5 Fakta Tentang Sabu yang Jadi Barang Bukti Millen Cyrus
Senin, 23 November 2020 - 09:03 WIB
JAKARTA - Millen Cyrus ditangkap polisi pada Sabtu (21/11) pukul 00.05 WIB karena tersangkut kasus narkoba. Keponakan Ashanty ini diamankan Polres Pelabuhan Tanjung Priok di kamar hotel di kawasan Jakarta Utara dengan barang bukti sabu.
Metafetamin atau dikenal dengan nama sabu-sabu merupakan obat terlarang. Sabu sebagai obat psikostimulan yang sangat adiktif dan mirip dengan amfetamin. Ini digunakan untuk efek euforia yang kuat, mirip dengan kokain. (Baca juga: Selain Millen Cyrus, 9 Artis Ini juga Tersangkut Narkoba )
Sabu meningkatkan tingkat dopamin dan norepinefrin yang terjadi secara alami di otak. Efeknya bertahan lebih lama dibandingkan dengan kokain, lebih murah, dan mudah dibuat dengan bahan yang umum tersedia.
Seperti diketahui, amfetamin pertama kali digunakan sebagai dekongestan hidung dan stimulator pernapasan. Selama Perang Dunia 2, sabu mirip dengan struktur amfetamin digunakan untuk membuat personel militer tetap waspada dan untuk meningkatkan daya tahan dan suasana hati.
Sabu mudah diproduksi dan merupakan obat yang manjur sehingga tetap merupakan penyalahgunaan obat yang serius. Penggunaan jangka panjang dan penyalahgunaan dikaitkan dengan efek berbahaya dan bahkan mematikan.
Beberapa orang lebih memilih sabu daripada obat-obatan terlarang lainnya karena rasa euforia yang diberikannya bisa bertahan hingga 12 jam. Ini adalah durasi yang lebih lama daripada kokain, obat dengan efek serupa. Berikut fakta singkat tentang sabu seperti dilansir Medical News Today, Senin (23/11). (Baca juga: Makin Dekat, Kalina Oktarani Peluk Anak-anak Vicky Prasetyo )
1. Sabu bersifat neurotoksik dan dapat merusak neuron dopamin dan serotonin di otak.
2. Sebagian besar sabu dibuat secara ilegal dan mungkin mengandung kafein, bedak, dan zat beracun lainnya.
3. Penggunaan sabu terkait dengan frekuensi hubungan seksual tanpa kondom yang lebih tinggi dan perilaku kekerasan.
4. Studi menunjukkan bahwa sabu dapat menyebabkan perubahan struktural dan fungsional di otak yang terkait dengan emosi dan memori, dan beberapa di antaranya mungkin tidak dapat diubah.
5. . Toksisitas meningkat bila digunakan dengan alkohol, kokain atau opiat.
Metafetamin atau dikenal dengan nama sabu-sabu merupakan obat terlarang. Sabu sebagai obat psikostimulan yang sangat adiktif dan mirip dengan amfetamin. Ini digunakan untuk efek euforia yang kuat, mirip dengan kokain. (Baca juga: Selain Millen Cyrus, 9 Artis Ini juga Tersangkut Narkoba )
Sabu meningkatkan tingkat dopamin dan norepinefrin yang terjadi secara alami di otak. Efeknya bertahan lebih lama dibandingkan dengan kokain, lebih murah, dan mudah dibuat dengan bahan yang umum tersedia.
Seperti diketahui, amfetamin pertama kali digunakan sebagai dekongestan hidung dan stimulator pernapasan. Selama Perang Dunia 2, sabu mirip dengan struktur amfetamin digunakan untuk membuat personel militer tetap waspada dan untuk meningkatkan daya tahan dan suasana hati.
Sabu mudah diproduksi dan merupakan obat yang manjur sehingga tetap merupakan penyalahgunaan obat yang serius. Penggunaan jangka panjang dan penyalahgunaan dikaitkan dengan efek berbahaya dan bahkan mematikan.
Beberapa orang lebih memilih sabu daripada obat-obatan terlarang lainnya karena rasa euforia yang diberikannya bisa bertahan hingga 12 jam. Ini adalah durasi yang lebih lama daripada kokain, obat dengan efek serupa. Berikut fakta singkat tentang sabu seperti dilansir Medical News Today, Senin (23/11). (Baca juga: Makin Dekat, Kalina Oktarani Peluk Anak-anak Vicky Prasetyo )
1. Sabu bersifat neurotoksik dan dapat merusak neuron dopamin dan serotonin di otak.
2. Sebagian besar sabu dibuat secara ilegal dan mungkin mengandung kafein, bedak, dan zat beracun lainnya.
3. Penggunaan sabu terkait dengan frekuensi hubungan seksual tanpa kondom yang lebih tinggi dan perilaku kekerasan.
4. Studi menunjukkan bahwa sabu dapat menyebabkan perubahan struktural dan fungsional di otak yang terkait dengan emosi dan memori, dan beberapa di antaranya mungkin tidak dapat diubah.
5. . Toksisitas meningkat bila digunakan dengan alkohol, kokain atau opiat.
(tdy)
Lihat Juga :
tulis komentar anda