Tetap Pantau Tumbuh Kembang Anak
Senin, 16 November 2020 - 09:04 WIB
JAKARTA - Indonesia merupakan negara dengan Case Fatality Rate (CFR) tertinggi pada anak akibat COVID-19 di Asia Pasifik (IDAI, 2020). Walaupun bukan kelompok yang paling berisiko, namun data menunjukkan bahwa anak-anak juga dapat terjangkit virus COVID-19 (CDC, 2020), sehingga perlu dilakukan tindakan pencegahan yang dapat mempengaruhi kesehatan anak.
Dr. Annisa Rahmania Yulman, Sp.A mengingatkan kepada orangtua untuk melakukan pemantauan rutin terhadap tumbuh kembang anak dengan pengukuran berat badan, panjang/tinggi badan, serta lingkar kepala. Terkait pemantauan perkembangan anak, terdapat formulir pemantauannya dikenal dengan nama KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan). (Baca: Keutamaan Shalawat, Utang Lunas dan Dikenali Nabi Muhammad)
KPSP ini terdapat redflag/warning sign atau tanda bahaya, yaitu suatu indikator kapan seorang anak mengalami gangguan perkembangan. Jika terdapat tanda bahaya, orangtua sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter.
“Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak dapat pula dipantau oleh orangtua menggunakan aplikasi PrimaKu yang telah dikembangkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia” ujar dr. Annisa dalam Seminar Awam Bicara Sehat Ke-30 yang diadakan RSUI.
Terkait tema infeksi, dr. Annisa Menyebutkan beberapa tips pencegahan penyakit infeksi yang sering terjadi pada anak diantaranya ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut), diare, dan demam.
“Penyakit-penyakit infeksi ini dapat dicegah dengan melakukan pola hidup bersih dan sehat, diantaranya yaitu menjaga kebersihan diri dan lingkungan (rajin mencuci tangan, menjaga kebersihan makanan dan minuman, memastikan sirkulasi udara di rumah baik), " kata dr. Annisa. (Baca juga: Tren Selfie Maut: Narsis Berujung Nyawa Melayang)
Selain itu, mengoptimalkan aspek nutrisi (ASI eksklusif, konsumsi makanan bergizi seimbang, serta menerapkan aspek keamanan pangan dalam memasak), istirahat yang cukup, serta melakukan imunisasi sesuai jadwal. Secara umum, multivitamin dan mineral atau suplemen peningkat daya tahan tubuh tidak dibutuhkan pada anak yang tumbuh secara normal dan mau mengonsumsi makanan yang bervariasi. Sumber alami terbaik dari berbagai nutrien adalah makanan yang anak konsumsi sendiri.
Pada umumnya makanan anak yang bervariasi termasuk kudapannya sudah dapat memenuhi kebutuhan harian anak, termasuk saat anak mengonsumsi berbagai makanan yang terfortifikasi seperti sereal, susu, dan jus. Pemberian vitamin yang berlebihan justru berpotensi menimbulkan toksisitas. Perlu diingat, banyak sekali orang yang terinfeksi virus Covid-19 namun tidak menunjukkan gejala yang signifikan. Orang tersebut tetap dapat menularkan virus melalui percikan/droplets saluran napas dari mulut maupun hidungnya saat ia sedang berbicara, tertawa, bersin, atau batuk. (Lihat videonya: Dana Nasabah Raib, Keamanan Perbankan Dipertanyakan)
Percikan yang mengandung virus dapat terhirup oleh orang lain yang berjarak 1-2 meter di sekitarnya. Semakin lama dan semakin dekat jarak anak saat berinteraksi dengan orang lain akan meningkatkan risiko anak terinfeksi. Apalagi bila anak berada di dalam ruangan tertutup, karena lebih sulit menjaga jarak dengan orang lain di sekitarnya. (Sri Noviarni)
Dr. Annisa Rahmania Yulman, Sp.A mengingatkan kepada orangtua untuk melakukan pemantauan rutin terhadap tumbuh kembang anak dengan pengukuran berat badan, panjang/tinggi badan, serta lingkar kepala. Terkait pemantauan perkembangan anak, terdapat formulir pemantauannya dikenal dengan nama KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan). (Baca: Keutamaan Shalawat, Utang Lunas dan Dikenali Nabi Muhammad)
KPSP ini terdapat redflag/warning sign atau tanda bahaya, yaitu suatu indikator kapan seorang anak mengalami gangguan perkembangan. Jika terdapat tanda bahaya, orangtua sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter.
“Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak dapat pula dipantau oleh orangtua menggunakan aplikasi PrimaKu yang telah dikembangkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia” ujar dr. Annisa dalam Seminar Awam Bicara Sehat Ke-30 yang diadakan RSUI.
Terkait tema infeksi, dr. Annisa Menyebutkan beberapa tips pencegahan penyakit infeksi yang sering terjadi pada anak diantaranya ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut), diare, dan demam.
“Penyakit-penyakit infeksi ini dapat dicegah dengan melakukan pola hidup bersih dan sehat, diantaranya yaitu menjaga kebersihan diri dan lingkungan (rajin mencuci tangan, menjaga kebersihan makanan dan minuman, memastikan sirkulasi udara di rumah baik), " kata dr. Annisa. (Baca juga: Tren Selfie Maut: Narsis Berujung Nyawa Melayang)
Selain itu, mengoptimalkan aspek nutrisi (ASI eksklusif, konsumsi makanan bergizi seimbang, serta menerapkan aspek keamanan pangan dalam memasak), istirahat yang cukup, serta melakukan imunisasi sesuai jadwal. Secara umum, multivitamin dan mineral atau suplemen peningkat daya tahan tubuh tidak dibutuhkan pada anak yang tumbuh secara normal dan mau mengonsumsi makanan yang bervariasi. Sumber alami terbaik dari berbagai nutrien adalah makanan yang anak konsumsi sendiri.
Pada umumnya makanan anak yang bervariasi termasuk kudapannya sudah dapat memenuhi kebutuhan harian anak, termasuk saat anak mengonsumsi berbagai makanan yang terfortifikasi seperti sereal, susu, dan jus. Pemberian vitamin yang berlebihan justru berpotensi menimbulkan toksisitas. Perlu diingat, banyak sekali orang yang terinfeksi virus Covid-19 namun tidak menunjukkan gejala yang signifikan. Orang tersebut tetap dapat menularkan virus melalui percikan/droplets saluran napas dari mulut maupun hidungnya saat ia sedang berbicara, tertawa, bersin, atau batuk. (Lihat videonya: Dana Nasabah Raib, Keamanan Perbankan Dipertanyakan)
Percikan yang mengandung virus dapat terhirup oleh orang lain yang berjarak 1-2 meter di sekitarnya. Semakin lama dan semakin dekat jarak anak saat berinteraksi dengan orang lain akan meningkatkan risiko anak terinfeksi. Apalagi bila anak berada di dalam ruangan tertutup, karena lebih sulit menjaga jarak dengan orang lain di sekitarnya. (Sri Noviarni)
(ysw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda