Gejala Depresi pada Anak yang Harus Diketahui
Jum'at, 23 Oktober 2020 - 21:30 WIB
JAKARTA - Sama seperti usia dewasa, anak-anak juga bisa mengalami depresi . Depresi masa anak-anak berbeda dari sedih normal dan emosi sehari-hari yang terjadi saat seorang anak berkembang. Hanya karena seorang anak tampak sedih tidak berarti dia mengalami depresi berat.Jika kesedihan terus berlanjut, atau mengganggu aktivitas sosial, minat, tugas sekolah, atau kehidupan keluarga yang normal, itu mungkin menunjukkan bahwa dia menderita depresi. Karena itu, penting untuk mengetahui gejala depresi pada anak.
"Depresi bukan hanya karena masalah belajar, tapi multi faktor. Waspadai jika ada gejala-gejala antara lain seperti emosi anak cenderung diwarnai murung terus menerus, ada gangguan pola makan dan tidur, menarik diri (maunya di kamar terus), kehilangan minat pada aktivitas yang dulu disukai, bicara tentang kematian terus menerus, merasa tidak berdaya atau tidak bisa apa-apa," kata psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi saat dihubungi SINDOnews.
Gejala depresi pada anak bervariasi. Hal ini sering tidak terdiagnosis dan tidak diobati karena dianggap sebagai perubahan emosional dan psikologis yang normal. Studi medis awal berfokus pada depresi terselubung, di mana suasana hati depresi seorang anak dibuktikan dengan tindakan atau perilaku marah.
Meskipun hal ini terjadi, terutama pada anak-anak yang lebih kecil, banyak anak menunjukkan kesedihan atau suasana hati yang buruk seperti orang dewasa yang mengalami depresi. Gejala utama depresi berkisar pada kesedihan, perasaan putus asa, dan perubahan suasana hati.Tidak semua anak mengalami semua gejala ini. Faktanya, sebagian besar akan menunjukkan gejala yang berbeda pada waktu yang berbeda dan dalam keadaan yang berbeda.
Meskipun beberapa anak dapat terus berfungsi dengan baik dalam lingkungan yang terstruktur, kebanyakan anak dengan depresi berat akan mengalami perubahan nyata dalam aktivitas sosial, kehilangan minat di sekolah dan prestasi akademis yang buruk, atau perubahan penampilan.Anak-anak juga dapat mulai menggunakan narkoba atau alkohol, terutama jika mereka berusia di atas 12 tahun. Meskipun relatif jarang terjadi pada remaja di bawah 12 tahun, anak kecil mencoba bunuh diri dan melakukannya secara impulsif saat mereka kesal atau marah.
Anak perempuan lebih cenderung mencoba bunuh diri, tetapi anak laki-laki lebih mungkin untuk benar-benar bunuh diri saat mereka mencoba.Anak-anak dengan riwayat kekerasan dalam keluarga, penyalahgunaan alkohol dan pelecehan fisik atau seksual berisiko lebih besar untuk bunuh diri, begitu pula mereka yang mengalami gejala depresi.
Meskipun depresi adalah penyakit yang serius, tapi dapat diobati."Idealnya anak bisa dengan leluasa menyampaikan keberatannya pada sekolah maupun orang tua, tapi sayangnya tidak semua mendapatkan respon yang dapat membantu anak," tandasnya.
"Depresi bukan hanya karena masalah belajar, tapi multi faktor. Waspadai jika ada gejala-gejala antara lain seperti emosi anak cenderung diwarnai murung terus menerus, ada gangguan pola makan dan tidur, menarik diri (maunya di kamar terus), kehilangan minat pada aktivitas yang dulu disukai, bicara tentang kematian terus menerus, merasa tidak berdaya atau tidak bisa apa-apa," kata psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi saat dihubungi SINDOnews.
Gejala depresi pada anak bervariasi. Hal ini sering tidak terdiagnosis dan tidak diobati karena dianggap sebagai perubahan emosional dan psikologis yang normal. Studi medis awal berfokus pada depresi terselubung, di mana suasana hati depresi seorang anak dibuktikan dengan tindakan atau perilaku marah.
Meskipun hal ini terjadi, terutama pada anak-anak yang lebih kecil, banyak anak menunjukkan kesedihan atau suasana hati yang buruk seperti orang dewasa yang mengalami depresi. Gejala utama depresi berkisar pada kesedihan, perasaan putus asa, dan perubahan suasana hati.Tidak semua anak mengalami semua gejala ini. Faktanya, sebagian besar akan menunjukkan gejala yang berbeda pada waktu yang berbeda dan dalam keadaan yang berbeda.
Meskipun beberapa anak dapat terus berfungsi dengan baik dalam lingkungan yang terstruktur, kebanyakan anak dengan depresi berat akan mengalami perubahan nyata dalam aktivitas sosial, kehilangan minat di sekolah dan prestasi akademis yang buruk, atau perubahan penampilan.Anak-anak juga dapat mulai menggunakan narkoba atau alkohol, terutama jika mereka berusia di atas 12 tahun. Meskipun relatif jarang terjadi pada remaja di bawah 12 tahun, anak kecil mencoba bunuh diri dan melakukannya secara impulsif saat mereka kesal atau marah.
Anak perempuan lebih cenderung mencoba bunuh diri, tetapi anak laki-laki lebih mungkin untuk benar-benar bunuh diri saat mereka mencoba.Anak-anak dengan riwayat kekerasan dalam keluarga, penyalahgunaan alkohol dan pelecehan fisik atau seksual berisiko lebih besar untuk bunuh diri, begitu pula mereka yang mengalami gejala depresi.
Meskipun depresi adalah penyakit yang serius, tapi dapat diobati."Idealnya anak bisa dengan leluasa menyampaikan keberatannya pada sekolah maupun orang tua, tapi sayangnya tidak semua mendapatkan respon yang dapat membantu anak," tandasnya.
(wur)
Lihat Juga :
tulis komentar anda