Mengenal Imunoterapi, Pengobatan Kanker Paru Terkini
Kamis, 26 November 2020 - 03:01 WIB
JAKARTA - Saat ini pengobatan kanker paru di Indonesia telah tersedia dalam beberapa pilihan, seperti operasi, kemoterapi, terapi radiasi, terapi target, dan yang paling terbaru ialah imunoterapi.
Pengobatan inovatif imunoterapi merupakan sebuah metode pengobatan kanker yang mengoptimalkan kemampuan imun tubuh untuk digunakan sebagai senjata dalam melawan sel kanker. (Baca juga: Aktor Pendukung Positif Covid-19, Dua Drama Korea Ini Setop Syuting )
Dokter Spesialis Paru Konsultan Onkologi Dr. Sita Laksmi Andarini, PhD, Sp.P(K), menyampaikan, Indonesia telah mengenal imunoterapi untuk kanker paru sejak 2016, yang cara kerjanya menstimulasi sistem imun tubuh untuk memberikan respons imunitas antitumo, sehingga meningkatkan harapan hidup pasien-pasien kanker paru stadium lanjut menjadi lebih panjang dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Cara kerja imunoterapi berbeda dengan kemoterapi. Kemoterapi berfungsi untuk membunuh sel kanker, sedangkan imunoterapi meningkatkan respons imunitas antitumor.
“Lebih jelasnya, sistem kerja dari pengobatan imunoterapi ini adalah langsung menyasar atau menghambat pertemuan sel imun yang kerap dimanfaatkan oleh sel kanker untuk menghindari serangan dari sistem imun atau daya tahan tubuh. Dengan begitu, sistem kekebalan pada penderita kanker akan jauh lebih aktif untuk melawan sel kanker tersebut,” kata dr Sita dalam edukasi publik #LUNGTalk, bertajuk “Akses Pengobatan Kanker Paru: Tantangan dan Harapan”.
Menurutnya, terdapat beberapa jenis imunoterapi untuk pasien kanker paru yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien kanker, antara lain imunoterapi penghambat ‘checkpoint’ sistem imun, vaksin kanker berupa vaksin terapeutik untuk membunuh sel kanker, dan terapi sel t adoptive yang mengubah salah satu jenis sel darah putih pada penderita kanker untuk dapat kembali menyerang sel kanker.
“Kehadiran imunoterapi menjawab tantangan dari metode pengobatan kanker terdahulu, yaitu peningkatan respons terapi dan peningkatan kualitas hidup. Selain itu, adanya pengobatan kanker paru yang inovatif juga dapat memberikan optimisme dan proses pengobatan yang lebih baik, khususnya bagi pasien kanker,” tambah Dr. Sita. (Baca juga: Hadapi Penyakit Kanker, Feby Febiola Pasrahkan Hidup Sama Tuhan )
Metode imunoterapi akan dilakukan oleh pasien hingga mereka ada perkembangan penyembuhan. Selain itu, mereka akan diperiksa dan dilihat juga apakah ada efek samping yang bisa ditoleransi atau tidak. Sebuah riset yang diterbitkan University of Wollongong, Australia pada 2019 menyatakan bahwa tingkat kelangsungan hidup keseluruhan rata-rata dari terapi imuno onkologi mencapai 30 bulan.
Pengobatan inovatif imunoterapi merupakan sebuah metode pengobatan kanker yang mengoptimalkan kemampuan imun tubuh untuk digunakan sebagai senjata dalam melawan sel kanker. (Baca juga: Aktor Pendukung Positif Covid-19, Dua Drama Korea Ini Setop Syuting )
Dokter Spesialis Paru Konsultan Onkologi Dr. Sita Laksmi Andarini, PhD, Sp.P(K), menyampaikan, Indonesia telah mengenal imunoterapi untuk kanker paru sejak 2016, yang cara kerjanya menstimulasi sistem imun tubuh untuk memberikan respons imunitas antitumo, sehingga meningkatkan harapan hidup pasien-pasien kanker paru stadium lanjut menjadi lebih panjang dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Cara kerja imunoterapi berbeda dengan kemoterapi. Kemoterapi berfungsi untuk membunuh sel kanker, sedangkan imunoterapi meningkatkan respons imunitas antitumor.
“Lebih jelasnya, sistem kerja dari pengobatan imunoterapi ini adalah langsung menyasar atau menghambat pertemuan sel imun yang kerap dimanfaatkan oleh sel kanker untuk menghindari serangan dari sistem imun atau daya tahan tubuh. Dengan begitu, sistem kekebalan pada penderita kanker akan jauh lebih aktif untuk melawan sel kanker tersebut,” kata dr Sita dalam edukasi publik #LUNGTalk, bertajuk “Akses Pengobatan Kanker Paru: Tantangan dan Harapan”.
Menurutnya, terdapat beberapa jenis imunoterapi untuk pasien kanker paru yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien kanker, antara lain imunoterapi penghambat ‘checkpoint’ sistem imun, vaksin kanker berupa vaksin terapeutik untuk membunuh sel kanker, dan terapi sel t adoptive yang mengubah salah satu jenis sel darah putih pada penderita kanker untuk dapat kembali menyerang sel kanker.
“Kehadiran imunoterapi menjawab tantangan dari metode pengobatan kanker terdahulu, yaitu peningkatan respons terapi dan peningkatan kualitas hidup. Selain itu, adanya pengobatan kanker paru yang inovatif juga dapat memberikan optimisme dan proses pengobatan yang lebih baik, khususnya bagi pasien kanker,” tambah Dr. Sita. (Baca juga: Hadapi Penyakit Kanker, Feby Febiola Pasrahkan Hidup Sama Tuhan )
Metode imunoterapi akan dilakukan oleh pasien hingga mereka ada perkembangan penyembuhan. Selain itu, mereka akan diperiksa dan dilihat juga apakah ada efek samping yang bisa ditoleransi atau tidak. Sebuah riset yang diterbitkan University of Wollongong, Australia pada 2019 menyatakan bahwa tingkat kelangsungan hidup keseluruhan rata-rata dari terapi imuno onkologi mencapai 30 bulan.
(tdy)
tulis komentar anda