Pemerintah dan Swasta Bersinergi Dorong Kiprah Perempuan di UMKM
Rabu, 19 Agustus 2020 - 14:28 WIB
Bahkan jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, kata Dian, persentase pertumbuhan pelaku wirausaha perempuan tahun ini dibandingkan 2019 adalah yang tertinggi, yaitu mencapai 21%, sementara dalam skala global 8%.
"Hanya, kebanyakan wirausaha perempuan Indonesia masih berskala mikro, informal, bahkan ultramikro. Besarannya 80%, sementara sisanya barulah yang berskala UKM ke atas. Jadi di satu sisi dari segi jumlah pertumbuhannya sudah baik, hanya kita masih perlu mendorong dari sisi skala usahanya," ungkap Dian.
Dorongan yang dimaksud Dian sejalan dengan value yang dimiliki PT Unilever Indononesia , Tbk, di mana perusahaan multinasional itu sangat memandang penting dukungan bagi perempuan dalam mengembangkan UMKM. Apalagi Unilever mencatat, 30% pedagang eceran yang menjual produk-produk perusahaannya adalah perempuan.
Fakta yang dikemukakan Dian juga hampir sejalan dengan data yang dimiliki Unilever Indonesia. Di mana, menurut Direktur Beauty and Personal Care PT Unilever Indonesia Ira Noviarti, data Kementerian Koperasi dan UKM menyebutkan bahwa jumlah UMKM yang dikelola oleh perempuan berjumlah 65% dari total pelaku UMKM di Indonesia.
( )
Data tersebut, kata Ira, menunjukkan betapa besar potensi ekonomi yang bisa didapatkan dari kaum hawa.
"Faktanya, kekuatan perempuan memang tak bisa dipanjang sebelah mata. Perempuan ini kuat dan memiliki jiwa resilient yang tinggi. Mereka juga merupakan problem solver, naluri bertahannya sungguh besar," beber Ira.
Unilever sendiri memiliki komitmen untuk membuka lebih banyak kesempatan bagi perempuan, baik kesempatan untuk belajar maupun mendorong potensi mereka di bidang wirausaha. Bahkan, ujar Ira, perusahaannya menargetkan pada tahun 2022 bisa menambah 5 juta perempuan yang siap membuktikan kesuksesan mereka dalam bidang UMKM.
"Hanya, kebanyakan wirausaha perempuan Indonesia masih berskala mikro, informal, bahkan ultramikro. Besarannya 80%, sementara sisanya barulah yang berskala UKM ke atas. Jadi di satu sisi dari segi jumlah pertumbuhannya sudah baik, hanya kita masih perlu mendorong dari sisi skala usahanya," ungkap Dian.
Dorongan yang dimaksud Dian sejalan dengan value yang dimiliki PT Unilever Indononesia , Tbk, di mana perusahaan multinasional itu sangat memandang penting dukungan bagi perempuan dalam mengembangkan UMKM. Apalagi Unilever mencatat, 30% pedagang eceran yang menjual produk-produk perusahaannya adalah perempuan.
Fakta yang dikemukakan Dian juga hampir sejalan dengan data yang dimiliki Unilever Indonesia. Di mana, menurut Direktur Beauty and Personal Care PT Unilever Indonesia Ira Noviarti, data Kementerian Koperasi dan UKM menyebutkan bahwa jumlah UMKM yang dikelola oleh perempuan berjumlah 65% dari total pelaku UMKM di Indonesia.
( )
Data tersebut, kata Ira, menunjukkan betapa besar potensi ekonomi yang bisa didapatkan dari kaum hawa.
"Faktanya, kekuatan perempuan memang tak bisa dipanjang sebelah mata. Perempuan ini kuat dan memiliki jiwa resilient yang tinggi. Mereka juga merupakan problem solver, naluri bertahannya sungguh besar," beber Ira.
Unilever sendiri memiliki komitmen untuk membuka lebih banyak kesempatan bagi perempuan, baik kesempatan untuk belajar maupun mendorong potensi mereka di bidang wirausaha. Bahkan, ujar Ira, perusahaannya menargetkan pada tahun 2022 bisa menambah 5 juta perempuan yang siap membuktikan kesuksesan mereka dalam bidang UMKM.
(tsa)
tulis komentar anda