Cara Mudah Cegah Norovirus, Cukup Terapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat
Minggu, 25 Oktober 2020 - 13:52 WIB
JAKARTA - Norovirus bukanlah virus yang baru. Virus ini dapat ditemukan di banyak negara dan biasanya bermula dari restoran yang makanannya tercemar oleh norovirus sampai akhirnya terjadi kejadian luar biasa (KLB) akibat banyak pelanggan restoran tersebut yang terifeksi.
Menurut akademisi dan praktisi klinis Prof. Dr. dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP, keracunan makanan karena norovirus ini harus diwaspadai.
( )
“Sehingga jika terjadi KLB, sisa makanan yang dicurigai atau muntahan dan feses pasien yang menerima keracunan makanan tersebut harus dicek apakah norovirus sebagai penyebabnya,” ujar Prof. Ari.
Untuk mencegah virus ini sebetulnya cukup mudah. Yaitu dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Misalnya rajin mencuci tangan, menjaga kebersihan air dan makanan yang dikonsumsi, serta mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang setiap hari.
“Upaya yang dilakukan untuk mencegah agar tidak terjadi KLB akibat virus ini adalah kualitas makanan harus tetap terjaga, baik yang disediakan oleh restoran, kantin, ataupun di rumah tangga. Masyarakat harus selalu rajin mencuci tangan pakai sabun,” saran Prof. Ari.
Sampai saat ini prinsip penanganan kalau terinfeksi norovirus adalah memberikan obat-obatan untuk menghilangkan gejala sakit serta mencegah terjadinya dehidrasi akibat muntah dan diare. Prof. Ari juga menganjurkan mengonsumsi makanan dengan yang lebih lunak seperti bubur dan menghindari makan pedas dan berlemak.
Secara umum gejala yang timbul ketika seseorang mengalami keracunan makanan antara lain demam, nyeri perut, diare, mual, dan muntah. Gejala klinis ini juga muncul pada KLB Norovirus yang terjadi di China, tepatnya di Provonsi Shanxi. Gejala klinis muncul akibat virus ini bisa menginfeksi dalam 24 jam setelah mengonsumsi makanan yang tercemar.
( )
Hal itu perlu diperhatikan mengingat jumlah KLB yang dilaporkan terus meningkat. Sampai saat ini, menurut informasi yang ada dari Center for Disease Control and PreventionChina, lebih dari 30 KLB sudah terjadi sejak September 2020 dengan melibatkan 1500 kasus. Kejadian dilaporkan terutama diakibatkan oleh penularan melalui kantin karena adanya makanan yang tercemar. sri noviarni
Menurut akademisi dan praktisi klinis Prof. Dr. dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP, keracunan makanan karena norovirus ini harus diwaspadai.
( )
“Sehingga jika terjadi KLB, sisa makanan yang dicurigai atau muntahan dan feses pasien yang menerima keracunan makanan tersebut harus dicek apakah norovirus sebagai penyebabnya,” ujar Prof. Ari.
Untuk mencegah virus ini sebetulnya cukup mudah. Yaitu dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Misalnya rajin mencuci tangan, menjaga kebersihan air dan makanan yang dikonsumsi, serta mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang setiap hari.
“Upaya yang dilakukan untuk mencegah agar tidak terjadi KLB akibat virus ini adalah kualitas makanan harus tetap terjaga, baik yang disediakan oleh restoran, kantin, ataupun di rumah tangga. Masyarakat harus selalu rajin mencuci tangan pakai sabun,” saran Prof. Ari.
Sampai saat ini prinsip penanganan kalau terinfeksi norovirus adalah memberikan obat-obatan untuk menghilangkan gejala sakit serta mencegah terjadinya dehidrasi akibat muntah dan diare. Prof. Ari juga menganjurkan mengonsumsi makanan dengan yang lebih lunak seperti bubur dan menghindari makan pedas dan berlemak.
Secara umum gejala yang timbul ketika seseorang mengalami keracunan makanan antara lain demam, nyeri perut, diare, mual, dan muntah. Gejala klinis ini juga muncul pada KLB Norovirus yang terjadi di China, tepatnya di Provonsi Shanxi. Gejala klinis muncul akibat virus ini bisa menginfeksi dalam 24 jam setelah mengonsumsi makanan yang tercemar.
( )
Hal itu perlu diperhatikan mengingat jumlah KLB yang dilaporkan terus meningkat. Sampai saat ini, menurut informasi yang ada dari Center for Disease Control and PreventionChina, lebih dari 30 KLB sudah terjadi sejak September 2020 dengan melibatkan 1500 kasus. Kejadian dilaporkan terutama diakibatkan oleh penularan melalui kantin karena adanya makanan yang tercemar. sri noviarni
(tsa)
Lihat Juga :
tulis komentar anda