10 Daftar Penyakit Mematikan, Apakah Covid-19 Termasuk?

Minggu, 29 November 2020 - 05:25 WIB
Ternyata penyakit yang paling mematikan adalah yang perkembangannya lambat. / Foto: Ilustrasi/ist
JAKARTA - Ketika membicarakan penyakit paling mematikan, Anda mungkin cenderung membayangkan penyakit dengan gejala visual yang parah yang menjadi berita utama karena penyebarannya yang cepat dan nyawa yang hilang.

( )

Sebaliknya, banyak penyakit yang memiliki karakteristik tersebut tidak membunuh orang sebanyak yang diyakini, bahkan tidak termasuk dalam 10 besar penyebab kematian di seluruh dunia. Ternyata penyakit yang paling mematikan adalah yang perkembangannya lambat. Dari 56,4 juta kematian pada 2015, 68% disebabkan oleh kondisi kronis jangka panjang.

Berbeda dengan penyakit dengan penyebaran yang cepat dan akibat yang merugikan, penyakit mematikan yang berlangsung lambat dapat dipantau dan dikendalikan. Dengan diagnosis yang tepat, perawatan preventif dan nasihat dari penyedia layanan kesehatan, pasien dapat mengambil langkah-langkah untuk menurunkan risiko akibat fatal.



Berikut adalah 10 penyakit teratas yang membunuh paling banyak orang di seluruh dunia setiap tahun menurut Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) seperti dilansir The Star, Sabtu (28/11).

1. Penyakit arteri koroner

Penyakit paling mematikan bagi manusia modern saat ini adalah penyakit arteri koroner, yang juga dikenal dengan penyakit jantung iskemik. Ketika pembuluh darah seseorang menyempit karena kerusakan, mereka berisiko tinggi terkena penyakit jantung. Gejala penyakit ini berupa aritmia, nyeri dada, dan gagal jantung. Penyakit arteri koroner dapat dihindari dengan mempertahankan gaya hidup yang mendorong kesehatan jantung.

2. Stroke

Stroke dapat terjadi ketika arteri di otak tersumbat atau bocor. Otak kemudian akan kekurangan oksigen dan sel-sel akan mulai mati dalam beberapa menit. Gejala stroke termasuk mati rasa di beberapa bagian tubuh, kesulitan berjalan atau melihat, dan kebingungan. Mungkin saja untuk pulih dari stroke, tetapi jika tidak diobati, dapat menyebabkan kecacatan jangka panjang. Mendapatkan perawatan dalam waktu tiga jam setelah mengalami stroke akan mengurangi kemungkinan kecacatan jangka panjang. Secara umum, kebiasaan kesehatan yang baik dapat menurunkan risiko Anda.
Halaman :
Lihat Juga :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!