Waspada! Anak Lemas dan Tak Konsentrasi Bisa Jadi Kurang Zat Gizi Mikro
Rabu, 16 September 2020 - 19:40 WIB
JAKARTA - Anda harus waspada jika melihat anak tampak lemas, tak semangat, dan tidak konsentrasi. Pasalnya, tanda tersebut bisa menjadi gejala si kecil kekurangan zat gizi mikro atau micronutrient deficiency (MND). Kalau dibiarkan, kondisi ini dapat memengaruhi tumbuh kembang dan kesehatan dalam jangka panjang, baik secara fisik maupun mental.
"Sebagai orangtua kita harus selalu mencermati anak. Nggak cuma dari fisik, tapi juga mental dan kebiasaannya. Contoh, anak mulai kurang konsentrasi, lemas, letih, nggak semangat. Itu bisa jadi salah satu tanda ada zat gizi mikro yang tidak terpenuhi," kata Corporate Nutritionist Nestle Indonesia Eka Herdiana dalam jumpa pers virtual, Rabu (16/9). ( )
Berdasarkan data Global Report, sekitar 2 miliar populasi dunia mengalami kekurangan zat gizi mikro. Padahal, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan bahwa zat gizi mikro penting untuk kesehatan dan tumbuh kembang tubuh. Adapun zat gizi mikro mencakup vitamin dan mineral seperti zinc, vitamin A, C dan D, zat besi, serta kalsium.
"Di Indonesia kondisinya memprihatinkan. Sebanyak 50% penduduk kurang mengonsumsi zat besi, 60% kurang mengonsumsi zinc, 80% kekurangan kalsium, 70% kekurangan vitamin A dan C, serta 40% kekurangan vitamin D. Di Indonesia yang kaya sinar matahari, masih kurang vitamin D dan ini bisa sangat memengaruhi keluarga Indonesia," jelas Eka.
Sayang, kondisi tersebut kerap tak disadari oleh orangtua di Indonesia. Pemerhati Kesehatan Lula Kamal mengungkapkan, kurangnya pengetahuan tentang betapa penting zat gizi mikro serta gejala yang kurang tercermati dapat menjadi salah satu penyebab kondisi tadi. Padahal, defisiensi zat gizi mikro dapat mengakibatkan beberapa gangguan kesehatan yang mengkhawatirkan.
"Gejala kurang tercemati. Kurang konsentrasi dipikir karena kelelahan. Padahal zat besi kurang," ungkap Lula.
Oleh karena itu, Lula menyarankan para orangtua untuk memerhatikan anak dari berbagai aspek. Tidak hanya fisik, tapi penting pula memerhatikan mental. Di sisi lain, orangtua perlu bekerja sama dengan guru di sekolah untuk memantau kondisi anak. Pasalnya, gejala defisiensi zat gizi mikro bisa saja terjadi saat anak berada di sekolah. ( )
"Zat gizi mikro kurang, dia lesu dan nggak konsentrasi. Ibunya nggak tahu. Karena bisa jadi kejadian di sekolah. Jadi penting untuk berkonsultasi dengan guru. Orangtua harus lebih cermat," tutup Lula.
"Sebagai orangtua kita harus selalu mencermati anak. Nggak cuma dari fisik, tapi juga mental dan kebiasaannya. Contoh, anak mulai kurang konsentrasi, lemas, letih, nggak semangat. Itu bisa jadi salah satu tanda ada zat gizi mikro yang tidak terpenuhi," kata Corporate Nutritionist Nestle Indonesia Eka Herdiana dalam jumpa pers virtual, Rabu (16/9). ( )
Berdasarkan data Global Report, sekitar 2 miliar populasi dunia mengalami kekurangan zat gizi mikro. Padahal, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan bahwa zat gizi mikro penting untuk kesehatan dan tumbuh kembang tubuh. Adapun zat gizi mikro mencakup vitamin dan mineral seperti zinc, vitamin A, C dan D, zat besi, serta kalsium.
"Di Indonesia kondisinya memprihatinkan. Sebanyak 50% penduduk kurang mengonsumsi zat besi, 60% kurang mengonsumsi zinc, 80% kekurangan kalsium, 70% kekurangan vitamin A dan C, serta 40% kekurangan vitamin D. Di Indonesia yang kaya sinar matahari, masih kurang vitamin D dan ini bisa sangat memengaruhi keluarga Indonesia," jelas Eka.
Sayang, kondisi tersebut kerap tak disadari oleh orangtua di Indonesia. Pemerhati Kesehatan Lula Kamal mengungkapkan, kurangnya pengetahuan tentang betapa penting zat gizi mikro serta gejala yang kurang tercermati dapat menjadi salah satu penyebab kondisi tadi. Padahal, defisiensi zat gizi mikro dapat mengakibatkan beberapa gangguan kesehatan yang mengkhawatirkan.
"Gejala kurang tercemati. Kurang konsentrasi dipikir karena kelelahan. Padahal zat besi kurang," ungkap Lula.
Oleh karena itu, Lula menyarankan para orangtua untuk memerhatikan anak dari berbagai aspek. Tidak hanya fisik, tapi penting pula memerhatikan mental. Di sisi lain, orangtua perlu bekerja sama dengan guru di sekolah untuk memantau kondisi anak. Pasalnya, gejala defisiensi zat gizi mikro bisa saja terjadi saat anak berada di sekolah. ( )
"Zat gizi mikro kurang, dia lesu dan nggak konsentrasi. Ibunya nggak tahu. Karena bisa jadi kejadian di sekolah. Jadi penting untuk berkonsultasi dengan guru. Orangtua harus lebih cermat," tutup Lula.
(tsa)
Lihat Juga :
tulis komentar anda