Anak-Anak dari Segala Usia Bisa Tertular COVID-19
Senin, 19 Oktober 2020 - 10:15 WIB
JAKARTA - Jumlah pasien COVID-19 di Batanghari , Jambi, terus bertambah. Pada Minggu (18/10), Tim Gugus Tugas COVID-19 merilis ada empat pasien baru. Dari jumlah tersebut, satu di antaranya anak perempuan usia satu tahun dinyatakan positif.
Dia dilaporkan positif tertular COVID-19 setelah kontak erat dengan pasien DH yang sebelumnya sudah positif. Juru Bicara Tim Gugus Tugas COVID-19 dr. Elfie Yennie mengatakan, keempat pasien tersebut kini dirawat di RSUD HAMBA untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
( )
Lantas, seperti apa risiko anak-anak tertular COVID-19?
Anak-anak dari segala usia bisa terserang COVID-19. Tetapi, kebanyakan anak yang terinfeksi biasanya tidak separah orang dewasa dan beberapa tidak menunjukkan gejala sama sekali. Meskipun semua anak dapat tertular virus COVID-19, mereka tidak jatuh sakit sesering orang dewasa.
Kebanyakan anak memiliki gejala ringan atau tanpa gejala. Menurut American Academy of Pediatrics and the Children's Hospital Association di Amerika Serikat, anak-anak mewakili sekitar 10% dari semua kasus COVID-19. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak di bawah usia 10 hingga 14 tahun lebih kecil kemungkinannya untuk terinfeksi virus yang menyebabkan COVID-19 dibandingkan orang yang berusia 20 tahun ke atas.
Melansir laporan Mayo Clinic pada Senin (19/10), tingkat rawat inap untuk pasien anak-anak juga jauh lebih rendah daripada orang dewasa. Namun, jika anak-anak dirawat di rumah sakit, mereka perlu dirawat di unit perawatan intensif sesering orang dewasa dirawat di rumah sakit, menurut penelitian dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC).
Selain itu, anak-anak dengan kondisi yang mendasari seperti obesitas, diabetes, dan asma, berisiko lebih tinggi terkena penyakit serius dengan COVID-19. Anak-anak yang memiliki penyakit jantung bawaan, kondisi atau kondisi genetik yang memengaruhi sistem saraf atau metabolisme juga berisiko lebih tinggi terkena penyakit serius dengan COVID-19.
Penelitian menunjukkan pula bahwa tingkat COVID-19 lebih tinggi terjadi secara tidak proporsional pada anak-anak hispanik dan non-hispanik kulit hitam dibandingkan anak-anak kulit putih non-hispanik. Anak-anak hispanik dan non-hispanik hitam juga memiliki tingkat rawat inap yang lebih tinggi.
Dia dilaporkan positif tertular COVID-19 setelah kontak erat dengan pasien DH yang sebelumnya sudah positif. Juru Bicara Tim Gugus Tugas COVID-19 dr. Elfie Yennie mengatakan, keempat pasien tersebut kini dirawat di RSUD HAMBA untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
( )
Lantas, seperti apa risiko anak-anak tertular COVID-19?
Anak-anak dari segala usia bisa terserang COVID-19. Tetapi, kebanyakan anak yang terinfeksi biasanya tidak separah orang dewasa dan beberapa tidak menunjukkan gejala sama sekali. Meskipun semua anak dapat tertular virus COVID-19, mereka tidak jatuh sakit sesering orang dewasa.
Kebanyakan anak memiliki gejala ringan atau tanpa gejala. Menurut American Academy of Pediatrics and the Children's Hospital Association di Amerika Serikat, anak-anak mewakili sekitar 10% dari semua kasus COVID-19. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak di bawah usia 10 hingga 14 tahun lebih kecil kemungkinannya untuk terinfeksi virus yang menyebabkan COVID-19 dibandingkan orang yang berusia 20 tahun ke atas.
Melansir laporan Mayo Clinic pada Senin (19/10), tingkat rawat inap untuk pasien anak-anak juga jauh lebih rendah daripada orang dewasa. Namun, jika anak-anak dirawat di rumah sakit, mereka perlu dirawat di unit perawatan intensif sesering orang dewasa dirawat di rumah sakit, menurut penelitian dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC).
Selain itu, anak-anak dengan kondisi yang mendasari seperti obesitas, diabetes, dan asma, berisiko lebih tinggi terkena penyakit serius dengan COVID-19. Anak-anak yang memiliki penyakit jantung bawaan, kondisi atau kondisi genetik yang memengaruhi sistem saraf atau metabolisme juga berisiko lebih tinggi terkena penyakit serius dengan COVID-19.
Penelitian menunjukkan pula bahwa tingkat COVID-19 lebih tinggi terjadi secara tidak proporsional pada anak-anak hispanik dan non-hispanik kulit hitam dibandingkan anak-anak kulit putih non-hispanik. Anak-anak hispanik dan non-hispanik hitam juga memiliki tingkat rawat inap yang lebih tinggi.
tulis komentar anda