Pemerintah dan Swasta Bersinergi Dorong Kiprah Perempuan di UMKM
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perempuan memiliki potensi besar untuk mengembangkan perekonomian, bukan hanya bagi keluarga mereka, tapi juga negara secara keseluruhan. Pemerintah sangat menyadari hal itu, sehingga menjadikan peningkatan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan sebagai salah satu prioritas yang harus dicapai.
Hanya, peran perempuan secara tradisional kerap menjadi kendala buat mereka mengembangkan usaha. Kesempatan untuk memperoleh akses usaha seakan tertutup lantaran kaum hawa ini lebih banyak berada di rumah mengurus keluarga.
( )
"Perempuan masih terkendala oleh beberapa hal untuk mengembangkan usaha. Di antaranya sulitnya akses untuk mendapatkan kesempatan usaha," kata Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Agustina Erni dalam webinar bertema "Mendorong Peran Perempuan di UMKM - Gotong Royong Jaga UMKM Indonesia", belum lama ini.
Kementerian PPPA, menurut Erni, ingin perempuan diberi kesempatan untuk mendapatkan akses usaha maupun melakukan aktivitas ekonomi. Pemerintah maupun swasta tentu harus bersinergi untuk mencapai hal itu.
"Inilah yang menjadi tugas kita, yaitu membuka akses agar kesempatan itu bisa masuk ke dalam rumah. Begitu diberi akses, perempuan akan berkembang luar biasa. Kami di Kementerian PPPA telah berkoordinasi dengan kementerian terkait untuk mendekatkan diri dengan mereka agar bisa membuat industri rumahan," tutur Erni, seraya menyebut bahwa pihaknya menargetkan bisa melatih 3.764 pelaku usaha di sejumlah wilayah di Indonesia agar bisa mengembangkan industri rumahan.
Faktanya, perempuan yang terjun ke ranah wirausaha kian meningkat dari tahun ke tahun. Data di Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah menyebutkan, jumlah perempuan yang menjadi wirausahawan mencapai 14,3 juta orang pada 2018. Di tahun yang sama, kontribusi mereka terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia mencapai 9,1%.
Sementara menurut data Instellar Indonesia, jumlah pelaku wirausaha perempuan malah lebih banyak lagi. Bukan 14,3 juta, melainkan 30 juta lebih pada 2020 ini. Mereka kebanyakan bergerak di bidang usaha mikro dan kecil menengah (UMKM).
"Menurut pengalaman kami, dari semua pelaku usaha UMKM dan startup yang ada pada kami, perempuan lebih banyak. Hanya memang sektor digital atau teknologi belum banyak jumlahnya. Tapi, kalau usaha kecil menengah (UKM) yang memiliki dampak sosial, 60% pelakunya adalah perempuan," ungkap Dian Wulandari, Co-Founder Instellar Indonesia.
Bahkan jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, kata Dian, persentase pertumbuhan pelaku wirausaha perempuan tahun ini dibandingkan 2019 adalah yang tertinggi, yaitu mencapai 21%, sementara dalam skala global 8%.
"Hanya, kebanyakan wirausaha perempuan Indonesia masih berskala mikro, informal, bahkan ultramikro. Besarannya 80%, sementara sisanya barulah yang berskala UKM ke atas. Jadi di satu sisi dari segi jumlah pertumbuhannya sudah baik, hanya kita masih perlu mendorong dari sisi skala usahanya," ungkap Dian.
Dorongan yang dimaksud Dian sejalan dengan value yang dimiliki PT Unilever Indononesia , Tbk, di mana perusahaan multinasional itu sangat memandang penting dukungan bagi perempuan dalam mengembangkan UMKM. Apalagi Unilever mencatat, 30% pedagang eceran yang menjual produk-produk perusahaannya adalah perempuan.
Fakta yang dikemukakan Dian juga hampir sejalan dengan data yang dimiliki Unilever Indonesia. Di mana, menurut Direktur Beauty and Personal Care PT Unilever Indonesia Ira Noviarti, data Kementerian Koperasi dan UKM menyebutkan bahwa jumlah UMKM yang dikelola oleh perempuan berjumlah 65% dari total pelaku UMKM di Indonesia.
( )
Data tersebut, kata Ira, menunjukkan betapa besar potensi ekonomi yang bisa didapatkan dari kaum hawa.
"Faktanya, kekuatan perempuan memang tak bisa dipanjang sebelah mata. Perempuan ini kuat dan memiliki jiwa resilient yang tinggi. Mereka juga merupakan problem solver, naluri bertahannya sungguh besar," beber Ira.
Unilever sendiri memiliki komitmen untuk membuka lebih banyak kesempatan bagi perempuan, baik kesempatan untuk belajar maupun mendorong potensi mereka di bidang wirausaha. Bahkan, ujar Ira, perusahaannya menargetkan pada tahun 2022 bisa menambah 5 juta perempuan yang siap membuktikan kesuksesan mereka dalam bidang UMKM.
