengan Brokoli dan Kubis )
"Kami juga berharap bahwa inisiatif yang telah dilakukan oleh Kisaku dapat memberikan inspirasi bagi perusahaan lain untuk melakukan hal yang sama, sehingga secara bersama kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik," jelas Ketua Bank Sampah Induk Gesit Jakarta Selatan, Ellen De Wilde.
( )
Suku Dinas Lingkungan Hidup Kota Administratif Jakarta Selatan menyebutkan bahwa tanpa adanya pemilahan sampah yang benar, maka Tempat Pembuangan Akhir (TPA) akan penuh dalam jangka waktu maksimal dua tahun. Untuk itu pemilahan sampah penting dilakukan, agar sampah daur ulang dapat dimanfaatkan kembali oleh pihak ketiga sehingga membantu mengurangi volume sampah di TPA.
Ada empat komponen yang dapat didaur ulang, yaitu kertas, plastik, besi dan logam, serta kaca. Data dari Bank Sampah Induk Gesit Jakarta Selatan menyebutkan bahwa selama Januari-September 2020, sampah kertas menempati urutan pertama sejumlah 106.491 kg, urutan kedua ditempati sampah plastik dengan jumlah 61.075 kg. Selanjutnya urutan ketiga ditempati sampah besi dan logam sejumlah 12.948 kg, dan kaca di urutan keempat dengan jumlah 10.139 kg.
Namun, selama pandemi ada penurunan jumlah sampah daur ulang, terutama sampah kertas, yang mana turun hingga 45% dan sampah plastik menurun 42%. Berdasarkan keterangan resmi yang diterima SINDOnews, Jumat (11/9), penurunan ini disebabkan oleh penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) , sehingga mengurangi waktu operasional mal dan pasar yang merupakan area penghasil sampah terbesar.
"Kisaku Sustainability Program hanyalah langkah kecil untuk lingkungan yang lebih baik, apalagi kami juga sadar bahwa bisnis ini sulit untuk 100% menghapus penggunaan bahan plastik. Oleh karenanya kami memutuskan berkolaborasi dengan Bank Sampah Induk Gesit Jakarta Selatan dalam Program Daur Ulang Kisaku, agar sampah yang masih kami hasilkan bisa diolah secara lebih baik," kata Co-founder dan Managing Partner Kisaku, Catherine Halim.
Melalui program ini, Kisaku akan mengajak pelanggan untuk mengembalikan produk daur ulang yang terdiri dari botol air minum kemasan, botol Kisaku (160ml, 250ml, dan 1 liter), serta gelas plastik. Setiap pelanggan yang mengembalikan satu produk daur ulang akan mendapat satu stempel di kartu Program Daur Ulang Kisaku.
Adapun setelah mengumpulkan 10 stempel, pelanggan dapat menukarkannya dengan satu buah minuman Iced/Hot Black, Iced/Hot Latte, Iced/Hot Kampoeng Latte, Iced/Hot Pandan Latte, Iced/Hot Chocolate, dan Iced/Hot Mocha. Setiap produk daur ulang yang dikumpulkan Kisaku akan dikirimkan ke Bank Sampah Induk Gesit Jakarta Selatan, untuk diolah dengan bekerjasama bersama pihak ketiga.
(Baca juga: Studi: Kurangi Risiko Serangan Jantung dengan Brokoli dan Kubis )
"Kami juga berharap bahwa inisiatif yang telah dilakukan oleh Kisaku dapat memberikan inspirasi bagi perusahaan lain untuk melakukan hal yang sama, sehingga secara bersama kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik," jelas Ketua Bank Sampah Induk Gesit Jakarta Selatan, Ellen De Wilde.
(nug)
tulis komentar anda