Pandemi COVID-19 Membuat Orang Kecanduan Internet
Minggu, 20 September 2020 - 10:08 WIB
JAKARTA - Pandemi COVID-19 ternyata berdampak negatif pada kebiasaan masyarakat, di mana mereka menjadi kecanduan terhadap internet .
Prevalensi populasi dewasa Indonesia yang mengalami adiksi internet selama masa pandemi COVID-19 mencapai 14,4%. Durasi online juga meningkat sebesar 52% dibandingkan sebelum pandemi. Situasi ini patut diwaspadai karena penggunaan internet berlebih justru dapat memperberat rasa cemas, depresi, dan mendorong perilaku kompulsi yang akhirnya semakin memperparah adiksi internet.
Temuan tersebut berdasarkan studi berbasis web yang dilakukan oleh sejumlah staf dari Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa FKUI-RSCM dan Fakultas Psikologi Universitas Katolik Atma Jaya. Studi ini melibatkan 4.734 responden dari seluruh provinsi di Indonesia dan telah dipublikasi dalam jurnal internasional Frontiers in Psychiatry pada September 2020.
Salah satu faktor prediktif yang menyebabkan perilaku adiksi internet di masa pandemi adalah dorongan untuk mencari informasi terkait penyakit COVID-19. Stres psikologi yang timbul akibat rasa takut terhadap infeksi virus COVID-19 juga dapat mendasari seseorang untuk mencari rekreasi melalui aktivitas online.
Pada individu dengan kasus suspek atau terkonfirmasi COVID-19 dalam rumah tangga, mereka memiliki skor psikopatologi dua kali lebih tinggi. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa adiksi internet berhubungan dengan penurunan waktu dan kualitas tidur.
“Mereka yang mengalami adiksi internet biasanya juga mengalami kesulitan untuk memulai tidur. Buruknya kualitas tidur berpotensi menyebabkan gangguan psikologis dan penurunan sistem imun,” papar Spesialis Kesehatan Jiwa Dr dr Kristiana Siste Sp KJ(K).
Pada individu dengan kasus suspek atau terkonfirmasi COVID-19 dalam rumah tangga, situasi ini memiliki peluang lebih tinggi untuk terjadi. Ada tiga kuesioner yang digunakan dalam penelitian, yaitu Kuesioner Diagnostik Adiksi Internet (KDAI), Symptoms Checklist 90 (SCL-90), dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Kuesioner disebarkan secara online melalui media sosial oleh tim peneliti sejak 28 April hingga 1 Juni 2020.
Selain itu, kuesioner juga dikirim ke sekretaris dari setiap perusahaan milik negara dan akademisi universitas.
Penelitian ini menggunakan pula strategi respondent driven sampling, artinya responden penelitian diminta untuk membantu menyebarkan link kuesioner kepada orang lain. Secara umum, hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kondisi kesehatan psikologis mereka di masa pandemi ini.
Prevalensi populasi dewasa Indonesia yang mengalami adiksi internet selama masa pandemi COVID-19 mencapai 14,4%. Durasi online juga meningkat sebesar 52% dibandingkan sebelum pandemi. Situasi ini patut diwaspadai karena penggunaan internet berlebih justru dapat memperberat rasa cemas, depresi, dan mendorong perilaku kompulsi yang akhirnya semakin memperparah adiksi internet.
Temuan tersebut berdasarkan studi berbasis web yang dilakukan oleh sejumlah staf dari Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa FKUI-RSCM dan Fakultas Psikologi Universitas Katolik Atma Jaya. Studi ini melibatkan 4.734 responden dari seluruh provinsi di Indonesia dan telah dipublikasi dalam jurnal internasional Frontiers in Psychiatry pada September 2020.
Salah satu faktor prediktif yang menyebabkan perilaku adiksi internet di masa pandemi adalah dorongan untuk mencari informasi terkait penyakit COVID-19. Stres psikologi yang timbul akibat rasa takut terhadap infeksi virus COVID-19 juga dapat mendasari seseorang untuk mencari rekreasi melalui aktivitas online.
Pada individu dengan kasus suspek atau terkonfirmasi COVID-19 dalam rumah tangga, mereka memiliki skor psikopatologi dua kali lebih tinggi. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa adiksi internet berhubungan dengan penurunan waktu dan kualitas tidur.
“Mereka yang mengalami adiksi internet biasanya juga mengalami kesulitan untuk memulai tidur. Buruknya kualitas tidur berpotensi menyebabkan gangguan psikologis dan penurunan sistem imun,” papar Spesialis Kesehatan Jiwa Dr dr Kristiana Siste Sp KJ(K).
Pada individu dengan kasus suspek atau terkonfirmasi COVID-19 dalam rumah tangga, situasi ini memiliki peluang lebih tinggi untuk terjadi. Ada tiga kuesioner yang digunakan dalam penelitian, yaitu Kuesioner Diagnostik Adiksi Internet (KDAI), Symptoms Checklist 90 (SCL-90), dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Kuesioner disebarkan secara online melalui media sosial oleh tim peneliti sejak 28 April hingga 1 Juni 2020.
Selain itu, kuesioner juga dikirim ke sekretaris dari setiap perusahaan milik negara dan akademisi universitas.
Penelitian ini menggunakan pula strategi respondent driven sampling, artinya responden penelitian diminta untuk membantu menyebarkan link kuesioner kepada orang lain. Secara umum, hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kondisi kesehatan psikologis mereka di masa pandemi ini.
(luq)
Lihat Juga :
tulis komentar anda