Promotor Musik Mulai Ancang Ancang Gelar Konser Tahun Depan
Rabu, 18 November 2020 - 13:55 WIB
JAKARTA - Pandemi Covid 19 memukul semua sektor atau lini bisnis tak terkecuali bisnis seni pertunjukan atau showbiz. Dimulai dari penundaan hingga pembatalan sejumlah konser yang sudah tak terhitung lagi berapa jumlah konser musik yang akhirnya ditunda (postpone) pelaksanaannya, atau tetap digelar dengan konsep virtual maupun hybrid.
Oleh karenanya, promotor musik di Indonesia mencoba bangkit dan menghadirkan terobosan sebagai bentuk adaptif menghadapi pandemi memiliki banyak ide yang belum bisa mereka keluarkan di tahun 2020 ini. Semua ide itu disebut tetap akan menjadi rencananya apabila kondisi di Tanah Air belum berubah tahun depan.
“Untuk saat ini hanya bisa bikin planning sih. Kita bersepakat kuncinya di vaksin. Kalau vaksin belum ada, ya 2021 hanya tinggal cita-cita Sebenarnya kita enggak akan bisa bergerak apapun, tapi planning tetap kita lakukan, event seperti apa kita tetap melakukan yang terbaik," kata Anas Syahrul Alimi, CEO Prambanan Jazz Festival dan Founder Rajawali Indonesia dalam webinar CMEW 'We Will Survive' yang ikuti SINDOnews.
Tidak menutup kemungkinan juga, di tahun depan sejumlah promotor masih mencoba menerapkan adaptasi gelaran konser. Apalagi, beberapa sponsor baik baru maupun yang sudah lama, masih menahan untuk memberikan sponsorship hingga awal tahun 2021."Yang paling mungkin hybrid, offline dan online digabung, tapi sampai saat ini sponsor pun belum bisa menjawab. Yang bisa dijawab ya sisi production-nya," imbuh Dewi Gontha, Presiden Direktur PT Java Festival Production."Saya rasa sampai awal 2021 sponsor menahan, karena banyak dari perusahaan untuk menahan untuk partisipasi event," imbuh Dewi.
Putri pengusaha Peter Gontha ini mengungkapkan karena banyak kegiatan konser yang gak jalan di 2020 dan ditahun depan 2021 tentunya promotor akan berlomba sehingga rebutan venue tanggal itu yang akan terjadi makanya perlu ada kesepakatan terutama jadwal dan venue antara satu promotor dan promotor lain agar tidak bertabrakan.
Menurut Dino Hamid selaku CEO Berlian dan Ketua Umum Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI), adanya pandemi memiliki sisi positif diluar konteks virus dan penyakit. Dia mengaku semenjak pandemi ketemu pelaku industri hebat ketemu mbak Dewi David Karto, mas Anas dan lainya untuk berdiskusi melihat problem sama tapi punya visi baik buat industri.
“Kita akhirnya sepakati buat asosiasi yang resmi karena tanpa itu untuk speak out ke pemerintah dan juga dunia internasional kurang didengar. Kalau asosiasi ada hal lebih besar dan visi dilakukan bersama,” papar Dino Hamid.
Anas Syahrul Alimi menekankan bahwa APMI sebagai satu satunya asosiasi promotor musik sangat dibutuhkan keberadaannya. Karena selama ini belum pernah ada yang perhatian .
“Kita berharap tentu saat sekarang gimana pemerintah lakukan regulasi event bisa segera dilakukan di tengah pandemi karena semua sudah hotel, wisata hanya konser belum perlu support stakeholder pemerintah dan kalo Parekraf support yang sama tahun ini ada kolaborasi parekraf dengan pekerja event sebelumnya gak semasif ini sumbangsih pemerintah agar event jalan baik dan kongkrit,” harapnya.
Diketahui, untuk merespons kondisi tak menentu akibat pandemi Covid-19, sejumlah promotor musik memprakarsai terbentuknya Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI). Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) disarankan dibentuk sebagai forum komunikasi untuk membicarakan berbagai isu yang muncul di industri musik.
Oleh karenanya, promotor musik di Indonesia mencoba bangkit dan menghadirkan terobosan sebagai bentuk adaptif menghadapi pandemi memiliki banyak ide yang belum bisa mereka keluarkan di tahun 2020 ini. Semua ide itu disebut tetap akan menjadi rencananya apabila kondisi di Tanah Air belum berubah tahun depan.
Baca Juga
“Untuk saat ini hanya bisa bikin planning sih. Kita bersepakat kuncinya di vaksin. Kalau vaksin belum ada, ya 2021 hanya tinggal cita-cita Sebenarnya kita enggak akan bisa bergerak apapun, tapi planning tetap kita lakukan, event seperti apa kita tetap melakukan yang terbaik," kata Anas Syahrul Alimi, CEO Prambanan Jazz Festival dan Founder Rajawali Indonesia dalam webinar CMEW 'We Will Survive' yang ikuti SINDOnews.
Tidak menutup kemungkinan juga, di tahun depan sejumlah promotor masih mencoba menerapkan adaptasi gelaran konser. Apalagi, beberapa sponsor baik baru maupun yang sudah lama, masih menahan untuk memberikan sponsorship hingga awal tahun 2021."Yang paling mungkin hybrid, offline dan online digabung, tapi sampai saat ini sponsor pun belum bisa menjawab. Yang bisa dijawab ya sisi production-nya," imbuh Dewi Gontha, Presiden Direktur PT Java Festival Production."Saya rasa sampai awal 2021 sponsor menahan, karena banyak dari perusahaan untuk menahan untuk partisipasi event," imbuh Dewi.
Putri pengusaha Peter Gontha ini mengungkapkan karena banyak kegiatan konser yang gak jalan di 2020 dan ditahun depan 2021 tentunya promotor akan berlomba sehingga rebutan venue tanggal itu yang akan terjadi makanya perlu ada kesepakatan terutama jadwal dan venue antara satu promotor dan promotor lain agar tidak bertabrakan.
Menurut Dino Hamid selaku CEO Berlian dan Ketua Umum Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI), adanya pandemi memiliki sisi positif diluar konteks virus dan penyakit. Dia mengaku semenjak pandemi ketemu pelaku industri hebat ketemu mbak Dewi David Karto, mas Anas dan lainya untuk berdiskusi melihat problem sama tapi punya visi baik buat industri.
“Kita akhirnya sepakati buat asosiasi yang resmi karena tanpa itu untuk speak out ke pemerintah dan juga dunia internasional kurang didengar. Kalau asosiasi ada hal lebih besar dan visi dilakukan bersama,” papar Dino Hamid.
Anas Syahrul Alimi menekankan bahwa APMI sebagai satu satunya asosiasi promotor musik sangat dibutuhkan keberadaannya. Karena selama ini belum pernah ada yang perhatian .
“Kita berharap tentu saat sekarang gimana pemerintah lakukan regulasi event bisa segera dilakukan di tengah pandemi karena semua sudah hotel, wisata hanya konser belum perlu support stakeholder pemerintah dan kalo Parekraf support yang sama tahun ini ada kolaborasi parekraf dengan pekerja event sebelumnya gak semasif ini sumbangsih pemerintah agar event jalan baik dan kongkrit,” harapnya.
Diketahui, untuk merespons kondisi tak menentu akibat pandemi Covid-19, sejumlah promotor musik memprakarsai terbentuknya Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI). Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) disarankan dibentuk sebagai forum komunikasi untuk membicarakan berbagai isu yang muncul di industri musik.
(wur)
tulis komentar anda