Adi Kurdi, Sosok Berdedikasi yang Tidak Punya Prasangka Buruk
Jum'at, 08 Mei 2020 - 14:20 WIB
“Awalnya film ini tribute untuk Arswendo namun kita juga tirubute untuk abah Adi Kurdi juga. Beberapa tahun buat kenangan di Sukabumi, Abah itu beneran makan pake daun pisang dan Abah punya kebiasaan beli oleh-oleh dari Cimande makanan lepet yang daun kelapa di dalamnya ada ketan kacang merah. Ini makanan sudah harus dilestarikan,” papar Dedi.
Bagi sutradara yang telah berusia 71 tahun ini, sosok Adi Kurdi adalah seorang yang selalu berpikir bagaiamana mengembangkan ketokohan Abah. Sepanjang hidupnya, Adi banyak memberikan inspirasi baik bagi sutradara dan lawan main dalam memainkan peran dengan benar. Kemampuan aktingnya membuatnya punya metode pengajaran terater berbeda dari biasanya. Adi sempat mengenyam pendidikan aktng di Amerika dan satu angkatan dengan aktor kondang Al Pacino.
“Dia sosok aktor yang peduli dan perhatian sama semua pemain sutradara, crew dan lain. Berikan nasehat kepada semua orang terhadap karier, pendidikan dan profesi masing. Dia juga punya pendidikan sekolah teater dan akting dia Amerika bahkan dia satu lifting dengan Al Pacino yang dalam sekolah itu punya metode sendiri berharap dia masih ada untuk sekuel berikutnya dan stasiun televisi,” kata Dedi.
Sebagai informasi, Adi Kurdi meninggal di usia 71 tahun. Dia adalah aktor senior Indonesia yang mulai eksis di dunia hiburan sejak tahun 1980-an. Ia pernah bergabung dengan Bengkel Teater pimpinan dramawan kenamaan W. S. Rendra.
Kepiawaian Adi dalam dunia seni peran utamanya panggung teater sempat dipercaya oleh Rendra sebagai pemeran utama dalam pementasan teater Kisah Perjuangan Suku Naga yang terkenal. Namanya mulai melambung sejak berperan sebagai Abah di sineron Keluarga Cemara yang populer di tahun 1990-an. Selain itu, dia juga pernah terlibat di beberapa film layar lebar seperti 3 Hari Untuk Selamanya, Ratu Kosmopolitan, hingga Triangle the Dark Side.
Terakhir, Adi Kurdi membintangi film Terima Kasih Emak, Terima Kasih Abah. Ia kembali reuni dengan pemain sinetron Keluarga Cemara di film tersebut. Film itu seharusnya rilis pada 16 April lalu. Namun, hingga kini, belum ada kejelasan tentang kelanjutan film itu.
Adi Kurdi adalah sosok Abah dalam serial Keluarga Cemara yang terkenal di pertengahan 1990-an. Adi Kurdi lahir pada 22 September 1948 di Pekalongan, Jawa Tengah. Ia pernah mendapat penghargaan Indonesian Movie Actors Award untuk Lifetime Achievement, Piala Maya untuk Aktor Pendukung Terpilih dan nominasi Piala Citra untuk pemeran pendukung pria terbaik dan Piala Citra untuk pemeran utama pria terbaik.
Adi Kurdi memulai kariernya di dunia hiburan sejak 1980. Namanya mencuri perhatian di kalangan sineas Indonesia berkat kemampuannya tampil di berbagai pementasan teater. Salah satu pementasannya yang terkenal adalah Kisah Perjuangan Suku Naga. Rencananya jenazah Adi Kurdi akan dimakamkan di Bengkel Teater bersama almarhum WS Rendra.
Bagi sutradara yang telah berusia 71 tahun ini, sosok Adi Kurdi adalah seorang yang selalu berpikir bagaiamana mengembangkan ketokohan Abah. Sepanjang hidupnya, Adi banyak memberikan inspirasi baik bagi sutradara dan lawan main dalam memainkan peran dengan benar. Kemampuan aktingnya membuatnya punya metode pengajaran terater berbeda dari biasanya. Adi sempat mengenyam pendidikan aktng di Amerika dan satu angkatan dengan aktor kondang Al Pacino.
“Dia sosok aktor yang peduli dan perhatian sama semua pemain sutradara, crew dan lain. Berikan nasehat kepada semua orang terhadap karier, pendidikan dan profesi masing. Dia juga punya pendidikan sekolah teater dan akting dia Amerika bahkan dia satu lifting dengan Al Pacino yang dalam sekolah itu punya metode sendiri berharap dia masih ada untuk sekuel berikutnya dan stasiun televisi,” kata Dedi.
Sebagai informasi, Adi Kurdi meninggal di usia 71 tahun. Dia adalah aktor senior Indonesia yang mulai eksis di dunia hiburan sejak tahun 1980-an. Ia pernah bergabung dengan Bengkel Teater pimpinan dramawan kenamaan W. S. Rendra.
Kepiawaian Adi dalam dunia seni peran utamanya panggung teater sempat dipercaya oleh Rendra sebagai pemeran utama dalam pementasan teater Kisah Perjuangan Suku Naga yang terkenal. Namanya mulai melambung sejak berperan sebagai Abah di sineron Keluarga Cemara yang populer di tahun 1990-an. Selain itu, dia juga pernah terlibat di beberapa film layar lebar seperti 3 Hari Untuk Selamanya, Ratu Kosmopolitan, hingga Triangle the Dark Side.
Terakhir, Adi Kurdi membintangi film Terima Kasih Emak, Terima Kasih Abah. Ia kembali reuni dengan pemain sinetron Keluarga Cemara di film tersebut. Film itu seharusnya rilis pada 16 April lalu. Namun, hingga kini, belum ada kejelasan tentang kelanjutan film itu.
Adi Kurdi adalah sosok Abah dalam serial Keluarga Cemara yang terkenal di pertengahan 1990-an. Adi Kurdi lahir pada 22 September 1948 di Pekalongan, Jawa Tengah. Ia pernah mendapat penghargaan Indonesian Movie Actors Award untuk Lifetime Achievement, Piala Maya untuk Aktor Pendukung Terpilih dan nominasi Piala Citra untuk pemeran pendukung pria terbaik dan Piala Citra untuk pemeran utama pria terbaik.
Adi Kurdi memulai kariernya di dunia hiburan sejak 1980. Namanya mencuri perhatian di kalangan sineas Indonesia berkat kemampuannya tampil di berbagai pementasan teater. Salah satu pementasannya yang terkenal adalah Kisah Perjuangan Suku Naga. Rencananya jenazah Adi Kurdi akan dimakamkan di Bengkel Teater bersama almarhum WS Rendra.
(alv)
Lihat Juga :
tulis komentar anda