Waspada, Banyak Bentuk Glaukoma Terjadi Tanpa Tanda Peringatan

Minggu, 10 Mei 2020 - 20:40 WIB
Glaukoma adalah salah satu penyebab utama kebutaan bagi orang di atas usia 60 tahun. / Foto: ilustrasi/VisionFirst Eyecare
JAKARTA - Sebelum meninggal dunia pada Jumat (805), aktor senior Adi Kurdi dilaporkan mengidap glaukoma. Penyakit ini membuat pemeran Abah dalam sinetron Keluarga Cemara itu mengalami masalah pada penglihatannya.

Aktor kelahiran Pekalongan itu dikabarkan tidak bisa melihat. Informasi ini dibagikan oleh rekan Adi Kurdi sekaligus penulis skenario Keluarga Cemara, Harry Tjahjono. "Kalau sakitnya sih enggak, yang saya tahu dia kan glaukoma. Penglihatannya sudah tidak bisa, sudah buta. Kemudian kemarin masih bikin Terima Kasih Emak Terima Kasih Abah," kata Harry, Jumat.

Sebagaimana dilansir Mayo Clinic, glaukoma merupakan sekelompok kondisi mata yang merusak saraf optik. Kerusakan ini sering disebabkan oleh tekanan tinggi yang tidak normal di mata. Glaukoma adalah salah satu penyebab utama kebutaan bagi orang di atas usia 60 tahun. Glaukoma dapat terjadi pada semua usia tetapi lebih sering terjadi pada orang dewasa yang lebih tua.

Banyak bentuk glaukoma tidak memiliki tanda-tanda peringatan. Efeknya sangat bertahap sehingga pasien mungkin tidak melihat perubahan dalam penglihatan sampai kondisinya berada pada stadium lanjut. Kehilangan penglihatan karena glaukoma tidak dapat dipulihkan, penting untuk melakukan pemeriksaan mata secara teratur.



Seperti halnya pengukuran tekanan mata sehingga diagnosis dapat dilakukan pada tahap awal dan diobati dengan tepat. Jika glaukoma dikenali sejak dini, kehilangan penglihatan dapat diperlambat atau dicegah. Jika terjadi kondisi tersebut, umumnya pasien akan memerlukan perawatan selama hidupnya.

Tanda dan gejala glaukoma bervariasi tergantung pada jenis dan tahap kondisi pasien. Sebagai contoh, glaukoma sudut terbuka gejalanya meliputi bercak-bercak buta di sisi Anda (perifer) atau penglihatan sentral, sering di kedua mata dan tunnel vision pada tahap lanjut. Glaukoma sudut-penutupan akut, mencakup sakit kepala parah, sakit mata, mual dan muntah, penglihatan kabur, lingkaran cahaya di sekitar lampu dan mata merah.

Jika tidak diobati, glaukoma pada akhirnya akan menyebabkan kebutaan. Bahkan dengan pengobatan, sekitar 15% orang dengan glaukoma menjadi buta pada setidaknya satu mata dalam 20 tahun. Tekanan mata yang meningkat disebabkan oleh penumpukan cairan (aqueous humor) yang mengalir ke seluruh bagian dalam mata. Cairan internal ini biasanya mengalir keluar melalui jaringan yang disebut mesh trabecular pada sudut di mana iris dan kornea bertemu.

Ketika cairan diproduksi berlebihan atau sistem drainase tidak berfungsi dengan baik, cairan tidak dapat mengalir keluar pada tingkat normal dan tekanan mata meningkat. Glaukoma cenderung diturunkan dalam keluarga. Pada beberapa orang, para ilmuwan telah mengidentifikasi gen yang berkaitan dengan tekanan mata tinggi dan kerusakan saraf optik.

Karena bentuk-bentuk glaukoma kronis dapat merusak penglihatan sebelum tanda-tanda atau gejala terlihat, penting menyadari faktor risiko. Di antaranya adalah memiliki tekanan mata internal yang tinggi (tekanan intraokular), berusia di atas 60 tahun, kulit hitam, Asia atau Hispanik, memiliki riwayat keluarga dengan glaukoma, memiliki kondisi medis tertentu seperti diabetes, penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan anemia sel sabit.

Memiliki kornea yang tipis di tengah, menjadi sangat rabun dekat atau rabun jauh, pernah mengalami cedera mata atau jenis operasi mata tertentu, minum obat kortikosteroid, terutama obat tetes mata, untuk waktu yang lama. Adapun langkah perawatan diri dapat membantu mendeteksi glaukoma pada tahap awal, yang penting dalam mencegah kehilangan penglihatan atau memperlambat perkembangannya.

Bentuk pencegahan yang dilakukan mencakup melakukan pemeriksaan mata melebar secara teratur, ketahui riwayat kesehatan mata keluarga, berolahraga dengan aman, minum obat tetes mata yang diresepkan secara teratur dan menggunakan pelindung mata.
(nug)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More