Ini Tolok Ukur Makanan dan Minuman Pemicu Diabetes
Sabtu, 14 November 2020 - 06:07 WIB
JAKARTA - Secara sederhana, tolok ukur makanan dan minuman yang dapat memicu diabetes menurut dr. Andi Faradilah, Sp.GK, Dokter Spesialis Gizi Primaya Hospital Makassar, dapat dilihat dari nilai kalori suatu makanan serta jumlah dan jenis karbohidrat yang dikandungnya.
Lihatlah nilai informasi gizi pada kemasannya (termasuk total kalori, jumlah gram karbohidrat per porsi, serta apa jenis karbohidratnya). (Baca juga: Jangan Abai Diabetes, Waspadai Gejalanya Mulai dari yang Ringan )
“Hal lain yang dapat menjadi tolok ukur makanan minuman yang memicu diaebetes adalah seberapa besar kadar gula atau karbohidrat yang terdapat di dalam makanan dan minuman tersebut (glycaemic load),” kata dr. Andi.
Tolok ukur berikutnya adalah seberapa cepat suatu makanan menyebabkan peningkatan gula dalam darah (glycaemic index). Tidak hanya gula saja, kadar lemak jenuh juga harus diperhitungkan karena tingginya kadar kolesterol di darah juga menjadi salah satu faktor risiko diabetes.
Selain itu, tentu saja jumlah kalori dari makanan yang kita konsumsi karena obesitas adalah faktor risiko utama untuk diabetes.
“Bahkan, penelitian mengungkapkan, wanita dengan indeks masa tubuh 30 kg/m2 memiliki risiko diabetes 28 kali lebih tinggi dibandingkan wanita yang berat badannya ideal,” sebut dr. Yohan Samudra, SpGK, Dokter Spesialis Gizi Primaya Hospital Tangerang.
Maka itu, sebaiknya pilih makanan dengan jenis karbohidrat kompleks yaitu sayur dan buah. Konsumsi gado-gado, pecel, atau karedok bisa menjadi contoh pilihan makanan yang sehat dengan komponen utama sayur, buah, dan bumbu kacang yang tidak terlalu banyak sehingga makanan tetap lezat namun memenuhi kaidah gizi seimbang.
Soto bening dan sate tanpa lemak juga dapat menjadi pilihan menu yang lezat namun tetap aman dan sehat. Lakukan pola makan sesuai gizi seimbang (karbohidrat, protein, dan lemak sehat) yang memadukan aneka ragam jenis pangan dalam satu piring makan yaitu makanan pokok, lauk, sayur, buah, dan air putih.
“Makanan pokok (nasi, kentang, dan sebagainya) dibuat sama banyak porsinya dengan sayur yang kita konsumsi. Sedangkan, lauk dan buah masing-masing mengambil porsi ¼ dari satu piring makan. Makanan selingan atau kudapan sebaiknya dilakukan 2-3 kali sehari dengan nilai kalori 100 -150 kkal,” ujar dr. Andi Faradilah, Sp.GK, Dokter Spesialis Gizi Primaya Hospital Makassar. (Baca juga: Klarifikasi Video Syur Mirip Artis, Gisel: Itu Cewek Badannya Mulus Banget )
Selain itu, selalu cukupi kebutuhan serat sekitar 28-35 gram yang bisa didapatkan dari konsumsi buah dan sayuran bervariasi sebanyak 5 porsi dalam sehari. Batasi konsumsi gula harian hanya 25 gram (2,5 sendok makan) untuk wanita dan 37,5 gram (3 sendok makan) untuk pria. Makanlah dengan jadwal yang teratur dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan agar tetap menjaga berat badan dalam kategori ideal.
Lihatlah nilai informasi gizi pada kemasannya (termasuk total kalori, jumlah gram karbohidrat per porsi, serta apa jenis karbohidratnya). (Baca juga: Jangan Abai Diabetes, Waspadai Gejalanya Mulai dari yang Ringan )
“Hal lain yang dapat menjadi tolok ukur makanan minuman yang memicu diaebetes adalah seberapa besar kadar gula atau karbohidrat yang terdapat di dalam makanan dan minuman tersebut (glycaemic load),” kata dr. Andi.
Tolok ukur berikutnya adalah seberapa cepat suatu makanan menyebabkan peningkatan gula dalam darah (glycaemic index). Tidak hanya gula saja, kadar lemak jenuh juga harus diperhitungkan karena tingginya kadar kolesterol di darah juga menjadi salah satu faktor risiko diabetes.
Selain itu, tentu saja jumlah kalori dari makanan yang kita konsumsi karena obesitas adalah faktor risiko utama untuk diabetes.
“Bahkan, penelitian mengungkapkan, wanita dengan indeks masa tubuh 30 kg/m2 memiliki risiko diabetes 28 kali lebih tinggi dibandingkan wanita yang berat badannya ideal,” sebut dr. Yohan Samudra, SpGK, Dokter Spesialis Gizi Primaya Hospital Tangerang.
Maka itu, sebaiknya pilih makanan dengan jenis karbohidrat kompleks yaitu sayur dan buah. Konsumsi gado-gado, pecel, atau karedok bisa menjadi contoh pilihan makanan yang sehat dengan komponen utama sayur, buah, dan bumbu kacang yang tidak terlalu banyak sehingga makanan tetap lezat namun memenuhi kaidah gizi seimbang.
Soto bening dan sate tanpa lemak juga dapat menjadi pilihan menu yang lezat namun tetap aman dan sehat. Lakukan pola makan sesuai gizi seimbang (karbohidrat, protein, dan lemak sehat) yang memadukan aneka ragam jenis pangan dalam satu piring makan yaitu makanan pokok, lauk, sayur, buah, dan air putih.
“Makanan pokok (nasi, kentang, dan sebagainya) dibuat sama banyak porsinya dengan sayur yang kita konsumsi. Sedangkan, lauk dan buah masing-masing mengambil porsi ¼ dari satu piring makan. Makanan selingan atau kudapan sebaiknya dilakukan 2-3 kali sehari dengan nilai kalori 100 -150 kkal,” ujar dr. Andi Faradilah, Sp.GK, Dokter Spesialis Gizi Primaya Hospital Makassar. (Baca juga: Klarifikasi Video Syur Mirip Artis, Gisel: Itu Cewek Badannya Mulus Banget )
Selain itu, selalu cukupi kebutuhan serat sekitar 28-35 gram yang bisa didapatkan dari konsumsi buah dan sayuran bervariasi sebanyak 5 porsi dalam sehari. Batasi konsumsi gula harian hanya 25 gram (2,5 sendok makan) untuk wanita dan 37,5 gram (3 sendok makan) untuk pria. Makanlah dengan jadwal yang teratur dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan agar tetap menjaga berat badan dalam kategori ideal.
(tdy)
tulis komentar anda