Memiliki Satu Gejala Covid-19 Sudah Harus Membuat Orang Waspada
Rabu, 15 April 2020 - 22:30 WIB
JAKARTA - Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengingatkan seseorang tidak perlu memiliki semua gejala COVID-19 untuk dapat dinyatakan telah terinfeksi. Memiliki satu gejala saja, seseorang sudah perlu waspada.
"Dalam keadaan pandemi, kita harus lebih waspada. Karena beberapa gejala yang kita miliki bisa mengarah ke situ. Tidak harus seluruhnya," kata Wiku dalam acara sosialisasi melalui siaran streaming YouTube Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Rabu (15/4/2020).
Adapun gejala-gejala awal COVID-19 adalah demam di atas 38 derajat celcius, batuk kering, dan sesak nafas yang membutuhkan perawatan di rumah sakit. Sementara itu Badan Kesehatan Dunia (WHO), menyatakan juga kelelahan, sakit kepala, dan sakit tenggorokan sebagai gejala COVID-19.
Penelitian yang dilakukan para peneliti Inggris di King's College London pada awal April memasukkan pula kehilangan kemampuan indra perasa dan pencium sebagai gejala COVID-19. Meski hasil penelitian itu sudah diunggah, namun penelitian tersebut belum diulas oleh para sejawat mereka.
Wiku menambahkan bahwa sangat memungkinkan terdapat kasus di mana seseorang telah terinfeksi COVID-19, namun ia tidak memperlihatkan gejala-gejala di atas. Pada kasus ini disebut sebagai orang tanpa gejala atau OTG.
"Orangnya sudah terkena virus itu, namun dia tidak demam, batuk, atau sakit tenggorokan," tutur Wiku.
Berdasarkan data dari situs covid19.go.id hingga 14 April, total terdapat 4.839 kasus COVID-19 di Indonesia. Sebanyak 459 orang meninggal dunia, sedangkan 3.954 orang menjalani perawatan, dan 426 orang sembuh.
"Dalam keadaan pandemi, kita harus lebih waspada. Karena beberapa gejala yang kita miliki bisa mengarah ke situ. Tidak harus seluruhnya," kata Wiku dalam acara sosialisasi melalui siaran streaming YouTube Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Rabu (15/4/2020).
Adapun gejala-gejala awal COVID-19 adalah demam di atas 38 derajat celcius, batuk kering, dan sesak nafas yang membutuhkan perawatan di rumah sakit. Sementara itu Badan Kesehatan Dunia (WHO), menyatakan juga kelelahan, sakit kepala, dan sakit tenggorokan sebagai gejala COVID-19.
Penelitian yang dilakukan para peneliti Inggris di King's College London pada awal April memasukkan pula kehilangan kemampuan indra perasa dan pencium sebagai gejala COVID-19. Meski hasil penelitian itu sudah diunggah, namun penelitian tersebut belum diulas oleh para sejawat mereka.
Wiku menambahkan bahwa sangat memungkinkan terdapat kasus di mana seseorang telah terinfeksi COVID-19, namun ia tidak memperlihatkan gejala-gejala di atas. Pada kasus ini disebut sebagai orang tanpa gejala atau OTG.
"Orangnya sudah terkena virus itu, namun dia tidak demam, batuk, atau sakit tenggorokan," tutur Wiku.
Berdasarkan data dari situs covid19.go.id hingga 14 April, total terdapat 4.839 kasus COVID-19 di Indonesia. Sebanyak 459 orang meninggal dunia, sedangkan 3.954 orang menjalani perawatan, dan 426 orang sembuh.
(alv)
tulis komentar anda