Apoteker Indonesia Didorong Wujudkan Kemandirian Farmasi Nasional
Sabtu, 07 November 2020 - 03:23 WIB
JAKARTA - Rapat Kerja Nasional dan Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker Indonesia 2020, yang berlangsung virtual pada 5-7 November, diharapkan bisa melahirkan banyak gagasan dan rencana-rencana aksi untuk membantu percepatan penanganan pandemi Covid-19 dan kemandirian obat dalam negeri. Hal tersebut sebagaimana yang diucapkan Presiden RI, Joko Widodo dalam sambutannya.
( )
Pada kesempatan tersebut, Presiden Jokowi mengajak seluruh pihak terkait untuk bersama melakukan reformasi sistem kesehatan nasional secara besar-besaran. Reformasi tersebut juga mencakup kemandirian obat dan bahan baku obat yang diharapkan dapat segera dicapai.
Selain dalam rangka substitusi impor, langkah ini juga untuk mendorong kemandirian industri farmasi Tanah Air sebagai sektor penting dalam menopang pembangunan kesehatan nasional.
"Kita tahu bahwa sekitar 90 persen obat dan bahan baku obat masih mengandalkan impor. Padahal negara kita sangat kaya dengan keragaman hayati, baik di daratan maupun di lautan. Hal ini jelas memboroskan devisa negara, menambah defisit neraca transaksi berjalan, dan membuat industri farmasi dalam negeri tidak bisa tumbuh dengan baik," papar Presiden Jokowi seperti dikutip dari video kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (5/11).
Oleh karena itu, Jokowi berpandangan, kemandirian dalam industri obat-obatan serta alat kesehatan harus menjadi prioritas bersama, dan dilakukan dengan cara-cara yang luar biasa di tengah pandemi Covid-19. Pandemi, dengan segala dampak yang ditimbulkannya, memberi banyak pelajaran.
Pandemi telah membangkitkan rasa krisis dalam dunia farmasi untuk memacu kegiatan riset, mengembangkan inovasi-inovasi, merevitalisasi industri bahan baku obat di dalam negeri, hingga memperkuat struktur manufaktur industri farmasi nasional.
"Kekayaan keragaman hayati Indonesia harus dijadikan modal dasar dalam kebangkitan industri obat dalam negeri. Keragaman hayati harus dimanfaatkan untuk memperkuat ketahanan masyarakat di bidang kesehatan. Obat fitofarmaka juga perlu difasilitasi untuk melewati uji klinis dan standarisasi sehingga menjadi pilihan pengobatan promotif dan preventif," tuturnya.
Jokowi berharap kebangkitan industri farmasi nasional nantinya akan sekaligus memperkuat perekonomian nasional, baik yang bekerja di hulu maupun di hilir industri, dan meningkatkan kesejahteraan para petani serta UMKM.
Selain itu, memanfaatkan momentum penanganan pandemi, Presiden Joko Widodo juga mengajak partisipasi seluruh elemen masyarakat mulai dokter, perawat, apoteker, dan profesi lainnya untuk ambil bagian dalam penanganan pandemi terutama untuk membantu kesuksesan program vaksinasi Covid-19.
(Baca juga: Puncak Perayaan HUT Ke-31 MNC Group Disajikan Lebih Sensasional )
"Saya mengajak peran serta dalam rantai produksi, distribusi, dan pelayanan vaksinasi dengan memberikan pelatihan teknis terkait penanganan vaksin, serta bisa berperan menjadi promotor dan memberikan edukasi tentang vaksin," kata Presiden.
( )
Pada kesempatan tersebut, Presiden Jokowi mengajak seluruh pihak terkait untuk bersama melakukan reformasi sistem kesehatan nasional secara besar-besaran. Reformasi tersebut juga mencakup kemandirian obat dan bahan baku obat yang diharapkan dapat segera dicapai.
Selain dalam rangka substitusi impor, langkah ini juga untuk mendorong kemandirian industri farmasi Tanah Air sebagai sektor penting dalam menopang pembangunan kesehatan nasional.
"Kita tahu bahwa sekitar 90 persen obat dan bahan baku obat masih mengandalkan impor. Padahal negara kita sangat kaya dengan keragaman hayati, baik di daratan maupun di lautan. Hal ini jelas memboroskan devisa negara, menambah defisit neraca transaksi berjalan, dan membuat industri farmasi dalam negeri tidak bisa tumbuh dengan baik," papar Presiden Jokowi seperti dikutip dari video kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (5/11).
Oleh karena itu, Jokowi berpandangan, kemandirian dalam industri obat-obatan serta alat kesehatan harus menjadi prioritas bersama, dan dilakukan dengan cara-cara yang luar biasa di tengah pandemi Covid-19. Pandemi, dengan segala dampak yang ditimbulkannya, memberi banyak pelajaran.
Pandemi telah membangkitkan rasa krisis dalam dunia farmasi untuk memacu kegiatan riset, mengembangkan inovasi-inovasi, merevitalisasi industri bahan baku obat di dalam negeri, hingga memperkuat struktur manufaktur industri farmasi nasional.
"Kekayaan keragaman hayati Indonesia harus dijadikan modal dasar dalam kebangkitan industri obat dalam negeri. Keragaman hayati harus dimanfaatkan untuk memperkuat ketahanan masyarakat di bidang kesehatan. Obat fitofarmaka juga perlu difasilitasi untuk melewati uji klinis dan standarisasi sehingga menjadi pilihan pengobatan promotif dan preventif," tuturnya.
Jokowi berharap kebangkitan industri farmasi nasional nantinya akan sekaligus memperkuat perekonomian nasional, baik yang bekerja di hulu maupun di hilir industri, dan meningkatkan kesejahteraan para petani serta UMKM.
Selain itu, memanfaatkan momentum penanganan pandemi, Presiden Joko Widodo juga mengajak partisipasi seluruh elemen masyarakat mulai dokter, perawat, apoteker, dan profesi lainnya untuk ambil bagian dalam penanganan pandemi terutama untuk membantu kesuksesan program vaksinasi Covid-19.
(Baca juga: Puncak Perayaan HUT Ke-31 MNC Group Disajikan Lebih Sensasional )
"Saya mengajak peran serta dalam rantai produksi, distribusi, dan pelayanan vaksinasi dengan memberikan pelatihan teknis terkait penanganan vaksin, serta bisa berperan menjadi promotor dan memberikan edukasi tentang vaksin," kata Presiden.
(nug)
tulis komentar anda