Aktivitas Fisik Sangat Penting untuk Wanita Menopause
Senin, 13 April 2020 - 05:54 WIB
Status menopause dikaitkan dengan peningkatan level gejala depresi yang menunjukkan dimensi negatif dari kesejahteraan mental. Namun, menopause tidak terkait dengan dimensi positif kesejahteraan mental pada wanita berusia 47 hingga 55 tahun. Hal ini berdasarkan studi yang dilakukan Universitas Jyvaskyla, Finlandia.
Hasil studi ini juga menunjukkan bahwa tingkat aktivitas fisik yang tinggi dikaitkan dengan lebih sedikit gejala depresi, kepuasan yang lebih tinggi dengan kehidupan dan efektivitas yang lebih tinggi pada wanita menopause. .
"Menurut penelitian kami, wanita pascamenopause memiliki gejala depresi lebih dari wanita peri atau pramenopause," kata mahasiswa doktoral Dmitriy Bondarev dari Pusat Penelitian Gerontologi dan Fakultas Ilmu Olahraga dan Kesehatan, Universitas Jyvaskyla, Finlandia.
"Pada saat yang sama, menopause tidak terkait dengan kesehatan mental yang positif," tambah Bondarev.
Transisi menopause dibagi menjadi tiga tahap. Pra-menopause dimulai lima hingga 10 tahun sebelum menopause dengan penyimpangan bertahap dalam siklus menstruasi. Perimenopause adalah waktu sebelum menstruasi terakhir ketika fungsi ovarium terasa memudar. Postmenopause adalah waktu setelah menstruasi terakhir.
Menopause terjadi rata-rata antara usia 46 dan 52 dan menandakan penuaan sistem reproduksi wanita, yang memiliki efek luas pada banyak fungsi tubuh. Namun, hubungan antara menopause dan fungsi psikologis pada wanita paruh baya telah diselidiki lebih sedikit.
Dilansir dari Times Now News, temuan penelitian ini menunjukkan bahwa terlepas dari status menopause, aktivitas fisik bermanfaat untuk kesejahteraan mental pada wanita paruh baya.
"Wanita yang aktif secara fisik memiliki gejala depresi yang lebih rendah, memiliki skor efektifitas positif yang lebih tinggi dan lebih puas dengan kehidupan dibandingkan dengan wanita yang tidak aktif," jelas Bondarev.
"Dengan demikian, menjadi aktif secara fisik selama transisi menopause dapat membantu menahan pengaruh negatif menopause pada gejala depresi dan menjaga kesehatan mental," lanjut Bondarev.
Penelitian ini merupakan bagian dari studi Estrogenic Regulation of Muscle Apoptosis (ERMA) yang melibatkan lebih dari 1.000 wanita berusia 47 hingga 55 yang tinggal di Jyvaskyla, Finlandia. Dalam penelitian ini, tahap menopause ditentukan oleh konsentrasi hormon serum dan buku harian menstruasi.
Sementara itu, kesejahteraan mental dan aktivitas fisik dilaporkan sendiri oleh para peserta penelitian ini.
Hasil studi ini juga menunjukkan bahwa tingkat aktivitas fisik yang tinggi dikaitkan dengan lebih sedikit gejala depresi, kepuasan yang lebih tinggi dengan kehidupan dan efektivitas yang lebih tinggi pada wanita menopause. .
"Menurut penelitian kami, wanita pascamenopause memiliki gejala depresi lebih dari wanita peri atau pramenopause," kata mahasiswa doktoral Dmitriy Bondarev dari Pusat Penelitian Gerontologi dan Fakultas Ilmu Olahraga dan Kesehatan, Universitas Jyvaskyla, Finlandia.
"Pada saat yang sama, menopause tidak terkait dengan kesehatan mental yang positif," tambah Bondarev.
Transisi menopause dibagi menjadi tiga tahap. Pra-menopause dimulai lima hingga 10 tahun sebelum menopause dengan penyimpangan bertahap dalam siklus menstruasi. Perimenopause adalah waktu sebelum menstruasi terakhir ketika fungsi ovarium terasa memudar. Postmenopause adalah waktu setelah menstruasi terakhir.
Menopause terjadi rata-rata antara usia 46 dan 52 dan menandakan penuaan sistem reproduksi wanita, yang memiliki efek luas pada banyak fungsi tubuh. Namun, hubungan antara menopause dan fungsi psikologis pada wanita paruh baya telah diselidiki lebih sedikit.
Dilansir dari Times Now News, temuan penelitian ini menunjukkan bahwa terlepas dari status menopause, aktivitas fisik bermanfaat untuk kesejahteraan mental pada wanita paruh baya.
"Wanita yang aktif secara fisik memiliki gejala depresi yang lebih rendah, memiliki skor efektifitas positif yang lebih tinggi dan lebih puas dengan kehidupan dibandingkan dengan wanita yang tidak aktif," jelas Bondarev.
"Dengan demikian, menjadi aktif secara fisik selama transisi menopause dapat membantu menahan pengaruh negatif menopause pada gejala depresi dan menjaga kesehatan mental," lanjut Bondarev.
Penelitian ini merupakan bagian dari studi Estrogenic Regulation of Muscle Apoptosis (ERMA) yang melibatkan lebih dari 1.000 wanita berusia 47 hingga 55 yang tinggal di Jyvaskyla, Finlandia. Dalam penelitian ini, tahap menopause ditentukan oleh konsentrasi hormon serum dan buku harian menstruasi.
Sementara itu, kesejahteraan mental dan aktivitas fisik dilaporkan sendiri oleh para peserta penelitian ini.
(ted)
tulis komentar anda