Rumah Atsiri Kenalkan Wisata Edukasi Tanaman Aromatik Khas Indonesia
Selasa, 10 November 2020 - 19:31 WIB
JAKARTA - Di mata dunia, Indonesia telah lama dikenal sebagai surga rempah-rempah dan tanaman aromatik yang menjadi bahan utama pembuatan bumbu masakan hingga minyak aromaterapi, atau populer dengan sebutan essential oil alias minyak atsiri. Tanaman wangi ini, terutama serai dan nilam, merupakan salah satu komoditas primadona tahun 1960-an dan membuka hubungan dagang antara Indonesia dengan negara-negara di Eropa.
Terinspirasi dari perjalanan sejarah dan potensi tanaman aromatik, lahirlah Rumah Atsiri Indonesia. Berlokasi di kawasan dataran tinggi Desa Plumbon, Tawangmangu, Jawa Tengah, Rumah Atsiri mengawali perjalanannya pada 2016 sebagai tempat wisata edukasi tentang tanaman aromatik untuk pembuatan essential oil dan produk aromaterapi lain.
(Baca Juga: Kemenparekraf Ajak Pelaku Kuliner Bali Terapkan Protokol CHSE )
Founder Rumah Atsiri Indonesia Natasha Clairine Mintarga mengatakan, awalnya bangunan Rumah Atsiri adalah bekas pabrik penyulingan Citronella pada zaman Presiden Soekarno tahun 1963, hasil kesepakatan perdagangan antara Indonesia dengan Bulgaria pascakemerdekaan. Kisah ini yang menggugah Natasha untuk menyalakan kembali potensi industri tanaman aromatik dalam negeri.
Tanpa mengubah struktur asli bangunan utama yang dirancang tim dari Bulgaria, Natasha melakukan pengembangan kawasan seluas 5 hektar serta pembangunan fasilitas yang mendukung program penelitian, pelatihan, dan edukasi tentang produk olahan dari minyak atsiri. Pemandangan lanskap Gunung Lawu dan hamparan kebun bunga Marigold juga menciptakan suasana yang tenang dan menyegarkan pikiran.
Di Rumah Atsiri, pengunjung dapat melihat 80 jenis tanaman aromatik yang dibudidayakan, mendalami sejarah minyak atsiri di dunia dan inovasi alat penyulingannya dari masa ke masa, serta belajar tentang cara membuat essential oil di Learning Hubs. Selain itu ada juga fasilitas pendukung lain seperti akomodasi, restoran, dan function hall. Rumah Atsiri juga menawarkan paket tur untuk kunjungan grup maupun acara perusahaan.
Saat ini, terdapat 29 jenis essential oil yang diproduksi Rumah Atsiri. Tanaman aromatik Java Rosemary, Lemongrass (Serai), dan Patchouli (Nilam) merupakan jenis tanaman yang tumbuh sangat subur di Indonesia, sehingga menjadi produk minyak atsiri unggulan dan banyak diminati pelanggan dari Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi.
“Tanaman aromatik yang tumbuh di Indonesia memiliki aroma yang khas. Contohnya, aroma Java Rosemary yang tumbuh di sini, memiliki wewangian yang berbeda dengan Rosemary di daerah atau negara lain. Keunikan inilah yang dicari oleh pasar internasional. Karenanya, kami ingin terus memperkenalkan produk minyak atsiri kepada masyarakat dan menjajaki lebih banyak kemitraan dengan institusi maupun komunitas-komunitas bisnis,” ungkap Natasha melalui keterangan tertulis.
Dalam pengelolaan tanaman aromatik ini, Rumah Atsiri bermitra dengan para petani lokal dan 80% karyawan juga berasal dari masyarakat sekitar desa. Selain itu, Rumah Atsiri memberikan pembinaan terhadap UMKM lokal hingga mereka dapat memproduksi dan memperoleh izin PIRT untuk memasarkan produknya.
Terinspirasi dari perjalanan sejarah dan potensi tanaman aromatik, lahirlah Rumah Atsiri Indonesia. Berlokasi di kawasan dataran tinggi Desa Plumbon, Tawangmangu, Jawa Tengah, Rumah Atsiri mengawali perjalanannya pada 2016 sebagai tempat wisata edukasi tentang tanaman aromatik untuk pembuatan essential oil dan produk aromaterapi lain.
(Baca Juga: Kemenparekraf Ajak Pelaku Kuliner Bali Terapkan Protokol CHSE )
Founder Rumah Atsiri Indonesia Natasha Clairine Mintarga mengatakan, awalnya bangunan Rumah Atsiri adalah bekas pabrik penyulingan Citronella pada zaman Presiden Soekarno tahun 1963, hasil kesepakatan perdagangan antara Indonesia dengan Bulgaria pascakemerdekaan. Kisah ini yang menggugah Natasha untuk menyalakan kembali potensi industri tanaman aromatik dalam negeri.
Tanpa mengubah struktur asli bangunan utama yang dirancang tim dari Bulgaria, Natasha melakukan pengembangan kawasan seluas 5 hektar serta pembangunan fasilitas yang mendukung program penelitian, pelatihan, dan edukasi tentang produk olahan dari minyak atsiri. Pemandangan lanskap Gunung Lawu dan hamparan kebun bunga Marigold juga menciptakan suasana yang tenang dan menyegarkan pikiran.
Di Rumah Atsiri, pengunjung dapat melihat 80 jenis tanaman aromatik yang dibudidayakan, mendalami sejarah minyak atsiri di dunia dan inovasi alat penyulingannya dari masa ke masa, serta belajar tentang cara membuat essential oil di Learning Hubs. Selain itu ada juga fasilitas pendukung lain seperti akomodasi, restoran, dan function hall. Rumah Atsiri juga menawarkan paket tur untuk kunjungan grup maupun acara perusahaan.
Saat ini, terdapat 29 jenis essential oil yang diproduksi Rumah Atsiri. Tanaman aromatik Java Rosemary, Lemongrass (Serai), dan Patchouli (Nilam) merupakan jenis tanaman yang tumbuh sangat subur di Indonesia, sehingga menjadi produk minyak atsiri unggulan dan banyak diminati pelanggan dari Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi.
“Tanaman aromatik yang tumbuh di Indonesia memiliki aroma yang khas. Contohnya, aroma Java Rosemary yang tumbuh di sini, memiliki wewangian yang berbeda dengan Rosemary di daerah atau negara lain. Keunikan inilah yang dicari oleh pasar internasional. Karenanya, kami ingin terus memperkenalkan produk minyak atsiri kepada masyarakat dan menjajaki lebih banyak kemitraan dengan institusi maupun komunitas-komunitas bisnis,” ungkap Natasha melalui keterangan tertulis.
Dalam pengelolaan tanaman aromatik ini, Rumah Atsiri bermitra dengan para petani lokal dan 80% karyawan juga berasal dari masyarakat sekitar desa. Selain itu, Rumah Atsiri memberikan pembinaan terhadap UMKM lokal hingga mereka dapat memproduksi dan memperoleh izin PIRT untuk memasarkan produknya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda