Hobi Baru Berkebun, Yuk Buat Greenhouse di Rumah!
Rabu, 11 November 2020 - 10:15 WIB
JAKARTA - Saat pandemi masyarakat punya hobi baru di rumah, salah satunya berkebun. Bahkan, mereka yang serius dengan hobi berkebun membangun greenhouse di rumah mereka.
Greenhouse umumnya diketahui masyarakat sebagai rumah kaca, yang di dalamnya terdapat tumbuhan. Jenis tumbuhan yang ditanam juga beragam mulai dari sayur, bunga, hingga buah. Dengan adanya greenhouse ini, Anda dapat menanam tumbuhan kapan pun karena dalam greenhouse, suhu dan kelembapan dapat diatur menyesuaikan dengan jenis tumbuhan yang ditanam. (Baca: Subhahanallah! Shalat Tepat Waktu Berpengaruh Terhadap Kesuksesan)
Victor Andreas, Chief Design Officer Narasi Design & Furnishings menjelaskan, greenhouse disebut rumah kaca karena rata-rata atap dan temboknya tembus pandang. “Tidak harus kaca, tapi bisa juga pakai plastik atau polikarbonat.
Umumnya di dalam cukup panas dan gerah, karena suhu greenhouse diatur sesuai tanaman yang ditanam. Biasanya ada kipas atau exchaust (fan) yang membantu pergerakan udara agar suhu di dalam greenhouse tetap terjaga," ungkapnya.
Greenhouse sendiri sudah dikembangkan sejak abad ke-16 di Eropa. Fasilitas ini semakin disorot karena ada istilah greenhouse atau rumah kaca yang menjadi isu global warming.
Di Indonesia sendiri keberadaan greenhouse ini sudah cukup lama, namun dalam skala besar digunakan untuk penelitian atau bisnis. Sementara dalam skala kecil terlihat sejak adanya pandemi dan diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Pemilik rumah yang ingin serius menggeluti hobi berkebun, maka mereka membuat lahan kosong di rumahnya untuk dijadikan greenhouse. (Baca juga: Kemendikbud Dukung Pelaksanaan Kampus Sehat Selama Pandemi)
Area tersebut biasanya sering dibuat di rooftop, namun sebenarnya bisa juga ditempatkan di pekarangan rumah atau di manapun lahan kosong tersedia. Victor menegaskan, tidak semua harus greenhouse sungguhan karena tren yang beredar adalah sistem cocok tanam dengan aeroponik ataupun hidroponik dengan atau tanpa sistem rumah kaca di ruangan terbatas di dalam rumah.
Yang jelas, masyarakat memang digiring untuk mulai menanam tanaman sayur di pekarangan rumah sendiri. Setiap pelaku usaha juga menjual dengan sistem paket yang berbeda-beda.
Jika ingin membangun di greenhouse di rumah, tentu harus mencari area yang terkena sinar matahari langsung dan terdapat sumber air dan listrik jika dibutuhkan pompa. "Tidak ada minimal luas lahan untuk greenhouse di rumah, selama modul atau paket greenhouse dapat dimasukkan di dalam ruang tersebut," ujarnya. (Baca juga: Tata Cara Jadi Pemilih di Saat Pandemi)
Greenhouse umumnya diketahui masyarakat sebagai rumah kaca, yang di dalamnya terdapat tumbuhan. Jenis tumbuhan yang ditanam juga beragam mulai dari sayur, bunga, hingga buah. Dengan adanya greenhouse ini, Anda dapat menanam tumbuhan kapan pun karena dalam greenhouse, suhu dan kelembapan dapat diatur menyesuaikan dengan jenis tumbuhan yang ditanam. (Baca: Subhahanallah! Shalat Tepat Waktu Berpengaruh Terhadap Kesuksesan)
Victor Andreas, Chief Design Officer Narasi Design & Furnishings menjelaskan, greenhouse disebut rumah kaca karena rata-rata atap dan temboknya tembus pandang. “Tidak harus kaca, tapi bisa juga pakai plastik atau polikarbonat.
Umumnya di dalam cukup panas dan gerah, karena suhu greenhouse diatur sesuai tanaman yang ditanam. Biasanya ada kipas atau exchaust (fan) yang membantu pergerakan udara agar suhu di dalam greenhouse tetap terjaga," ungkapnya.
Greenhouse sendiri sudah dikembangkan sejak abad ke-16 di Eropa. Fasilitas ini semakin disorot karena ada istilah greenhouse atau rumah kaca yang menjadi isu global warming.
Di Indonesia sendiri keberadaan greenhouse ini sudah cukup lama, namun dalam skala besar digunakan untuk penelitian atau bisnis. Sementara dalam skala kecil terlihat sejak adanya pandemi dan diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Pemilik rumah yang ingin serius menggeluti hobi berkebun, maka mereka membuat lahan kosong di rumahnya untuk dijadikan greenhouse. (Baca juga: Kemendikbud Dukung Pelaksanaan Kampus Sehat Selama Pandemi)
Area tersebut biasanya sering dibuat di rooftop, namun sebenarnya bisa juga ditempatkan di pekarangan rumah atau di manapun lahan kosong tersedia. Victor menegaskan, tidak semua harus greenhouse sungguhan karena tren yang beredar adalah sistem cocok tanam dengan aeroponik ataupun hidroponik dengan atau tanpa sistem rumah kaca di ruangan terbatas di dalam rumah.
Yang jelas, masyarakat memang digiring untuk mulai menanam tanaman sayur di pekarangan rumah sendiri. Setiap pelaku usaha juga menjual dengan sistem paket yang berbeda-beda.
Jika ingin membangun di greenhouse di rumah, tentu harus mencari area yang terkena sinar matahari langsung dan terdapat sumber air dan listrik jika dibutuhkan pompa. "Tidak ada minimal luas lahan untuk greenhouse di rumah, selama modul atau paket greenhouse dapat dimasukkan di dalam ruang tersebut," ujarnya. (Baca juga: Tata Cara Jadi Pemilih di Saat Pandemi)
tulis komentar anda