Lihat Juga: Rayakan Semangat Lokal, Shopee Gandeng Prilly Latuconsina, Dara Sarasvati, dan Mine Perfumery
Hanya, peran perempuan secara tradisional kerap menjadi kendala buat mereka mengembangkan usaha. Kesempatan untuk memperoleh akses usaha seakan tertutup lantaran kaum hawa ini lebih banyak berada di rumah mengurus keluarga.
( )
"Perempuan masih terkendala oleh beberapa hal untuk mengembangkan usaha. Di antaranya sulitnya akses untuk mendapatkan kesempatan usaha," kata Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Agustina Erni dalam webinar bertema "Mendorong Peran Perempuan di UMKM - Gotong Royong Jaga UMKM Indonesia", belum lama ini.
Kementerian PPPA, menurut Erni, ingin perempuan diberi kesempatan untuk mendapatkan akses usaha maupun melakukan aktivitas ekonomi. Pemerintah maupun swasta tentu harus bersinergi untuk mencapai hal itu.
"Inilah yang menjadi tugas kita, yaitu membuka akses agar kesempatan itu bisa masuk ke dalam rumah. Begitu diberi akses, perempuan akan berkembang luar biasa. Kami di Kementerian PPPA telah berkoordinasi dengan kementerian terkait untuk mendekatkan diri dengan mereka agar bisa membuat industri rumahan," tutur Erni, seraya menyebut bahwa pihaknya menargetkan bisa melatih 3.764 pelaku usaha di sejumlah wilayah di Indonesia agar bisa mengembangkan industri rumahan.
Faktanya, perempuan yang terjun ke ranah wirausaha kian meningkat dari tahun ke tahun. Data di Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah menyebutkan, jumlah perempuan yang menjadi wirausahawan mencapai 14,3 juta orang pada 2018. Di tahun yang sama, kontribusi mereka terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia mencapai 9,1%.
Sementara menurut data Instellar Indonesia, jumlah pelaku wirausaha perempuan malah lebih banyak lagi. Bukan 14,3 juta, melainkan 30 juta lebih pada 2020 ini. Mereka kebanyakan bergerak di bidang usaha mikro dan kecil menengah (UMKM).
"Menurut pengalaman kami, dari semua pelaku usaha UMKM dan startup yang ada pada kami, perempuan lebih banyak. Hanya memang sektor digital atau teknologi belum banyak jumlahnya. Tapi, kalau usaha kecil menengah (UKM) yang memiliki dampak sosial, 60% pelakunya adalah perempuan," ungkap Dian Wulandari, Co-Founder Instellar Indonesia.
Bahkan jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, kata Dian, persentase pertumbuhan pelaku wirausaha perempuan tahun ini dibandingkan 2019 adalah yang tertinggi, yaitu mencapai 21%, sementara dalam skala global 8%.
"Hanya, kebanyakan wirausaha perempuan Indonesia masih berskala mikro, informal, bahkan ultramikro. Besarannya 80%, sementara sisanya barulah yang berskala UKM ke atas. Jadi di satu sisi dari segi jumlah pertumbuhannya sudah baik, hanya kita masih perlu mendorong dari sisi skala usahanya," ungkap Dian.
Dorongan yang dimaksud Dian sejalan dengan value yang dimiliki PT Unilever Indononesia , Tbk, di mana perusahaan multinasional itu sangat memandang penting dukungan bagi perempuan dalam mengembangkan UMKM. Apalagi Unilever mencatat, 30% pedagang eceran yang menjual produk-produk perusahaannya adalah perempuan.
Fakta yang dikemukakan Dian juga hampir sejalan dengan data yang dimiliki Unilever Indonesia. Di mana, menurut Direktur Beauty and Personal Care PT Unilever Indonesia Ira Noviarti, data Kementerian Koperasi dan UKM menyebutkan bahwa jumlah UMKM yang dikelola oleh perempuan berjumlah 65% dari total pelaku UMKM di Indonesia.
( )
Data tersebut, kata Ira, menunjukkan betapa besar potensi ekonomi yang bisa didapatkan dari kaum hawa.
"Faktanya, kekuatan perempuan memang tak bisa dipanjang sebelah mata. Perempuan ini kuat dan memiliki jiwa resilient yang tinggi. Mereka juga merupakan problem solver, naluri bertahannya sungguh besar," beber Ira.
Unilever sendiri memiliki komitmen untuk membuka lebih banyak kesempatan bagi perempuan, baik kesempatan untuk belajar maupun mendorong potensi mereka di bidang wirausaha. Bahkan, ujar Ira, perusahaannya menargetkan pada tahun 2022 bisa menambah 5 juta perempuan yang siap membuktikan kesuksesan mereka dalam bidang UMKM.
Lihat Juga: Rayakan Semangat Lokal, Shopee Gandeng Prilly Latuconsina, Dara Sarasvati, dan Mine Perfumery
(tsa)