Peneliti Italia Klaim Berhasil Kembangkan Vaksin COVID-19
Senin, 11 Mei 2020 - 12:33 WIB
JAKARTA - Tim peneliti Italia mengklaim telah berhasil mengembangkan vaksin yang dapat membantu menetralkan virus corona baru penyebab COVID-19. Menurut sebuah laporan, vaksin baru itu kemungkinan akan bekerja pada virus SARS-CoV-2 atau corona baru yang telah menyebar dengan cepat ke seluruh dunia.
Tes yang dilakukan pada tikus menunjukkan bahwa vaksin memiliki antibodi yang bekerja pada sel manusia, sehingga menghalangi virus tersebut menular ke manusia. Tim peneliti selanjutnya mengamati lima kandidat vaksin yang menghasilkan sejumlah besar antibodi, dan memilih dua dengan hasil terbaik.
Terobosan yang dibuat oleh para peneliti di Lazzaro Spallanzani National Institute for Infectious Diseases, Roma, itu bisa menjadi salah satu kemajuan yang paling terlihat di antara ratusan vaksin eksperimental yang sedang diuji di seluruh dunia dalam upaya mencari obat yang mampu menyembuhkan COVID-19.
Sejauh ini setidaknya ada 254.532 orang telah meninggal dunia karena virus tersebut sejak wabah pertama kali muncul di China pada Desember lalu. Sementara lebih dari 3.629.160 kasus telah terkonfirmasi terjadi di 195 negara dan wilayah.
Luigi Aurisicchio selaku CEO Takis, perusahaan yang mengembangkan obat, mengatakan bahwa vaksin kandidat COVID-19 telah menetralkan virus dalam sel manusia untuk pertama kalinya.
"Ini adalah tahap paling maju dari pengujian kandidat vaksin yang dibuat di Italia. Tes manusia diharapkan (selesai) setelah musim panas ini," kata Aurisicchio seperti dilansir laman Times Now News.
Sesuai tes yang dilakukan di Rumah Sakit Spallanzani Roma, vaksin tersebut memiliki antibodi yang dihasilkan pada tikus yang bekerja pada sel manusia.
"Sejauh yang kami tahu, kami adalah yang pertama di dunia sejauh ini, yang telah menunjukkan netralisasi virus corona dengan vaksin. Kami berharap ini terjadi pada manusia juga," tambah Aurisicchio.
Menurut laporan tersebut, semua kandidat vaksin yang sedang dibuat didasarkan pada bahan genetik dari lonjakan protein DNA. Kandidat vaksin ini disuntikkan dengan teknik yang disebut elektroporasi, yang terdiri dari injeksi intramuskuler diikuti oleh impuls listrik singkat. Cara itu membantu vaksin masuk ke dalam sel dan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh.
Hal tersebut membuat vaksin sangat efektif untuk menghasilkan antibodi fungsional terhadap protein lonjakan, khususnya dalam sel paru-paru yang diketahui paling rentan terhadap virus corona. Berdasarkan temuan ini, para peneliti pun berharap dapat menguji vaksinnya pada manusia setelah musim panas.
Tes yang dilakukan pada tikus menunjukkan bahwa vaksin memiliki antibodi yang bekerja pada sel manusia, sehingga menghalangi virus tersebut menular ke manusia. Tim peneliti selanjutnya mengamati lima kandidat vaksin yang menghasilkan sejumlah besar antibodi, dan memilih dua dengan hasil terbaik.
Terobosan yang dibuat oleh para peneliti di Lazzaro Spallanzani National Institute for Infectious Diseases, Roma, itu bisa menjadi salah satu kemajuan yang paling terlihat di antara ratusan vaksin eksperimental yang sedang diuji di seluruh dunia dalam upaya mencari obat yang mampu menyembuhkan COVID-19.
Sejauh ini setidaknya ada 254.532 orang telah meninggal dunia karena virus tersebut sejak wabah pertama kali muncul di China pada Desember lalu. Sementara lebih dari 3.629.160 kasus telah terkonfirmasi terjadi di 195 negara dan wilayah.
Luigi Aurisicchio selaku CEO Takis, perusahaan yang mengembangkan obat, mengatakan bahwa vaksin kandidat COVID-19 telah menetralkan virus dalam sel manusia untuk pertama kalinya.
"Ini adalah tahap paling maju dari pengujian kandidat vaksin yang dibuat di Italia. Tes manusia diharapkan (selesai) setelah musim panas ini," kata Aurisicchio seperti dilansir laman Times Now News.
Sesuai tes yang dilakukan di Rumah Sakit Spallanzani Roma, vaksin tersebut memiliki antibodi yang dihasilkan pada tikus yang bekerja pada sel manusia.
"Sejauh yang kami tahu, kami adalah yang pertama di dunia sejauh ini, yang telah menunjukkan netralisasi virus corona dengan vaksin. Kami berharap ini terjadi pada manusia juga," tambah Aurisicchio.
Menurut laporan tersebut, semua kandidat vaksin yang sedang dibuat didasarkan pada bahan genetik dari lonjakan protein DNA. Kandidat vaksin ini disuntikkan dengan teknik yang disebut elektroporasi, yang terdiri dari injeksi intramuskuler diikuti oleh impuls listrik singkat. Cara itu membantu vaksin masuk ke dalam sel dan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh.
Hal tersebut membuat vaksin sangat efektif untuk menghasilkan antibodi fungsional terhadap protein lonjakan, khususnya dalam sel paru-paru yang diketahui paling rentan terhadap virus corona. Berdasarkan temuan ini, para peneliti pun berharap dapat menguji vaksinnya pada manusia setelah musim panas.
(tsa)
tulis komentar anda